- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
HOT NEWS 5 gol bunuh diri!! SEPAK BOLA GAJAH PSIS Semarang vs PSS Sleman
TS
tacam
HOT NEWS 5 gol bunuh diri!! SEPAK BOLA GAJAH PSIS Semarang vs PSS Sleman
Akibat Kompetisi Diatur Bandar Suap dan Judi
PSS SLEMAN Dan PSIS SEMARANG CIPTAKAN SEPAK BOLA ‘DAGELAN
SRIMULAT’ DENGAN LIMA KALI CETAK GOL BUNUH DIRI
Masih dalam bulan Oktober, tepatnya 6 Oktober lalu, CN menulis
artikel di akun facebook ini, judulnya : 8 Besar Liga Indonesia
2014, BORNEO FC PASTI LOLOS KE ISL KARENA DIDUKUNG BANDAR
JUDI. Judul tersebut tadi, sangat berkaitan dengan pertandingan
yang berlangsung, 26 Oktober 2014, di Lapangan Sasana Krida
AAU, Jogjakarta antara tuan rumah PSS Sleman vs PSIS Semarang.
Hasilnya, 3 – 2 untuk PSS Sleman. Hanya saja, kelima gol yang
tercipta semuanya dicetak melalui gol bunuh diri dari pemainnya
masing-masing.
Ini tidak lagi seperti ‘Sepak Bola Gajah’ di Kompetisi PSSI
Perserikatan, Wilayah Timur antara Persebaya Surabaya vs
Persipura dengan skor 0 – 12 di Stadion Tambaksari 10 November
Surabaya, musim 1987 – 1988. Hanya dengan satu alasan, agar
PSIS Semarang tidak lolos ke-6 Besar. Inilah permainan sabun
yang paling menjijikan saatdigagas manajer H. Agil Ali dengan
mengalah 0 - 12 kepada Persipura jayapura di kandang sendiri.
Dalam format internasional, sepak bola Indonesia kembali
tercemar oleh ulah Mursyid Effendi, bek tengah (stopper) asal
Persebaya Surabaya saat memperkuat tim nasional Indonesia di
Piala Tiger 1998. Tampil apik sepanjang babak penyisihan Piala
Tiger (sekarang Piala AFF) seharusnya menjanjikan gelar bagi tim
asuhan Rusdi Bahalwan ini. Namun, dengan alasan takut bertemu
tuan rumah Vietnam di semi final, Indonesia memilih 'tak
menang' saat melawan Thailand dalam penyisihan grup.
Satu gol bunuh diri Mursyid Effendi yang disambut gembira oleh
kawan-kawan setimnya membuat Indonesia kalah 2-3. Namun
akhirnya di semi final, Indonesia justru ditekuk Singapura. Tim
yang dimanajeri Nurdin Halid ini pun akhirnya gigit jari. Hingga
saat ini, Mursyid tak mau buka mulut soal siapa yang
memerintahkan tim itu untuk mengalah dari Thailand. Sungguh
permainan yang sangat melenceng dari FAIRPLAY sebagai simbol
kebanggaan FIFA dan semua anggotanya.
Namun, sore ini sepak bola Indonesia kembali ‘DITAMPAR’ oleh
anggotanya sendiri, saat partai terakhir PSS Sleman vs PSIS
Semarang. Kedua tim ini berebut posisi juara dan runner up Grup
N, yang dihuni PSGS Ciamis, PSIS Semarang, PSS Sleman dan
Persiwa Wamena. Mengapa ditampar?
Pasalnya, kedua tim tersebut tidak ingin menang. Karena, jika
sebagai pemenangnya, maka akan menghadapi juara Divisi Utama
yang sesungguhnya (walaupun belum sampai ke semifinal dan
final) Borneo FC Samarinda yang sudah digadang-gadang sejak
awal oleh bos Bandar suap VIGIT WALUYO.
Dalam waktu yang bersamaan, partai Grup P, antara Borneo FC vs
Persis Solo sampai tulisan ini diturunkan, posisinya Borneo FC
menang WO, akibat Persis Solo tidak berani masuk kota
Samarinda, dan hanya berani datang sampai kota Balikpapan.
Sedangkan, partai lainnya, Martapura FC vs PSCS Cilacap
dimenangkan tuan rumah 1 – 0. Sehingga, hasil klasemen akhir 8
Besar Divisi Utama, Martapura FC sebagai juara, sedangkan Borneo
FC sebagai runner up. Sementara, dengan pertandingan ‘Dagelan’
PSS Sleman vs PSIS Semarang berakhir 3 – 2, maka juara grup PSS
Sleman dan runner up PSIS Semarang.
Sejak awal, penggemar sepak bola Indonesia, sudah sangat paham
sekali, bahwa dalam Divisi Utama, penyuap kelas kakap Vigit
Waluyo sudah meng-order bahwa Borneo FC Samarinda dijamin
juara dan lolos ke ISL musim 2015. Oleh sebab itu, siapa saja yang
akan menghadapi Borneo di semifinal akan kena sial dan dijamin
kalah, baik itu PSS Sleman atau pun PSIS Semarang.
5 KALI GOL BUNUH DIRI
Oleh sebab itu, kedua tim Minggu sore tadi, mencoba bermain
‘sandiwara’ untuk tidak saling menyerang, dan selalu bermain di
derahnya sendiri, sambil menunggu hasil di Grup P. Namun,
setelah 45 menit babak pertama selesain, masih dalam kondisi 0 –
0. Sepertinya, kedua tim saling terpancing emosinya, untuk
melakukan hal-hal diluar FAIRPLAY.
Para pemain hanya terpaku di wilayah permainannya sendiri saat
laga antara PSS Sleman melawan PSIS Semarang. Kedua tim
menyajikan tontonan sepak bola “DAGELAN”
sejak peluit kick-off dibunyikan wasit Hulman Simangunsong.
Seluruh pemain kedua tim, tak berhasrat mencetak gol, apalagi
menang. Baik tuan rumah PSS maupun tamunya PSIS, sering
bermain-main di daerahnya sendiri di kotak penalti masing-
masing tanpa ada keinginan menyerang.
Bahkan pemain PSIS, Saptono harus menjadi bek PSS Sleman agar
gawang Sleman terhindar dari kebobolan pemainnya sendiri.
Seolah-olah bermain ‘Gaya Srimulat’ dalam laga ini pun akhirnya
dimulai pada menit 78. Gelandang PSS Sleman, Agus Setiawan
menceak gol ke gawangnya sendiri. Gol bunuh diri akhirnya
dihadirkan pemain PSS pada menit ke-78 melalui kaki
gelandangnya Agus Setiawan. Agus melepaskan tembakan ke
gawangnya sendiri di mana tidak direspon kipernya, Riyono.
Sepuluh menit berselang, kembal pemain PSS Sleman, Hermawan
Putra Jati mengoyak gawangnya sendiri dan membuat PSIS
Semarang unggul 2-0.
Asal tahu saja, gol demi gol bunuh diri bisa terjadi, setelah
mendengar informasi hasil pertandingan Grup P yang
mempertemukan Borneo FC vs Persis Solo dan Martapura FC vs
PSCS belum diketahui. Namun saat setelah pertandingan memasuki
menit-menit akhir, ketika diketahui bahwa Borneo FC menang WO
atas Persis menjadi runner-up Grup P dan Martapura FC yang
menang 1-0 atas PSCS menjadi juara Grup P, PSS dan PSIS
berusaha kalah sehingga menjadi runner-up untuk bertemu
Martapura FC di semifinal dalam laga silang di semifinal.
PSIS sejak awal juga tidak berniat menang, merasa kesal melihat
tim lawan mencetak dua gol bunuh diri. Tim berjuluk Mahesa Jenar
ini pun tak tanggung membalas tiga gol bunuh diri di sisa waktu
pertandingan. Gol bunuh diri pertama PSIS lahir dari Fadli Manan
menit ke-89, dua gol bunuh diri lainnya oleh Komaedy menit ke
90+1 dan 90+3.
Anehnya, setelah terjadi lima kali melakukan gol bunuh diri,
sepertinya dalam siaran langsung yang disiarkan oleh BERITA SATU
TV itu, pihak PSS Sleman masih ngotot ingin melakukan gol bunuh
diri lagi. Beruntung wasit Hulman Simangunsong asal Jakarta lebih
dulu membunyikan peluit panjangnya. Bayangkan saja, kedua tim
ini tanpa punya rasa malu, masih berlomba-lomba memasukan
bola ke gawang sendiri.
Saran CN hanya satu. Joko Driyono sebagai CEO PT Liga Indonesia,
tak perlu lagi menyelidiki kasus jual beli pertandingan lewat ‘5 gol
bunuh diri’ tersebut. Lebih bagus, gugurkan PSS Sleman dan PSIS
Semarang untuk degradasi ke Divisi SATU, dan kasih kesempatan
PSGS Ciamis dan Persiwa Wamena untuk lolos ke semifinal.
Walaupun, dari hasil tersebut tetap saja yang akan menjadi juara
adalah Borneo FC Samarinda, sebagai juara karena menyuap
bandar judi untuk mengatur agar timnya juara, lewat bandar judi-
suap Vigit Waluyo dan kaki tanganya.
PSS Sleman vs PSIS Semarang 3 – 2, Minggu, 26 Oktober 2014,
Pukul 15.30, Lapangan Sasana Krida AAU, Sleman Jogjakarta,
Pengawas Pertandingan : Jufrial, Wasit : Hulman Simangunsong,
Asisten Wasit 1 : Arif Zainal Muttaqin, Asisten Wasit 2 : Agus Prima
Aspa, Wasit Cadangan : Hamim Tohari
PSS SLEMAN
27 Gratheo Hadi Witama, 19 Wahyu Gunawan, 25 M Marwan, 44
Agus Setyawan, 79 Satrio Aji Saputra, 4 Eko Setyawan Aji, 7
Ridwan Awaludin, 8 Anang Hadi Saputra, 11 Mudah Yulianto, 9
Moniaga Bagus Suwardi, 20 Hermawan Putra Jati. Manajer :
Suparjiono, Pelatih : Herry Kiswanto
PSIS SEMARANG
20 Catur Adi Nugroho, 19 Komaedy, 26 Taufik Hidayat, 29 Sunar
Sulaiman, 42 Anam Syahrul Fitrianto, 8 Vidi Hasiholan, 12 Andik
Rahmat, 23 Elina Soka, 11 Saptono, 17 Franky Mahendra, 24 M
Fadli. Manajer : Wahyu Winarto, Pelatih : Eko Riyadi.
sumber : CN
LINK VIDEO : m.youtube.com/watch?feature=youtu.be&v=h6AxizrOAnM
maaf nubie Sr cuman miris tergugah bikin trit
PSS SLEMAN Dan PSIS SEMARANG CIPTAKAN SEPAK BOLA ‘DAGELAN
SRIMULAT’ DENGAN LIMA KALI CETAK GOL BUNUH DIRI
Masih dalam bulan Oktober, tepatnya 6 Oktober lalu, CN menulis
artikel di akun facebook ini, judulnya : 8 Besar Liga Indonesia
2014, BORNEO FC PASTI LOLOS KE ISL KARENA DIDUKUNG BANDAR
JUDI. Judul tersebut tadi, sangat berkaitan dengan pertandingan
yang berlangsung, 26 Oktober 2014, di Lapangan Sasana Krida
AAU, Jogjakarta antara tuan rumah PSS Sleman vs PSIS Semarang.
Hasilnya, 3 – 2 untuk PSS Sleman. Hanya saja, kelima gol yang
tercipta semuanya dicetak melalui gol bunuh diri dari pemainnya
masing-masing.
Ini tidak lagi seperti ‘Sepak Bola Gajah’ di Kompetisi PSSI
Perserikatan, Wilayah Timur antara Persebaya Surabaya vs
Persipura dengan skor 0 – 12 di Stadion Tambaksari 10 November
Surabaya, musim 1987 – 1988. Hanya dengan satu alasan, agar
PSIS Semarang tidak lolos ke-6 Besar. Inilah permainan sabun
yang paling menjijikan saatdigagas manajer H. Agil Ali dengan
mengalah 0 - 12 kepada Persipura jayapura di kandang sendiri.
Dalam format internasional, sepak bola Indonesia kembali
tercemar oleh ulah Mursyid Effendi, bek tengah (stopper) asal
Persebaya Surabaya saat memperkuat tim nasional Indonesia di
Piala Tiger 1998. Tampil apik sepanjang babak penyisihan Piala
Tiger (sekarang Piala AFF) seharusnya menjanjikan gelar bagi tim
asuhan Rusdi Bahalwan ini. Namun, dengan alasan takut bertemu
tuan rumah Vietnam di semi final, Indonesia memilih 'tak
menang' saat melawan Thailand dalam penyisihan grup.
Satu gol bunuh diri Mursyid Effendi yang disambut gembira oleh
kawan-kawan setimnya membuat Indonesia kalah 2-3. Namun
akhirnya di semi final, Indonesia justru ditekuk Singapura. Tim
yang dimanajeri Nurdin Halid ini pun akhirnya gigit jari. Hingga
saat ini, Mursyid tak mau buka mulut soal siapa yang
memerintahkan tim itu untuk mengalah dari Thailand. Sungguh
permainan yang sangat melenceng dari FAIRPLAY sebagai simbol
kebanggaan FIFA dan semua anggotanya.
Namun, sore ini sepak bola Indonesia kembali ‘DITAMPAR’ oleh
anggotanya sendiri, saat partai terakhir PSS Sleman vs PSIS
Semarang. Kedua tim ini berebut posisi juara dan runner up Grup
N, yang dihuni PSGS Ciamis, PSIS Semarang, PSS Sleman dan
Persiwa Wamena. Mengapa ditampar?
Pasalnya, kedua tim tersebut tidak ingin menang. Karena, jika
sebagai pemenangnya, maka akan menghadapi juara Divisi Utama
yang sesungguhnya (walaupun belum sampai ke semifinal dan
final) Borneo FC Samarinda yang sudah digadang-gadang sejak
awal oleh bos Bandar suap VIGIT WALUYO.
Dalam waktu yang bersamaan, partai Grup P, antara Borneo FC vs
Persis Solo sampai tulisan ini diturunkan, posisinya Borneo FC
menang WO, akibat Persis Solo tidak berani masuk kota
Samarinda, dan hanya berani datang sampai kota Balikpapan.
Sedangkan, partai lainnya, Martapura FC vs PSCS Cilacap
dimenangkan tuan rumah 1 – 0. Sehingga, hasil klasemen akhir 8
Besar Divisi Utama, Martapura FC sebagai juara, sedangkan Borneo
FC sebagai runner up. Sementara, dengan pertandingan ‘Dagelan’
PSS Sleman vs PSIS Semarang berakhir 3 – 2, maka juara grup PSS
Sleman dan runner up PSIS Semarang.
Sejak awal, penggemar sepak bola Indonesia, sudah sangat paham
sekali, bahwa dalam Divisi Utama, penyuap kelas kakap Vigit
Waluyo sudah meng-order bahwa Borneo FC Samarinda dijamin
juara dan lolos ke ISL musim 2015. Oleh sebab itu, siapa saja yang
akan menghadapi Borneo di semifinal akan kena sial dan dijamin
kalah, baik itu PSS Sleman atau pun PSIS Semarang.
5 KALI GOL BUNUH DIRI
Oleh sebab itu, kedua tim Minggu sore tadi, mencoba bermain
‘sandiwara’ untuk tidak saling menyerang, dan selalu bermain di
derahnya sendiri, sambil menunggu hasil di Grup P. Namun,
setelah 45 menit babak pertama selesain, masih dalam kondisi 0 –
0. Sepertinya, kedua tim saling terpancing emosinya, untuk
melakukan hal-hal diluar FAIRPLAY.
Para pemain hanya terpaku di wilayah permainannya sendiri saat
laga antara PSS Sleman melawan PSIS Semarang. Kedua tim
menyajikan tontonan sepak bola “DAGELAN”
sejak peluit kick-off dibunyikan wasit Hulman Simangunsong.
Seluruh pemain kedua tim, tak berhasrat mencetak gol, apalagi
menang. Baik tuan rumah PSS maupun tamunya PSIS, sering
bermain-main di daerahnya sendiri di kotak penalti masing-
masing tanpa ada keinginan menyerang.
Bahkan pemain PSIS, Saptono harus menjadi bek PSS Sleman agar
gawang Sleman terhindar dari kebobolan pemainnya sendiri.
Seolah-olah bermain ‘Gaya Srimulat’ dalam laga ini pun akhirnya
dimulai pada menit 78. Gelandang PSS Sleman, Agus Setiawan
menceak gol ke gawangnya sendiri. Gol bunuh diri akhirnya
dihadirkan pemain PSS pada menit ke-78 melalui kaki
gelandangnya Agus Setiawan. Agus melepaskan tembakan ke
gawangnya sendiri di mana tidak direspon kipernya, Riyono.
Sepuluh menit berselang, kembal pemain PSS Sleman, Hermawan
Putra Jati mengoyak gawangnya sendiri dan membuat PSIS
Semarang unggul 2-0.
Asal tahu saja, gol demi gol bunuh diri bisa terjadi, setelah
mendengar informasi hasil pertandingan Grup P yang
mempertemukan Borneo FC vs Persis Solo dan Martapura FC vs
PSCS belum diketahui. Namun saat setelah pertandingan memasuki
menit-menit akhir, ketika diketahui bahwa Borneo FC menang WO
atas Persis menjadi runner-up Grup P dan Martapura FC yang
menang 1-0 atas PSCS menjadi juara Grup P, PSS dan PSIS
berusaha kalah sehingga menjadi runner-up untuk bertemu
Martapura FC di semifinal dalam laga silang di semifinal.
PSIS sejak awal juga tidak berniat menang, merasa kesal melihat
tim lawan mencetak dua gol bunuh diri. Tim berjuluk Mahesa Jenar
ini pun tak tanggung membalas tiga gol bunuh diri di sisa waktu
pertandingan. Gol bunuh diri pertama PSIS lahir dari Fadli Manan
menit ke-89, dua gol bunuh diri lainnya oleh Komaedy menit ke
90+1 dan 90+3.
Anehnya, setelah terjadi lima kali melakukan gol bunuh diri,
sepertinya dalam siaran langsung yang disiarkan oleh BERITA SATU
TV itu, pihak PSS Sleman masih ngotot ingin melakukan gol bunuh
diri lagi. Beruntung wasit Hulman Simangunsong asal Jakarta lebih
dulu membunyikan peluit panjangnya. Bayangkan saja, kedua tim
ini tanpa punya rasa malu, masih berlomba-lomba memasukan
bola ke gawang sendiri.
Saran CN hanya satu. Joko Driyono sebagai CEO PT Liga Indonesia,
tak perlu lagi menyelidiki kasus jual beli pertandingan lewat ‘5 gol
bunuh diri’ tersebut. Lebih bagus, gugurkan PSS Sleman dan PSIS
Semarang untuk degradasi ke Divisi SATU, dan kasih kesempatan
PSGS Ciamis dan Persiwa Wamena untuk lolos ke semifinal.
Walaupun, dari hasil tersebut tetap saja yang akan menjadi juara
adalah Borneo FC Samarinda, sebagai juara karena menyuap
bandar judi untuk mengatur agar timnya juara, lewat bandar judi-
suap Vigit Waluyo dan kaki tanganya.
PSS Sleman vs PSIS Semarang 3 – 2, Minggu, 26 Oktober 2014,
Pukul 15.30, Lapangan Sasana Krida AAU, Sleman Jogjakarta,
Pengawas Pertandingan : Jufrial, Wasit : Hulman Simangunsong,
Asisten Wasit 1 : Arif Zainal Muttaqin, Asisten Wasit 2 : Agus Prima
Aspa, Wasit Cadangan : Hamim Tohari
PSS SLEMAN
27 Gratheo Hadi Witama, 19 Wahyu Gunawan, 25 M Marwan, 44
Agus Setyawan, 79 Satrio Aji Saputra, 4 Eko Setyawan Aji, 7
Ridwan Awaludin, 8 Anang Hadi Saputra, 11 Mudah Yulianto, 9
Moniaga Bagus Suwardi, 20 Hermawan Putra Jati. Manajer :
Suparjiono, Pelatih : Herry Kiswanto
PSIS SEMARANG
20 Catur Adi Nugroho, 19 Komaedy, 26 Taufik Hidayat, 29 Sunar
Sulaiman, 42 Anam Syahrul Fitrianto, 8 Vidi Hasiholan, 12 Andik
Rahmat, 23 Elina Soka, 11 Saptono, 17 Franky Mahendra, 24 M
Fadli. Manajer : Wahyu Winarto, Pelatih : Eko Riyadi.
sumber : CN
LINK VIDEO : m.youtube.com/watch?feature=youtu.be&v=h6AxizrOAnM
maaf nubie Sr cuman miris tergugah bikin trit
0
3.1K
23
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan