Akun Twitter apa sih yang paling banyak kamu follow? Apakah akun portal berita, selebtwit, atau motivasi? Ya, setidaknya ketiga akun Twitter seperti itulah yang punya banyak followers. Tapi apakah kamu pernah bertanya, siapa sih aktor dibalik akun-akun fenomenal itu? Apakah orang itu kerjanya cuma nge-tweet? Di balik kicauannya yang super, ternyata nggak gampang lho jadi seorang admin akun Twitter itu.
Berikut ini adalah sebuah tulisan dari seorang admin sekaligus pemilik Twitter anonim yang ingin bercerita mengenai sepak terjangnya sebagain seorang admin Twitter. Tulisan ini dia torehkan sendiri dengan harapan bisa menginspirasi para kaskuser. Semoga cerita dari ini bisa memberi kita pengetahuan baru, ya!
Banyak orang beranggapan, memiliki akun Twitter ber-follower puluhan ribu hingga ratusan ribu itu enak. Apa benar begitu? Pernah mendengar kenyataan langsung dari pemilik akun tersebut? Berikut pernyataan langsung dari pemiliknya, saya sendiri, pemiliki akun Twitter @explorejabar. Semoga apa yang saya ceritakan ini bisa memberikan gambaran bagaimana rasanya bekerja mengelola sebuah akun Twitter.
Spoiler for 1. Butuh Biaya Untuk Memulai:
Fakta pertama yang harus kamu tahu adalah memulai itu butuh modal, bahkan dalam dunia Twitter. Modal internet, laptop, listrik — ketiganya harus seharian menyala demi memberikan tweet yang disukai. Selain itu, juga butuh modal mengontak admin lain untuk membuat salprom (saling promosi) agar follower-mu bertambah. Itu bukanlah hal yang bisa beres dalam semalam!
Spoiler for 2. Butuh Ide Setiap Hari:
Fakta kedua adalah setiap admin akun Twitter butuh ide setiap hari. Kamu pernah membaca tweet yang diulang-ulang? Atau tweet yang rasanya pernah kamu baca di akun orang lain sehingga membuatmu yakin bahwa tweet itu copas? Di Twitter, para follower sangat cermat mengoreksi apa yang kita tulis. Kalau mirip-mirip sedikit, pasti langsung dikomentari pedas. Kreatif setiap hari itu ternyata cukup melelahkan!
Spoiler for 3. Kamu Harus Sempurna dalam Menulis Kicauan:
Setiap tweet yang dituliskan tidaklah boleh mengandung typo atau salah eja. Pengalamanku, salah ketik menjadi hal yang sulit dicegah jika hampir setiap 30 menit sekali dalam sehari harus menuliskan tweet yang menginspirasi. Followers bisa beramai-ramai me-mention kamu untuk protes karena hal kecil ini.
Spoiler for 4. Twittermu Adalah Dirimu:
Fakta keempat (yang cukup membuat saya sendiri bingung) adalah bahwa follower akan menebak-nebak siapa kamu di dunia nyata dari akun Twitter-mu. Entah sudah berapa banyak follower yang menganggap saya seorang ayah (sementara saya masih lajang), atau menganggap saya seorang perempuan muda yang cantik dan rupawan dengan kepintaran membuat kalimat motivasi yang baik (padahal, di biodata Twitter sudah saya sebutkan bahwa saya ini laki-laki). dan beragam anggapan dan asumsi lainnya yang salah. Tidak setiap hari juga saya harus menjadi bijaksana dan memotivasi. Ya, admin juga manusia biasa.
Spoiler for 5. Tidak Beriklan! Padahal Butuh Biaya Internet:
Fakta kelima, tidak semua akun Twitter anonim dapat beriklan dengan bebas. Tidak semua follower mau mengerti dan memahami bahwa biaya menjalankan rutinitas Twitter tersebut cukup besar. Tidak terima iklan? Kita tidak bisa menutupi biaya sehari-hari. Terima iklan? Siap-siap follower beramai-ramai unfollow.
Spoiler for 6. Tidak Selalu Juga Kebanjiran Iklan:
Fakta keenam, banyak yang mengira pemilik akun Twitter anonim pasti kaya raya. Padahal tidak loh. Tidak setiap hari kita mendapatkan iklan. Bahkan, iklan tida melulu datang setiap bulan. Belum lagi dilema ketika kita mendapatkan iklan: follower protes dan meng-unfollow beramai-ramai (pusing mendadak, hah!).
Spoiler for 7. Idealisme yang Menyakitkan:
Fakta ketujuh, banyak admin Twitter anonim kesulitan dalam membisniskan Twitter-nya. Bahkan sudah banyak yang berganti-ganti model bisnis. Idealis itu sulit, disaat butuh biaya untuk mengelola follower yang setiap hari bisa unfollow sesuka hati, namun disatu sisi, follower tidak pernah suka mendapatkan iklan di timeline mereka.
Spoiler for 8. Punya Bisnis Pasti Sukses? NO!:
Fakta kedelapan, banyak juga yang mengira para admin pasti sukses — tidak juga. Banyak sudah yang saya tahu, mereka yang merelakan akun Twitter ber-follower puluhan hingga ratusan ribu itu dijual ke pemilik bisnis lainnya dikarenakan selalu gagal mencoba bisnis. Ada yang harus mendiamkan akun tersebut tanpa dikelola lagi karena memang tidak laku terjual atau menjual apapun.
Spoiler for 9. Persaingan Ketat Setiap Hari:
Fakta kesembilan, follower tidak selalu bisa bertambah seperti yang diharapkan. Alasannya karena persaingan dengan akun bertopik sejenis (motivasi), akun bertopik sama (membahas tentang ayah), akun kloningan (namanya sama, mirip bahkan, contoh: @NasihatAyahKu, ditambahi akhirkan “ku”) cukup ketat. Follower bisa mem-follow akun tersebut bersamaan, tetapi bisa juga akun kita tidak difollow.
Spoiler for 10. Tidak Ada Kata Libur:
Fakta kesepuluh, admin harus siap untuk menyapa follower-nya setiap hari — kalau bisa setiap pagi. Liburan? Ya, bersama follower, menyapanya dulu atau menyapanya seharian saat liburan. Berpikir meninggalkan Twitter untuk liburan sehari atau sampai seminggu? Meninggalkan akun Twitter itu tanpa update tweet? Lihatlah: jumlah follower akun tersebut akan berkurang drastis.
Bagaimana. sudah cukup terbayang bagaimana rasanya jadi seorang admin Twitter? Bagi kamu yang berminat untuk membuat akun anonim di Twitter, saya punya beberapa saran dan opini untuk kamu!
Spoiler for 1. Buatlah Komunitas:
Kamu bisa jadi penggerak komunitas. Akun anonim di Twitter tidak sekedar akun-akun bertopik motivasi, horror, info kota, gokil, politik absurd, dan lainnya yang sejenis. Tapi juga bisa komunitas seperti komunitas sepeda hari minggu, komunitas pendonor darah, komunitas berbagi, dan masih banyak komunitas lain di Twitter yang juga bisa kamu jadikan contoh.
Spoiler for 2. Jangan Terpaku dengan Jumlah Follower:
Kualitas lebih penting daripada kuantitas. Percuma saja kalau followers-nya berjumlah ratusan ribu namun isi tweet-nya tidak memberi manfaat apa-apa. Jangan terpaku dengan jumlah follower-nya. Berapapun jumlahnya, cobalah menjadi yang berkualitas. Terutama dari segi konten tweet-nya.
Spoiler for 3. Berkaryalah dengan Bijaksana:
Pahami metode pareto 80%:20%. Artinya, tweet bermanfaat yang kamu ciptakan harus lebih banyak dibandingkan dengan tweet iklanmu. Setidaknya, 80% jumlah keseluruhan tweet hari ini adalah tweet yang bukan iklan. 20% sisanya bisa kamu berikan iklan. Apapun karyamu, baik itu buku (seperti saya menulis buku), atau memiliki bisnis online, follower tetap suka jika tweet kamu lebih banyak manfaatnya dibandingkan iklannya. Hindari spamming, dan hargailah kesediaan mereka yang sudah mau mem-follow kamu.
Spoiler for 4. Jangan Sombong!:
Media sosial adalah media komunikasi dua arah. Artinya, tidak selalu admin yang memberikan tweet. Tapi juga mengajak follower untuk berkontribusi. Cobalah mengajak berinteraksi dengan me-mention atau me-retweet. Follower lebih suka adanya diskusi dengan adminnya.