- Beranda
- Komunitas
- News
- Entrepreneur Corner
♡★♡CARA KERJASAMA BISNIS ORANG SUKSES♡★♡


TS
megavira23
♡★♡CARA KERJASAMA BISNIS ORANG SUKSES♡★♡
Perlu Disimak, bagaimana bekerjasama bisnis yang baik dan benar..
Pak Victor, saya memilki modal untuk membuka usaha, tetapi saya tidak memiliki kemampuan, tetapi jika saya serahkan ke orang lain, saya tidak bisa percaya, bagaimana jika caranya supaya bisa berjalan dan sistem yang terbaik bagaimana?
(Ini salah satu pertanyaan teman2 yang mengirim email ke saya)
Saya akan jelaskan sebagai alur cerita ya...
Di dunia bisnis, komitmen, tanggungjawab dan kepercayaan sangat penting. Apabila dalam satu hal tersebut di atas tidak terpenuhi, siap2 saja uang Anda akan hilang dalam bisnis yang tidak jelas.
Sebut saja si A memiliki modal dan ingin membuka rumah makan, dia tidak memiliki kemampuan untuk memasak yang enak.
Dia memliki seorang teman yang pandai memasak dan memiliki pengalaman di rumah makan.sebut saja si B. Si B membuat si A sangat berminat dengan janji2nya, dan meminta pembagian hasil untung jika usaha yang dikelola berhasil.
Terjadilah kesepakatan dengan pembagian hasil 70%-30%.
Dalam perjalanan, usaha yang dijalankan tidak sesuai janji indah dari si B dan si A mengalami kerugian besar atas udaha tersebut. Si A tentunya hanya bisa gigit jari atas kejadian itu dan si B hanya bilang sorry dan bye.. bye..
Rusaklah hubungan pertemanan mereka berdua.
Anda tahu salahnya dimana? Apakah si B harusnya diberi gaji saja? Hal ini juga tidak akan menyelesaikan masalah.
Jalan terbaik harusnya si A lebih pandai dalam mengontrol resiko atas dananya.
Bagaimana caranya?
Si B boleh saja tidak mengeluarkan uang, dan hanya menyumbang sebuah keahlian dalam mengelola rumah makan.
Tetapi alangkah bijaknya, harusnya si A meminta bentuk komitmen atas janji dan promosi si B, apabila tidak demikian si B akan kurang tanggungjawab dan komitmennya atas pengelolaan dana dari si A.
Apa harusnya bentuk komitmen dari si B atas hasil 30% yang akan dia peroleh?
1. Si B harus bisa menghitung estimasi profit yang akan diperoleh atas modal si A.
2. Atas estimasi tersebut maka akan keluar profit masing2, dan itu adalah janji si B.
3. Si A jika dia paham benar bisnis, maka si A akan meminta jaminan atas estimasi profit yang dikeluarkan oleh si B. Nilai 30% itu adalah uang, masa kalau untung sama2 menikmati, kalau rugi hanya A yang menanggung?
4. Si B harus bisa mengeluarkan personal guarantee atas janjinya, bisa berupa surat berharga, barang bergerak atau tidak bergerak atau membuat surat peryataan hutang kepada si A yang setara dengan 30%.
5. Bagaimana jika si B tidak punya? Ya buatlah surat hutang jika sampai terjadi rugi. Kalau dapat jaminan komitmen berupa surat berharga dll akan lebih bagus.
6. Bagaiman jika si B menolak? Si A harus tanda tanya besar, kenapa si B tidak mau? Apakah janjinya omong kosong? Atau si B tidak yakin? Jika demikian lupakanlah si B, masih banyak B lain yang memilki kemapuan dan membutuhkan permodalan.
7. Apakah ini kejam? Tidak, ini adalah bentuk suatu kerjasama bisnis yang aman dan profesional.
Pertanyaan selanjutnya, bagaimana kalau kita yang menjadi B, komitmen apa yang bisa kita tarik dari si A?
Kita bisa memgambil sebagian dari hasil 30% atas dasar profit yang dibuat.
Caranya? Kita bisa ambil 10% di depan sebagai komitmen si A sebagai biaya jasa operasional si B. Jadi jika sepakat di awal 30%, dan si A mau memberi 10% untuk jasa kerja si B, kita bisa nego komposisi profit, mungkin 75%-25%.
Kenapa si A harus mau? Ya jika tidak demikian, bagaimana jika usaha restoran berkembang pesat dan si B disingkirkan??
Ini adalah cara bernego yang yang baik, si A dapat komitmen dari B dan si B dapat komitmen dari A.
Jadi dalam berbisnis ketiga hal di atas harus dipenuhi.
Jangan gara2 uang, hubungan pertemanan atau persahabatan rusak.
Semoga bermanfaat dan jadilah bijak dalam hidup Anda!






Pak Victor, saya memilki modal untuk membuka usaha, tetapi saya tidak memiliki kemampuan, tetapi jika saya serahkan ke orang lain, saya tidak bisa percaya, bagaimana jika caranya supaya bisa berjalan dan sistem yang terbaik bagaimana?
(Ini salah satu pertanyaan teman2 yang mengirim email ke saya)
Saya akan jelaskan sebagai alur cerita ya...
Di dunia bisnis, komitmen, tanggungjawab dan kepercayaan sangat penting. Apabila dalam satu hal tersebut di atas tidak terpenuhi, siap2 saja uang Anda akan hilang dalam bisnis yang tidak jelas.
Sebut saja si A memiliki modal dan ingin membuka rumah makan, dia tidak memiliki kemampuan untuk memasak yang enak.
Dia memliki seorang teman yang pandai memasak dan memiliki pengalaman di rumah makan.sebut saja si B. Si B membuat si A sangat berminat dengan janji2nya, dan meminta pembagian hasil untung jika usaha yang dikelola berhasil.
Terjadilah kesepakatan dengan pembagian hasil 70%-30%.
Dalam perjalanan, usaha yang dijalankan tidak sesuai janji indah dari si B dan si A mengalami kerugian besar atas udaha tersebut. Si A tentunya hanya bisa gigit jari atas kejadian itu dan si B hanya bilang sorry dan bye.. bye..
Rusaklah hubungan pertemanan mereka berdua.
Anda tahu salahnya dimana? Apakah si B harusnya diberi gaji saja? Hal ini juga tidak akan menyelesaikan masalah.
Jalan terbaik harusnya si A lebih pandai dalam mengontrol resiko atas dananya.
Bagaimana caranya?
Si B boleh saja tidak mengeluarkan uang, dan hanya menyumbang sebuah keahlian dalam mengelola rumah makan.
Tetapi alangkah bijaknya, harusnya si A meminta bentuk komitmen atas janji dan promosi si B, apabila tidak demikian si B akan kurang tanggungjawab dan komitmennya atas pengelolaan dana dari si A.
Apa harusnya bentuk komitmen dari si B atas hasil 30% yang akan dia peroleh?
1. Si B harus bisa menghitung estimasi profit yang akan diperoleh atas modal si A.
2. Atas estimasi tersebut maka akan keluar profit masing2, dan itu adalah janji si B.
3. Si A jika dia paham benar bisnis, maka si A akan meminta jaminan atas estimasi profit yang dikeluarkan oleh si B. Nilai 30% itu adalah uang, masa kalau untung sama2 menikmati, kalau rugi hanya A yang menanggung?
4. Si B harus bisa mengeluarkan personal guarantee atas janjinya, bisa berupa surat berharga, barang bergerak atau tidak bergerak atau membuat surat peryataan hutang kepada si A yang setara dengan 30%.
5. Bagaimana jika si B tidak punya? Ya buatlah surat hutang jika sampai terjadi rugi. Kalau dapat jaminan komitmen berupa surat berharga dll akan lebih bagus.
6. Bagaiman jika si B menolak? Si A harus tanda tanya besar, kenapa si B tidak mau? Apakah janjinya omong kosong? Atau si B tidak yakin? Jika demikian lupakanlah si B, masih banyak B lain yang memilki kemapuan dan membutuhkan permodalan.
7. Apakah ini kejam? Tidak, ini adalah bentuk suatu kerjasama bisnis yang aman dan profesional.
Pertanyaan selanjutnya, bagaimana kalau kita yang menjadi B, komitmen apa yang bisa kita tarik dari si A?
Kita bisa memgambil sebagian dari hasil 30% atas dasar profit yang dibuat.
Caranya? Kita bisa ambil 10% di depan sebagai komitmen si A sebagai biaya jasa operasional si B. Jadi jika sepakat di awal 30%, dan si A mau memberi 10% untuk jasa kerja si B, kita bisa nego komposisi profit, mungkin 75%-25%.
Kenapa si A harus mau? Ya jika tidak demikian, bagaimana jika usaha restoran berkembang pesat dan si B disingkirkan??
Ini adalah cara bernego yang yang baik, si A dapat komitmen dari B dan si B dapat komitmen dari A.
Jadi dalam berbisnis ketiga hal di atas harus dipenuhi.
Jangan gara2 uang, hubungan pertemanan atau persahabatan rusak.
Semoga bermanfaat dan jadilah bijak dalam hidup Anda!







Diubah oleh megavira23 21-10-2014 21:02
0
3.1K
25


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan