- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Edann..., Sudah jual aset sekolahan, masih memungut juga uang dari ortu siswa/ wal


TS
ridhataalla
Edann..., Sudah jual aset sekolahan, masih memungut juga uang dari ortu siswa/ wal
Memang benar jika jaman sekarang ini bisa dikatakan jaman edan beneran. Betapa tidak edannya biaya sekolah yang sudah dapat bantuan dari pemerintah pusat, yakni berupa BOS untuk para siswa dan BOP untuk biaya operasi sekolahan, ternyata masih banyak juga sekolah yang dengan jelas-jelas memungut lagi uang dari orang tua/ wali murid dengan dalih masih mengalami kekurangan biaya operasional. Ironisnya PUNGUTAN LIAR (PUNGLI) itu terjadi di beberapa sekolah menengah atas dan sekolah menengah kejuruan di Kota Semarang.
Salah satu contohnya SMA Negeri 4 Semarang yang terletak di Jalan Karang rejo, Banyumanik ini, hingga detik ini masih MEMUNGUT uang dari orang tua/ wali murid yang besarnya antara Rp. 100 ribu hingga 200 ribuan, untuk setiap bulannya pada semua siswa dari kelas 1 sampai kelas 3.
Sedangkan SMA Negeri 9, juga melakukan PUNGUTAN yang sama namun jumlahnya sedikit berkurang, yakni setiap bulannya sebesar Rp. 75 ribu hingga 100 ribuan saja untuk setiap siswa yang bersekolah di Jalan Cemara Raya tersebut.
Sementara itu di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 11 Semarang, malah lebih parah lagi, sebab sekolahan ini, bukan hanya memungut uang dari orang tua/ siswa, yang sebesar Rp. 265 ribu untuk tiap siswanya (padahal jumlah seluruh siswanya dari kelas 1 hingga kelas 3, sekitar 1500 - an siswa) lagi tetapi masih nekat juga menjual aset sekolahan yang berupa sebuah mini bus (ELF) yang katanya untuk “membayar hutang sekolahan”.
Jika diantara pembaca atau siapapun yang berkepentingan dengan masa depan pendidikan di negeri ini, silahkan saja buktikan dan datang ke sekolah ini, nanti pada Rabu/ 29 Oktober 2014, sekitar pukul 12.00 WIB, karena akan ada pertemuan orang tua/ walimurid yang akan mengambil nilai Ulangan tengah Semester dengan syarat harus membayar terlebih dulu UANG PUNGLI itu. !!!
Lantas jika perilaku oknum Kepala Sekolah dan oknum Komite Sekolah sudah seperti itu, (baca. Bersama-sama merampok uang orang tua/walimurid) kepada siapa lagi mengadu ? Mengadu kekepala diknas setempat, kiranya gak ada hasilnya atau bahkan mungkin malah ditutup-tutupi atau ke Inspektorat Kota Semarang ? Kiranya hasilnya juga sama dengan mengadu ke kepala diknas !
Atau mengadu ke anggota DPRD Kota Semarang yang fungsinya mengawasi eksekutif ? Kukira juga gak ada hasilnya ?
Memang negeri ini benar-benar edan dan edan....
Salah satu contohnya SMA Negeri 4 Semarang yang terletak di Jalan Karang rejo, Banyumanik ini, hingga detik ini masih MEMUNGUT uang dari orang tua/ wali murid yang besarnya antara Rp. 100 ribu hingga 200 ribuan, untuk setiap bulannya pada semua siswa dari kelas 1 sampai kelas 3.
Sedangkan SMA Negeri 9, juga melakukan PUNGUTAN yang sama namun jumlahnya sedikit berkurang, yakni setiap bulannya sebesar Rp. 75 ribu hingga 100 ribuan saja untuk setiap siswa yang bersekolah di Jalan Cemara Raya tersebut.
Sementara itu di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 11 Semarang, malah lebih parah lagi, sebab sekolahan ini, bukan hanya memungut uang dari orang tua/ siswa, yang sebesar Rp. 265 ribu untuk tiap siswanya (padahal jumlah seluruh siswanya dari kelas 1 hingga kelas 3, sekitar 1500 - an siswa) lagi tetapi masih nekat juga menjual aset sekolahan yang berupa sebuah mini bus (ELF) yang katanya untuk “membayar hutang sekolahan”.
Jika diantara pembaca atau siapapun yang berkepentingan dengan masa depan pendidikan di negeri ini, silahkan saja buktikan dan datang ke sekolah ini, nanti pada Rabu/ 29 Oktober 2014, sekitar pukul 12.00 WIB, karena akan ada pertemuan orang tua/ walimurid yang akan mengambil nilai Ulangan tengah Semester dengan syarat harus membayar terlebih dulu UANG PUNGLI itu. !!!
Lantas jika perilaku oknum Kepala Sekolah dan oknum Komite Sekolah sudah seperti itu, (baca. Bersama-sama merampok uang orang tua/walimurid) kepada siapa lagi mengadu ? Mengadu kekepala diknas setempat, kiranya gak ada hasilnya atau bahkan mungkin malah ditutup-tutupi atau ke Inspektorat Kota Semarang ? Kiranya hasilnya juga sama dengan mengadu ke kepala diknas !
Atau mengadu ke anggota DPRD Kota Semarang yang fungsinya mengawasi eksekutif ? Kukira juga gak ada hasilnya ?
Memang negeri ini benar-benar edan dan edan....
0
1.5K
17


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan