Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

mrsepiAvatar border
TS
mrsepi
GAK ENAKNYA BUKA USAHA SISTEM SEWA TEMPAT
Membuka usaha jasa perbengkelan di kampung halaman, sepertinya bukan ide yang tepat bagi Brendi, terbukti sudah tiga tahun buka bengkel motor tak ada kemajuan yang berarti. Menyewa tempat di kota kecamatan yang berjarak sekitar 5 kilometer dari kampung, sepertinya menjadi pilihan alternatif yang menjanjikan untuk mengembangkan usaha bengkelnya. Setelah mondar-mandir kesana- kemari, akhirnya di dapat lah lokasi yang sekiranya tepat untuk usaha bengkelnya itu. Bangunan sederhana ukuran 3x3 mdi tepi jalan utama Jogja-Purwokerto sepertinya cukup untuk memindah peralatan bengkel dari kampung, masih ada sisa tempat untuk pekerjaan bengkelnya. Uang sewa 4 juta per tahun juga masih terjangkau baginya, maka tanpa babibu, dibayarlah uang sewa tahap pertama senilai 8 juta untuk masa dua tahun sekaligus. Tahun pertama menjadi tahun perjuangan untuk trukah bengkel. Dengan modal pelanggan lama di kampungnya, pertengahan tahun kedua, bengkel motor Brendi mulai ramai dikunjungi konsumen. Bengkel yang hanya melayani jasa khusus, seperti ; stang, velg, roda dan shock breker motor ini tiap harinya bisa melayani 4-6 konsumen tiap hari dengan income hampir 10 juta per bulan. Habis masa sewa 2 tahun tahap pertama, Brendi mengajukan perpanjangan sewa untuk 2 tahun ke depan. Kali ini sang pemilik kios, Bu Brenda menaikkan harga sewa menjadi 5 juta per tahun, plus meminta anaknya, Brondol yang baru saja di-PHK dari perusahaannya di Jakarta supaya diperekjakan di bengkelnya. Pikir punya pikir, bengkelnya yang makin hari makin ramai tak mungkin harus ditangani sendirian. Setelah berembug, dengan berat hati akhirnya Brendi menerimanya, ibarat pepatah; “tak ada rotan Brondol pun jadi” diangkat sebagai karyawan magang dengan honor awal 500 ribu rupiah per bulan untuk 6 bulan pertama. Gaji Brondol langsung naik 1 juta rupiah pada enam bulan kedua, dan naik lagi pada 6 bulan ketiga. Bengkel Brendi makin hari makin ramai, tiap hari bisa melayani rata-rata 10 hingga 15 pelanggan, dengan omset rata-rata per bulan mancai 20 juta rupiah. Brendi pun akhirnya menambah satu orang karyawan lagi untuk membantu pekerjaannya di bengkel yang tidak mungkin selesai jika hanya dikerjakan oleh dua orang saja.

Dua tahun kedua bengkel Brendi beraktifitas lancar, tanpa ada kendala yang berarti hingga masa sewa kedua habis. Memasuki masa sewa ketiga, tiba- tiba sang pemilik kios, Bu Brenda memutuskan untuk tidak memperpanjang
sewanya kepada Brendi. Apakah pemilik kios ingin menaikkan harga sewa? Jawabannya ternyata tidak, alasannya ingin digunkan untuk usaha sendiri. Brendi kalang kabut, dia diberi batas waktu satu minggu untuk mengosongkan
kiosnya. Lima hari mencari kontrakan di pusat kota kecamatan itu belum menampakkan hasil. Hari keenam, Brendi akhirnya membawa semua isi kios ke rumahnya kembali, karyawan untuk sementara dirumahkan hingga mendapatkan tempat baru yang layak untuk meneruskan usaha bengkelnya. Dua hari setelah dikosongkan, bekas bengkel Brendi memang telah benar-benar digunakan untuk usaha oleh sang pemiliknya. Tapi siapa sangka, ternyata yang membukan usaha si Brondol, anak Bu Brenda yang dulu bekerja padanya. Usaha yang dibuka ternyata bengkel motor, sama dengan bengkel saat ia menyewa kios itu, dan yang tak kalah bikin gondok, karyawan yang dipekerjakan di bengkel Brondol adalah karyawan yang dulu bekerja padanya. Sudah kehilangan bengkel, kehilangan karyawan pula. Brendi masih beruntung, sebulan kemudian ia mendapatkan tempat sewa sebuah kios baru di depan bengkel Brondol, hanya berseberangan jalan saja. Tapi apa boleh buat, Brendi memulainya dari nol lagi. Brendi mungkin masih beruntung jika dibandingkan dengan Tuan Fang.

Pengusaha bengkel terbesar di kota kecamatan sebelah bernasib lebih parah darinya. Membuka usaha bengkel dari nol dengan menyewa sebidang tanah dan mendirikan bangunan permanen ukuran 9 x 10 meter, kini harus rela gigit jari karena kehilagan segala-galanya. Waktu itu Tuan Fang menyewa sebidang tanah di tepi jalan utama Jogja- Cilacap dengan nilai sewa 25 juta rupiah untuk jangak waktu 10 tahun. Di atas tanah kosong itu lalu didirikan bangunan permanen, dengan perjanjian, setelah 10 tahun bangunan itu menjadi hak penuh pemilik lahan, yakni Tuan Brindil. Untuk selanjutnya Tuan Fang bisa memperanjang sewa sesuai dengan perjanjian yang disepakati setelah masa 10 tahun berakhir. Bengkel dengan brand “Matra Motor” yang pertama kali dibuka dengan dua orang karyawan/mekhanik itu dalam waktu tidak lebih dari 5 tahun telah menjadi bengkel motor terbesar di kota itu. “Matra Motor” menjadi satu-satunya bengkel dengan persedian spare part terlengkap dengan jumlah karyawan mencapai 15 orang. Bengkel dengan omzet rata-rata 100 juta per bulan ini juga sering menjadi rujukan pelanggan motor dari luar kota. Tapi kejayaan Tuan Fang dengan bengkelnya tidak berjalan lama. Habis masa kontrak 10 tahun pertama, selanjutnya sang pemilik lahan sudah tidak bermaksud menyewakannya kembali. Tuan Fang harus segera mengosongkan bengkel dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Sama dengan Brendi, Tuan Fang pun kelabakan tak berhasil mencari tempat pengganti dalam waktu yang singkat, para karyawan pun dirumahkan tanpa status yang jelas. Belum genap dua minggu dari waktu pengosongan, “Matra Motor” kembali buka dan beroperasi dengan karyawan yang tetap sama, tapi bosnya sudah berbeda, yakni TuanBrindil.Pelanggan pun tetap membludak, bagi mereka bukan siapa bosnya, tapi para mekhanik yang dari dulu selalu memberikan layanan prima kepada para pelanggannya. Soal nama “Matra Motor”, Tuan Fang tak pernah mempatenkannya, sehingga ia pun tak punya kuasa untuk menuntutnya saat nama itu tetap menjadi nama bengkel yang dikelola Tuan Brindil. Apakah Brondol dan Tuan Brindil yang tiba-tiba membuka usaha di lahannya sendiri itu salah dan tak beretika? Ataukah Brendi dan Tuan Fang yang tidak berhati-hati dan tidak membuat antisipasi sebelumnya? (Banyumas; 23 Oktober 2014) Catatan; nama tokoh, tahun, tempat, data dan alur kejadian sengaja difiktifkan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan


SARAN DARI JURAGAN YG SUDAH PENGALAMAN
Quote:
Diubah oleh mrsepi 29-11-2014 15:37
0
4.1K
51
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan