- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
[MANTAP!!!] Ahok: Pak Prabowo “Gentleman”


TS
cassanova588
[MANTAP!!!] Ahok: Pak Prabowo “Gentleman”
Ahok: Pak Prabowo “Gentleman”
Quote:
Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama memuji langkah Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto yang bersedia menghadiri pelantikan Joko Widodo-Jusuf Kalla menjadi Presiden dan Wakil Presiden Indonesia.
Hal itu disampaikan oleh mantan kader Partai Gerindra tersebut seusai menghadiri pelantikan Jokowi-JK, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (20/10/2014).
“Ya, itu membuktikan kalau Pak Prabowo orangnya sangat gentleman. Ini namanya kesatria,” kata pria yang akrab disapa Ahok itu.
Menurut Ahok, di dalam darah Prabowo telah mengalir darah seorang pahlawan, yakni ayahandanya Soemitro Djojohadikoesoemo. Dengan demikian, sejak kecil, Prabowo telah terlatih untuk menjadi seseorang yang cinta Tanah Air.
Ahok berpendapat, Prabowo secara legawa mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadinya. Contohnya saat menerima Jokowi di kediamannya di Jalan Kertanegara dan menghadiri rapat paripurna pelantikan Jokowi-JK.
“Beliau dari lahir sudah jadi anak pahlawan, anak orang terkenal, tentunya beliau sangat terlatih mencintai bangsa ini di atas kepentingan pribadi. Karena kalau Pak Prabowo mengutamakan kepentingan secara pribadi, memang susah ya (hadir di pelantikan), tapi demi kepentingan bangsa negara, beliau itu terlatih menjadi seorang patriot sejati,” papar Ahok.
Sekadar informasi sebelumnya, ketika Prabowo menghadiri rapat paripurna pelantikan Jokowi-JK, Basuki langsung bangun dari kursinya dan menyalami Ketua Umum Partai Gerindra tersebut.
Kedatangan Prabowo di Ruang Sidang Paripurna I, Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, disambut meriah dengan tepuk tangan anggota MPR/DPR yang hadir.
Saat Prabowo sibuk menyalami mantan pejabat dan menteri, Basuki bangkit dari kursinya. Dia ikut menyalami Prabowo. Wajah Basuki terlihat tenang dan tersenyum, begitu juga Prabowo. Setelah menyalami Prabowo, Basuki kembali ke kursinya.
Prabowo tiba di paripurna bersama petinggi Koalisi Merah Putih (KMP), seperti Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Hatta Rajasa dan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie
Prabowo sempat berdiri dari tempat duduknya dan memberikan hormat saat Presiden Jokowi membacakan pidato di acara pelantikan presiden dan wakil presiden. Prabowo berdiri selama beberapa detik sebagai respons setelah mendengar Jokowi mengucapkan terima kasih kepadanya.
“Untuk rekan dan sahabat saya, Pak Prabowo Subianto,” kata Jokowi dalam pidato pertamanya sebagai presiden di Ruang Rapat Paripurna I, Kompleks Gedung Parlemen. Hadirin menyambutnya dengan tepuk tangan.
Prabowo dan Hatta adalah pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang menjadi rival Jokowi-JK. [Kompas.com]
Hal itu disampaikan oleh mantan kader Partai Gerindra tersebut seusai menghadiri pelantikan Jokowi-JK, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (20/10/2014).
“Ya, itu membuktikan kalau Pak Prabowo orangnya sangat gentleman. Ini namanya kesatria,” kata pria yang akrab disapa Ahok itu.
Menurut Ahok, di dalam darah Prabowo telah mengalir darah seorang pahlawan, yakni ayahandanya Soemitro Djojohadikoesoemo. Dengan demikian, sejak kecil, Prabowo telah terlatih untuk menjadi seseorang yang cinta Tanah Air.
Ahok berpendapat, Prabowo secara legawa mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadinya. Contohnya saat menerima Jokowi di kediamannya di Jalan Kertanegara dan menghadiri rapat paripurna pelantikan Jokowi-JK.
“Beliau dari lahir sudah jadi anak pahlawan, anak orang terkenal, tentunya beliau sangat terlatih mencintai bangsa ini di atas kepentingan pribadi. Karena kalau Pak Prabowo mengutamakan kepentingan secara pribadi, memang susah ya (hadir di pelantikan), tapi demi kepentingan bangsa negara, beliau itu terlatih menjadi seorang patriot sejati,” papar Ahok.
Sekadar informasi sebelumnya, ketika Prabowo menghadiri rapat paripurna pelantikan Jokowi-JK, Basuki langsung bangun dari kursinya dan menyalami Ketua Umum Partai Gerindra tersebut.
Kedatangan Prabowo di Ruang Sidang Paripurna I, Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, disambut meriah dengan tepuk tangan anggota MPR/DPR yang hadir.
Saat Prabowo sibuk menyalami mantan pejabat dan menteri, Basuki bangkit dari kursinya. Dia ikut menyalami Prabowo. Wajah Basuki terlihat tenang dan tersenyum, begitu juga Prabowo. Setelah menyalami Prabowo, Basuki kembali ke kursinya.
Prabowo tiba di paripurna bersama petinggi Koalisi Merah Putih (KMP), seperti Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Hatta Rajasa dan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie
Prabowo sempat berdiri dari tempat duduknya dan memberikan hormat saat Presiden Jokowi membacakan pidato di acara pelantikan presiden dan wakil presiden. Prabowo berdiri selama beberapa detik sebagai respons setelah mendengar Jokowi mengucapkan terima kasih kepadanya.
“Untuk rekan dan sahabat saya, Pak Prabowo Subianto,” kata Jokowi dalam pidato pertamanya sebagai presiden di Ruang Rapat Paripurna I, Kompleks Gedung Parlemen. Hadirin menyambutnya dengan tepuk tangan.
Prabowo dan Hatta adalah pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang menjadi rival Jokowi-JK. [Kompas.com]
Komeng :
Ini baru mantap....Jiwa mantan PRAJURIT harus bs di tongolin
Harapan Pemimpin Muda
Quote:
Pelantikan Joko Widodo sebagai Presiden RI membawa angin segar bagi birokrasi pemerintahan. Tokoh muda yang memimpin pemerintahan menaruh harapan besar kepada sosok Jokowi. Mereka mengharapkan ada kerja sama yang baik antara pusat dan daerah. Kendala birokrasi yang selama ini buntu diharapkan jebol dengan komitmen menata Indonesia menjadi lebih baik.
Basuki Tjahaja Purnama
Warga Jakarta menaruh harapan besar kepada Joko Widodo setelah dilantik sebagai Presiden RI. Selama ini, banyak persoalan pelik Ibu Kota belum bisa diselesaikan karena buruknya koordinasi antara pusat dan daerah. Komitmen pemerintah pusat membantu menyelesaikan persoalan Jakarta sangat minim.
”Setelah era Presiden Soekarno, baru Pak Jokowi yang terang-terangan akan membantu Jakarta. Padahal, menyelesaikan masalah Jakarta perlu campur tangan pemerintah pusat,” ujar Basuki, Kamis (16/10), di ruang kerjanya.
Menurut Basuki, koordinasi pemerintah pusat-Pemprov DKI di bawah pemerintahan Jokowi tidak membutuhkan hal yang rumit. Dalam hal pengelolaan aset, misalnya, Basuki meminta Presiden menyerahkan sejumlah aset pusat yang ada di Jakarta dikelola DKI. Dengan cara ini, pemeliharaan jalan tidak lagi terkotak-kotak status jalan nasional dan jalan provinsi. Pengawasan tata ruang yang selama ini kacau menjadi lebih mudah.
Tidak hanya itu, Basuki juga mengharap pusat membantu merealisasikan program normalisasi kali. Program ini terganjal pembebasan lahan yang sangat berbelit. Program normalisasi kali ini berdampak semakin besarnya kapasitas kali. Normalisasi kali juga dapat menambah ruas jalan sehingga mampu mengurangi persoalan kemacetan lalu lintas.
Persoalannya, banyak lahan negara di Jakarta yang diduduki orang tanpa proses legal. Praktik ini melibatkan oknum pemerintah selama bertahun-tahun. Persoalan ini membutuhkan peran pemerintah pusat. ”Dua tahun duduk di sini (sebagai Wakil Gubernur DKI), saya melihat praktik ini terjadi,” kata Basuki.
Terkait harapan itu, Basuki mengingatkan Jokowi tidak salah memilih menteri. ”Pemilihan menteri adalah kunci penting. Beliau harus memilih menteri yang berani bertarung menghadapi masalah. Kalau tidak berani memilih orang yang benar, pembangunan bisa tidak berjalan,” katanya.
Selain posisi menteri, beberapa jabatan kunci yang tidak boleh keliru memilih orang adalah Kepala Polri dan Jaksa Agung. Dua posisi ini menjadi kunci penting penegakan hukum untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih. Basuki yakin, Jokowi akan mati-matian memilih orang terbaik duduk di kursi kabinet. Walau begitu, hal ini tidak mudah di tengah tarik-menarik kepentingan politik yang berkembang.
Jika komitmen pusat membantu DKI benar-benar direalisasikan, Basuki yakin Jakarta dapat maju seperti kota-kota besar lain di dunia.
”Jakarta bisa menjadi seperti Tokyo di kawasan Sudirman, Thamrin, dan Kuningan. Kalau ingin Jakarta seperti London atau Paris, ada kawasan Kota Tua. Kami juga memiliki kawasan budaya di Situ Babakan. Modal dasar kota ini sudah lengkap. Kita harus kencang terus menata Jakarta,” ujar Basuki. [Kompas 20/10/14]
Basuki Tjahaja Purnama
Warga Jakarta menaruh harapan besar kepada Joko Widodo setelah dilantik sebagai Presiden RI. Selama ini, banyak persoalan pelik Ibu Kota belum bisa diselesaikan karena buruknya koordinasi antara pusat dan daerah. Komitmen pemerintah pusat membantu menyelesaikan persoalan Jakarta sangat minim.
”Setelah era Presiden Soekarno, baru Pak Jokowi yang terang-terangan akan membantu Jakarta. Padahal, menyelesaikan masalah Jakarta perlu campur tangan pemerintah pusat,” ujar Basuki, Kamis (16/10), di ruang kerjanya.
Menurut Basuki, koordinasi pemerintah pusat-Pemprov DKI di bawah pemerintahan Jokowi tidak membutuhkan hal yang rumit. Dalam hal pengelolaan aset, misalnya, Basuki meminta Presiden menyerahkan sejumlah aset pusat yang ada di Jakarta dikelola DKI. Dengan cara ini, pemeliharaan jalan tidak lagi terkotak-kotak status jalan nasional dan jalan provinsi. Pengawasan tata ruang yang selama ini kacau menjadi lebih mudah.
Tidak hanya itu, Basuki juga mengharap pusat membantu merealisasikan program normalisasi kali. Program ini terganjal pembebasan lahan yang sangat berbelit. Program normalisasi kali ini berdampak semakin besarnya kapasitas kali. Normalisasi kali juga dapat menambah ruas jalan sehingga mampu mengurangi persoalan kemacetan lalu lintas.
Persoalannya, banyak lahan negara di Jakarta yang diduduki orang tanpa proses legal. Praktik ini melibatkan oknum pemerintah selama bertahun-tahun. Persoalan ini membutuhkan peran pemerintah pusat. ”Dua tahun duduk di sini (sebagai Wakil Gubernur DKI), saya melihat praktik ini terjadi,” kata Basuki.
Terkait harapan itu, Basuki mengingatkan Jokowi tidak salah memilih menteri. ”Pemilihan menteri adalah kunci penting. Beliau harus memilih menteri yang berani bertarung menghadapi masalah. Kalau tidak berani memilih orang yang benar, pembangunan bisa tidak berjalan,” katanya.
Selain posisi menteri, beberapa jabatan kunci yang tidak boleh keliru memilih orang adalah Kepala Polri dan Jaksa Agung. Dua posisi ini menjadi kunci penting penegakan hukum untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih. Basuki yakin, Jokowi akan mati-matian memilih orang terbaik duduk di kursi kabinet. Walau begitu, hal ini tidak mudah di tengah tarik-menarik kepentingan politik yang berkembang.
Jika komitmen pusat membantu DKI benar-benar direalisasikan, Basuki yakin Jakarta dapat maju seperti kota-kota besar lain di dunia.
”Jakarta bisa menjadi seperti Tokyo di kawasan Sudirman, Thamrin, dan Kuningan. Kalau ingin Jakarta seperti London atau Paris, ada kawasan Kota Tua. Kami juga memiliki kawasan budaya di Situ Babakan. Modal dasar kota ini sudah lengkap. Kita harus kencang terus menata Jakarta,” ujar Basuki. [Kompas 20/10/14]
SUMUR
0
2.1K
Kutip
19
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan