Kaskus

Entertainment

samouthAvatar border
TS
samouth
Ibu Selalu Peduli, Aksi Sukarela Istri Karyawan Freeport
Setiap kita barangkali akan mengingat ketika di masa kecil Ibu kita sering ngomel bila kita tidak rajin belajar. Harus mengerjakan PR dan belajar pada jam-jam tertentu. Menuntut kita untuk belajar dan mengutamakan kewajiban-kewajiban sekolah dibandingkan bermain atau menonton televisi. Seringkali kita malas mengerjakan atau menurutinya. Bisa dipastikan sebagian besar dari kita mengalaminya. Namun, begitu kita beranjak dewasa, bahkan barangkali ketika sebagian dari kita sudah menjadi orangtua, kita menyadari bahwa hal-hal tersebut adalah demi kebaikan kita.

Pekan lalu TS kembali mengunjungi tanah Timur Papua. emoticon-Traveller
Tidak seperti kunjungan sebelumnya, saya tidak banyak mendarat di berbagai tempat, tapi lebih banyak menghabiskan waktu dengan para teman teman dari para pekerja tambang. berikut beberapa foto dari saya dan dari sumber ptfi.co.id emoticon-Toast emoticon-I Love Indonesia

Spoiler for Para Istri:

Komunitas lokal di sekitar area operasi Perusahaan adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari dinamika operasional Perusahaan. Dari komunitas besar masyarakat lokal yang ada, terdapat kalangan anak-anak usia sekolah yang menjadi bagian dari komunitas tersebut. Program pengembangan yang dilakukan perusahaan juga menyentuh hingga ke kalangan muda ini. Dalam hal ini, Perusahaan telah memberikan perhatian khusus terhadap pengembangan dan pemberdayaan anak-anak. Mulai dari bidang kesehatan hingga pendidikan guna menunjang kehidupan dan masa depan masyarakat muda ini. Khususnya dalam bidang pendidikan, Perusahaan menunjukkan kepedulian terhadap masa depan generasi penerus ini dengan penyediaan program-program pendidikan dan sekolah.

Spoiler for Aksi Para Istri:

Terkait dengan pendidikan bagi anak-anak masyarakat lokal ini, ternyata bukan hanya para pemegang kepentingan yang memperhatikan pendidikan anak-anak suku lokal di sekitar area operasi Perusahaan. Adalah sebuah kelompok kecil yang menaruh perhatian dan kepedulian akan kelangsungan pendidikan bagi anak-anak suku lokal di Dataran Tinggi. Kelompok ini bukanlah kelompok guru, kelompok bentukan dari departemen yang ada di Perusahaan, maupun organisasi sosial yang memfokuskan pada kegiatan-kegiatan pendidikan. Mereka adalah para istri karyawan yang tinggal di area Dataran Tinggi.

Kelompok ini kecil, dan tidak ada kepengurusan di dalamnya. Bahkan mereka tidak memiliki nama resmi bagi kegiatan yang mereka lakukan. Mereka hanya menamai kegiatan ini sebagai Aktivitas Mingguan, yang dilakukan secara sukarela dan swadaya.
Setiap minggu pada hari Jumat, kumpulan Ibu-ibu ini menggelar kegiatan sukarela mengajar di Asrama Tomawin, Tembagapura. Asrama Tomawin adalah asrama yang diperuntukkan bagi anak-anak usia sekolah yang berasal dari wilayah di sekitar Tembagapura. Siswa-siswi di Tomawin berasal dari Banti, Opitawak, dan Arwanop. Mereka dikumpulkan di asrama Tomawin agar mereka dapat bersekolah dan mendapatkan pendidikan yang layak demi kemajuan dan kebaikan masa depan mereka. Anak-anak ini bersekolah di sekolah Yayasan Pendidikan Jayawijaya (YPJ).

Damaris Matus, salah seorang sukarelawan menjelaskan “Yang kami ajarkan bukanlah pengetahuan kurikulum seperti yang diajarkan di sekolah. Kami lebih memberikan pengetahuan umum untuk melengkapi pengetahuan yang mereka dapatkan dari kelas. Tujuan kami bukan untuk memberikan pelajaran tambahan, tapi lebih ke pengetahuan umum yang sifatnya menumbuhkan community awareness.” Damaris menerangkan bahwa mereka adalah anak-anak asli dari pegunungan yang kemungkinan belum pernah meninggalkan wilayah mereka. Bekal pendidikan yang mereka terima di bangku sekolah adalah hal utama dan penting bagi mereka, namun, menilik kondisi mereka yang terpencil dan terbelakang, mereka perlu dibekali juga dengan community awareness yang akan melengkapi pendidikan formal yang mereka dapatkan di sekolah. “Mereka perlu tahu bahwa ada dunia lain di luar tanah yang mereka diami. Bahwa mereka adalah bagian dari sistem besar di dunia ini. Kami ingin mereka menyadari akan hal itu,” ujar Damaris.

Ibu-ibu sukarelawan ini mengungkapkan bahwa community awareness yang dibangun dimulai dari lingkungan terdekat anak-anak ini – area operasi Perusahaan. Mereka berusaha untuk memperkenalkan eksistensi Perusahaan kepada generasi muda ini: adanya komunitas Dataran Tinggi; fasilitas-fasilitas perusahaan yang dibangun; kepedulian perusahaan terhadap masyarakat lokal; dan sedikit mengenai operasi perusahaan.


Spoiler for Aktivitas Mingguan:

Aktivitas yang dilakukan dibuat semenarik mungkin. Para Ibu-ibu sukarelawan ini biasanya memadukan pelajaran yang diberikan dengan permainan maupun aktivitas-aktivitas menarik lainnya seperti menggambar dan mewarnai. Para Ibu juga tidak lupa menyiapkan hadiah-hadiah dalam permainan-permainan untuk meningkatkan semangat anak-anak tersebut di setiap pertemuan. Siang itu, saat liputan ini dilakukan, anak-anak itu sedang belajar tentang kosakata Bahasa Inggris dan dunia. Mereka diminta mewarnai peta Negara – saat itu Brasil – mewarnai bendera negaranya, lalu diminta menunjukkan letaknya di peta dunia.

Kegiatan sukarela ini telah dimulai sejak tahun 2005. Ibu-ibu sukarelawan saat ini bukanlah para pendiri kegiatan ini, mereka adalah generasi penerus dari Ibu-ibu sebelumnya yang sudah pindah dari Tembagapura, entah itu karena suaminya telah mengundurkan diri atau dipindahtugaskan ke operasi Freeport lain. Saat ini terdapat sekitar 12 hingga 15 Ibu-ibu sukarelawan – sebagian besar adalah istri-istri ekspatriat - yang secara rutin mengadakan kegiatan ini setiap Jumat siang.

Para ibu sukarelawan ini menaruh harapan besar akan masa depan anak-anak penduduk asli ini. Banyak dari anak-anak ini yang memiliki potensi yang menonjol. “Kami akan berusaha untuk menjaga semangat belajar mereka, sehingga mereka akan terus memaksimalkan potensi yang ada dalam diri mereka. Program beasiswa dari Perusahaan bagi anak-anak ini adalah sumbangan terbesar dalam pengembangan diri mereka. Kami sangat berharap, akan semakin banyak kesempatan bagi anak-anak asli ini untuk mengenyam pendidikan yang bagus, sehingga mereka bisa menjadi penerus bangsa yang berkualitas,” pungkas Damaris. (Miko Sularso)
Spoiler for Bonus IGO. BEWARE!:


sumber
0
6.5K
4
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan