- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Mengenal Lebih dekat Suku Rimba Indonesia


TS
seloageng
Mengenal Lebih dekat Suku Rimba Indonesia

Quote:
Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak suku, adat dan budaya. Di jaman yang masih modern ini suku rimba bukan hanya cerita dongeng belaka melainkan memang masih ada keberadaannya. Mereka lebih memilih untuk mengasingkan diri dari peradaban dan tinggal di hutan. Alih fungsi hutan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab menjadi ancaman serius bagi kehidupan orang rimba, semakin maraknya pembukaan kebun kelapa sawit dan ilegal loging yang jadi penyebabnya. Kerusakan hutan tentunya akan merusak biota hutan dan keberadaan saudara kita tadi. Sayangnya, permasalahan ini masih belum menjadi prioritas perbaikan oleh para penguasa di negeri ini.
Mari lestarikan Hutan kawan demi Saudara dan anak cucu kita

Quote:
Berikut Suku Rimba Indonesia :
Quote:
Spoiler for Suku Punan:
Punan adalah salah satu rumpun suku Dayak yang terdapat di Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Timur. Dayak Punan juga tersebar di Sabah dan Serawak, Malaysia Timur yang menjadi bagian dari Pulau Kalimantan. Populasinya paling banyak ditemukan di Kalimantan Timur diperkirakan berjumlah 8.956 jiwa suku Punan yang tersebar pada 77 lokasi pemukiman. Mereka tinggal di hutan berada di goa-goa, anak-anak sungai, dan lain sebagai. Mereka juga tak mengenal pakaian bagus dan kemajuan zaman.
Fakta Menarik Suku Punan
Sumber
Fakta Menarik Suku Punan
Quote:
Asal Usul
asal-usulnya datang dari negeri yang bernama “Yunan “ sebuah daerah dari daratan Cina. Mereka berasal dari keluarga salah satu kerajaan Cina yang kalah berperang yang kemudian lari bersama perahu-perahu, sehingga sampai ke tanah Pulau Kalimantan. Karena merasa aman, mereka lalu menetap di daratan tersebut.
asal-usulnya datang dari negeri yang bernama “Yunan “ sebuah daerah dari daratan Cina. Mereka berasal dari keluarga salah satu kerajaan Cina yang kalah berperang yang kemudian lari bersama perahu-perahu, sehingga sampai ke tanah Pulau Kalimantan. Karena merasa aman, mereka lalu menetap di daratan tersebut.
Quote:
Alergi Sabun
secara umum mereka merasa takut dan alergi terhadap Sabun. Entah apa sebabnya tak ada yang mengetahui secara pasti.
secara umum mereka merasa takut dan alergi terhadap Sabun. Entah apa sebabnya tak ada yang mengetahui secara pasti.
Quote:
Nomaden
Kehidupan berpindah pindah dari satu tempat ke tempat lainnya dan terus menghindar dari kelompok manusia lain. Ada banyak tanda yang diberikan semisal ada diantara mereka yang meninggal. Setelah dikubur, serentak mereka berpindah menuju daerah lain.
Kehidupan berpindah pindah dari satu tempat ke tempat lainnya dan terus menghindar dari kelompok manusia lain. Ada banyak tanda yang diberikan semisal ada diantara mereka yang meninggal. Setelah dikubur, serentak mereka berpindah menuju daerah lain.
Quote:
Makanan
Senang dengan makanan yang masih mentah seperti sayur-sayuran yang ada di hutan yang berasal dari pohon nibung atau banding (teras dala), daun pakis, labu dan makanan lain yang tersedia di hutan. Untuk daging ini pun jarang mereka masak. Jika ada binatang buruan yang didapat mereka lebih suka menjemur daging-daging tersebut di matahari panas sehingga menjadi daging asin atau dendeng.
Senang dengan makanan yang masih mentah seperti sayur-sayuran yang ada di hutan yang berasal dari pohon nibung atau banding (teras dala), daun pakis, labu dan makanan lain yang tersedia di hutan. Untuk daging ini pun jarang mereka masak. Jika ada binatang buruan yang didapat mereka lebih suka menjemur daging-daging tersebut di matahari panas sehingga menjadi daging asin atau dendeng.
Quote:
Memiliki Kesaktian
Punan dipercaya sebagai orang gaib, manusia perkasa di hutan rimba. Mereka bisa menghilangkan diri hanya dengan berlindung di balik sehelai daun. Jejaknya sulit diikuti. Mereka berjalan miring dan sangat cepat. Tubuh mereka ringan karena tidak makan garam.
Selain kecepatan, suku Punan juga dianugerahi kekuatan fisik yang luar biasa, seorang perempuan saja bahkan dapat mengangkat motor perahu berkekuatan 40 PK dengan mudahnya. Padahal biasanya dibutuhkan dua orang pria untuk mengangkat benda berat tersebut.
Mungkin kekuatan tubuh yang di atas rata-rata mereka dapatkan dari tempaan alam. Orang-orang Punan ini juga memiliki kelebihan dengan penciuman mereka. Mereka tahu ada sesuatu melalui arah bertiupnya angin.
Hebatnya mereka bisa membedakan bau manusia, dan binatang-binatang dengan jarak yang cukup jauh. Walaupun dalam kondisi apapun mereka tahu kalau bau binatang atau manusia yang tercium membahayakan mereka.
Punan dipercaya sebagai orang gaib, manusia perkasa di hutan rimba. Mereka bisa menghilangkan diri hanya dengan berlindung di balik sehelai daun. Jejaknya sulit diikuti. Mereka berjalan miring dan sangat cepat. Tubuh mereka ringan karena tidak makan garam.
Selain kecepatan, suku Punan juga dianugerahi kekuatan fisik yang luar biasa, seorang perempuan saja bahkan dapat mengangkat motor perahu berkekuatan 40 PK dengan mudahnya. Padahal biasanya dibutuhkan dua orang pria untuk mengangkat benda berat tersebut.
Mungkin kekuatan tubuh yang di atas rata-rata mereka dapatkan dari tempaan alam. Orang-orang Punan ini juga memiliki kelebihan dengan penciuman mereka. Mereka tahu ada sesuatu melalui arah bertiupnya angin.
Hebatnya mereka bisa membedakan bau manusia, dan binatang-binatang dengan jarak yang cukup jauh. Walaupun dalam kondisi apapun mereka tahu kalau bau binatang atau manusia yang tercium membahayakan mereka.
Quote:
Hebat Berperang
Konon, orang Punan jaman dahulu sangat ditakuti oleh suku Dayak lainnya karena mampu berperang dengan baik. Sebagai “pemburu kepala”. Termasuk dalam kategori suku kanibal karena mempunyai kebiasaan memenggal, memakan hati dan isi perut lawannya
Mereka memiliki ilmu bela diri yang sangat tangguh dan berbeda dengan ilmu bela diri secara umum yang ada di masyarakat. Mungkin ilmu bela diri yang mereka miliki adalah ilmu yang mereka bawa dari daratan Cina, asal-usul leluhur mereka.
Konon, orang Punan jaman dahulu sangat ditakuti oleh suku Dayak lainnya karena mampu berperang dengan baik. Sebagai “pemburu kepala”. Termasuk dalam kategori suku kanibal karena mempunyai kebiasaan memenggal, memakan hati dan isi perut lawannya
Mereka memiliki ilmu bela diri yang sangat tangguh dan berbeda dengan ilmu bela diri secara umum yang ada di masyarakat. Mungkin ilmu bela diri yang mereka miliki adalah ilmu yang mereka bawa dari daratan Cina, asal-usul leluhur mereka.
Quote:
Aktivitas Seks
Bagi Secara umum mereka tidak mengenal istilah suami-istri, jika mereka mau bergaul tergantung dari kesepakatan atau suka sama suka.
Dalam keseharian jika ada di antara wanita dan pria yang saling suka, mereka melakukan hubungan intim di dalam hutan. Jadi bagi mereka tak ada istilah cemburu atau rasa memiliki sendiri.
Jika ada yang hamil kemudian melahirkan, maka anak tersebut adalah anak bersama mereka. Di mana mereka saling sayang menyayangi dan saling merawat satu dan lainnya.
Begitu juga dengan tradisi melahirkan, jika ada yang hamil tua dan mau melahirkan wanita tersebut dibawa ke dalam hutan atau tepi sungai untuk melahirkan bayinya.
Bagi Secara umum mereka tidak mengenal istilah suami-istri, jika mereka mau bergaul tergantung dari kesepakatan atau suka sama suka.
Dalam keseharian jika ada di antara wanita dan pria yang saling suka, mereka melakukan hubungan intim di dalam hutan. Jadi bagi mereka tak ada istilah cemburu atau rasa memiliki sendiri.
Jika ada yang hamil kemudian melahirkan, maka anak tersebut adalah anak bersama mereka. Di mana mereka saling sayang menyayangi dan saling merawat satu dan lainnya.
Begitu juga dengan tradisi melahirkan, jika ada yang hamil tua dan mau melahirkan wanita tersebut dibawa ke dalam hutan atau tepi sungai untuk melahirkan bayinya.
Quote:
Penampakan Suku Punan



Spoiler for satu:

Spoiler for Dua:

Spoiler for Tiga:

Sumber
Spoiler for Suku Korowai Papua:
Suku yang baru ditemukan keberadaannya sekitar 30 tahun yang lalu di pedalaman Papua Indonesia dan berpopulasi sekitar 3000 orang. Suku terasing ini hidup di rumah yang dibangun di atas pohon yang disebut Rumah Tinggi. Beberapa rumah mereka bahkan bisa mencapai ketinggian sampai 50 meter dari permukaan tanah.
Fakta Unik Suku Korowai
Sumber 1
Sumber 2
Sumber 3
Sumber 4
Fakta Unik Suku Korowai
Quote:
Tempat Tinggal
Mereka adalah arsitek hebat, dengan kemampuan membangun rumah di atas puncak pohon yang begitu tinggi dan tampaknya mustahil untuk ditinggali. Rumah-rumah pohon itu didirikan setinggi 35-50 meter di atas tanah, melebihi puncak pohon. Tujuannya menghindari nyamuk dan agar terhindar dari roh-roh jahat.
Mereka adalah arsitek hebat, dengan kemampuan membangun rumah di atas puncak pohon yang begitu tinggi dan tampaknya mustahil untuk ditinggali. Rumah-rumah pohon itu didirikan setinggi 35-50 meter di atas tanah, melebihi puncak pohon. Tujuannya menghindari nyamuk dan agar terhindar dari roh-roh jahat.
Quote:
Pakaian
Kaum lelaki suku Korowai tidak memakai koteka dan memasuk-paksa-kan penis mereka ke dalam kantong jakar (scrotum) dan pada ujungnya mereka balut ketat dengan sejenis daun.
Kaum perempuan hanya memakai rok pendek terbuat dari daun sagu. Sagu adalah makan utama mereka. Sedangkan pria Suku Kombai menggunakan ‘koteka’ dari paruh burung besar. Senjata mereka adalah panah yang matanya terbuat dari tulang.
Kaum lelaki suku Korowai tidak memakai koteka dan memasuk-paksa-kan penis mereka ke dalam kantong jakar (scrotum) dan pada ujungnya mereka balut ketat dengan sejenis daun.
Kaum perempuan hanya memakai rok pendek terbuat dari daun sagu. Sagu adalah makan utama mereka. Sedangkan pria Suku Kombai menggunakan ‘koteka’ dari paruh burung besar. Senjata mereka adalah panah yang matanya terbuat dari tulang.
Quote:
Makanan
Mereka hidup dengan mengonsumsi hasil alam seperti sagu, pisang, palem, pakis, dan hewan-hewan yang bisa diburu seperti burung kasuari, ular, kadal, rusa, atau babi hutan, masyarakat suku Korowai juga memenuhi nutrisi mereka dengan makan larva kumbang dan juga daging manusia.
Mereka hidup dengan mengonsumsi hasil alam seperti sagu, pisang, palem, pakis, dan hewan-hewan yang bisa diburu seperti burung kasuari, ular, kadal, rusa, atau babi hutan, masyarakat suku Korowai juga memenuhi nutrisi mereka dengan makan larva kumbang dan juga daging manusia.
Quote:
Kanibal
Suku Korowai masih memiliki kebiasaan untuk memakan daging manusia, namun ritual ini sudah semakin berkurang pada masyarakat Korowai yang mulai mengenal dunia luar. Masyarakat Korowai tidak mengonsumsi daging manusia secara sembarangan. Suku Korowai hanya membunuh manusia yang dianggap melanggar aturan dalam kepercayaan mereka. Salah satunya jika salah seorang warga diketahui sebagai tukang sihir atau khuakhua. Warga yang dicurigai sebagai khuakhua akan diadili. Jika banyak bukti kuat yang memberatkannya, maka dia akan segera dibunuh dan dimakan.bahwa anggota tubuh khuakhua yang telah mati akan dibagi-bagikan pada semua warga, sementara otaknya akan dimakan selagi hangat. Orang yang membunuh khuakhua adalah yang berhak menyimpan tengkoraknya. Bagi masyarakat Korowai, membunuh dan memakan daging manusia adalah bagian dari sistem peradilan pidana mereka. Setelah mereka memakan habis tubuhkhuakhua, mereka akan memukul-mukul dinding rumah tinggi mereka dengan kayu sambil bernyanyi semalaman. Hampir semua orang dalam suku Korowai pernah ikut memakan daging manusia.
Suku Korowai masih memiliki kebiasaan untuk memakan daging manusia, namun ritual ini sudah semakin berkurang pada masyarakat Korowai yang mulai mengenal dunia luar. Masyarakat Korowai tidak mengonsumsi daging manusia secara sembarangan. Suku Korowai hanya membunuh manusia yang dianggap melanggar aturan dalam kepercayaan mereka. Salah satunya jika salah seorang warga diketahui sebagai tukang sihir atau khuakhua. Warga yang dicurigai sebagai khuakhua akan diadili. Jika banyak bukti kuat yang memberatkannya, maka dia akan segera dibunuh dan dimakan.bahwa anggota tubuh khuakhua yang telah mati akan dibagi-bagikan pada semua warga, sementara otaknya akan dimakan selagi hangat. Orang yang membunuh khuakhua adalah yang berhak menyimpan tengkoraknya. Bagi masyarakat Korowai, membunuh dan memakan daging manusia adalah bagian dari sistem peradilan pidana mereka. Setelah mereka memakan habis tubuhkhuakhua, mereka akan memukul-mukul dinding rumah tinggi mereka dengan kayu sambil bernyanyi semalaman. Hampir semua orang dalam suku Korowai pernah ikut memakan daging manusia.
Quote:
Penampakan Suku Korowai
Spoiler for Rumah Suku Kurowai:

Spoiler for Pemukiman:

Spoiler for Hasil Buruan:

Spoiler for Alat Buruan:

Spoiler for Makanan:

Spoiler for Makanan Sagu:

Spoiler for Hewan Peliharaan:

Spoiler for Tengkorak Manusia:

Spoiler for Wanita Suku Korawai:

Sumber 1
Sumber 2
Sumber 3
Sumber 4
Spoiler for Suku Kubu atau Suku Anak Dalam:
Suku Kubu atau juga dikenal dengan Suku Anak Dalam adalah salah satu suku bangsa minoritas yang hidup di Pulau Sumatra, tepatnya di Provinsi Jambi dan Sumatera Selatan. Mereka mayoritas hidup di provinsi Jambi, dengan perkiraan jumlah populasi sekitar 200.000 orang. Kehidupan mereka sangat mengenaskan seiring dengan hilangnya sumber daya hutan yang ada di Jambi dan Sumatera Selatan, dan proses-proses marginalisasi yang dilakukan oleh pemerintah dan suku bangsa dominan (Orang Melayu) yang ada di Jambi dan Sumatera Selatan.
Fakta Menarik Suku Kubu
Ternyata Pernah di Filmkan juga gan Kehidupan Suku Kubu atau Suku Anak Dalam. Judul Filmnya Sekola Rimba
Sumber1
Sumber 2
sumber 3
Fakta Menarik Suku Kubu
Quote:
Asal Usul
Menurut tradisi lisan suku Anak Dalam merupakan orang Maalau Sesat, yang melari ke hutan rimba di sekitar Air Hitam, Taman Nasional Bukit Duabelas. Mereka kemudian dinamakan Moyang Segayo. Tradisi lain menyebutkan mereka berasal dari Pagaruyung, yang mengungsi ke Jambi. Ini diperkuat kenyataan adat suku Anak Dalam punya kesamaan bahasa dan adat dengan suku Minangkabau, seperti sistem matrilineal.
Menurut tradisi lisan suku Anak Dalam merupakan orang Maalau Sesat, yang melari ke hutan rimba di sekitar Air Hitam, Taman Nasional Bukit Duabelas. Mereka kemudian dinamakan Moyang Segayo. Tradisi lain menyebutkan mereka berasal dari Pagaruyung, yang mengungsi ke Jambi. Ini diperkuat kenyataan adat suku Anak Dalam punya kesamaan bahasa dan adat dengan suku Minangkabau, seperti sistem matrilineal.
Quote:
Kepercayaan
Mengenal kebudayaan rohani yang meliputi kepercayaan akan setan-setan dan dewa-dewa, adat kelahiran, perkimpoian, pelaksanaan kematian, pantangan atau tabu, hukum adat, kesenian dan bahasa yang memiliki cirri khas tersendiri dibandingkan dengan penduduk lainnya di daerah Jambi. Tetapi ada juga beberapa puluh keluarga suku kubu yang pindah ke agama Islam
Mengenal kebudayaan rohani yang meliputi kepercayaan akan setan-setan dan dewa-dewa, adat kelahiran, perkimpoian, pelaksanaan kematian, pantangan atau tabu, hukum adat, kesenian dan bahasa yang memiliki cirri khas tersendiri dibandingkan dengan penduduk lainnya di daerah Jambi. Tetapi ada juga beberapa puluh keluarga suku kubu yang pindah ke agama Islam
Quote:
Kehidupan
Mereka masih menerapakan budaya berburu, sistem barter, dan juga bercocok tanam untuk kelangsungan hidup mereka dan mereka termasuk suku yang menganut sistem hidup seminomaden karena kebiasaan berpindah-pindah yang mereka lakukan.
Mereka masih menerapakan budaya berburu, sistem barter, dan juga bercocok tanam untuk kelangsungan hidup mereka dan mereka termasuk suku yang menganut sistem hidup seminomaden karena kebiasaan berpindah-pindah yang mereka lakukan.
Quote:
Kebiasaan
Suku Kubu (anak dalam) terkenal tidak pernah ‘mandi’, jadi hal terbaik jangan pernah menunjukkan gerakkan kalau kita merasa terganggu akan ‘bau badan’ mereka
Jika kita atau mereka meludah ke tanah dan mereka menjilat ludah tersebut secara tidak langsung kita sudah menjadi bagian dari mereka (mereka memiliki ilmu gaib yang bisa dikatakan sakti).
Suku Kubu (anak dalam) terkenal tidak pernah ‘mandi’, jadi hal terbaik jangan pernah menunjukkan gerakkan kalau kita merasa terganggu akan ‘bau badan’ mereka
Jika kita atau mereka meludah ke tanah dan mereka menjilat ludah tersebut secara tidak langsung kita sudah menjadi bagian dari mereka (mereka memiliki ilmu gaib yang bisa dikatakan sakti).
Quote:
Keluarga
Keluarga besar terdiri dari beberapa keluarga kecil yang berasal dari pihak kerabat istri. Anak laki-laki yang sudah kimpoi harus bertempat tinggal dilingkungan kerabat istrinya. Mereka merupakan satu kesatuan sosial dan tinggal dalam satu lingkungan pekarangan. Setiap keluarga kecil tinggal dipondok masing-masing secara berdekatan, yaitu sekitar dua atau tiga pondok dalam satu kelompok.
Keluarga besar terdiri dari beberapa keluarga kecil yang berasal dari pihak kerabat istri. Anak laki-laki yang sudah kimpoi harus bertempat tinggal dilingkungan kerabat istrinya. Mereka merupakan satu kesatuan sosial dan tinggal dalam satu lingkungan pekarangan. Setiap keluarga kecil tinggal dipondok masing-masing secara berdekatan, yaitu sekitar dua atau tiga pondok dalam satu kelompok.
Quote:
Penampakan Suku Kubu
Spoiler for Ibu dan Anak Suku Kubu:
Spoiler for Anak-anak Suku Kubu:

Spoiler for Rumah Suku Kubu:

Spoiler for Pembuatan Film:

Ternyata Pernah di Filmkan juga gan Kehidupan Suku Kubu atau Suku Anak Dalam. Judul Filmnya Sekola Rimba

Sumber1
Sumber 2
sumber 3
Spoiler for Suku Oni atau Suku Kerdil:
Suku Oni atau dengan nama lain Suku kerdil dengan tinggi hanya 70 cm diyakini keberadaannya. Suku Oni ditemukan di Kabupaten Bone Sulawesi Selatan. Mereka tinggal tersembunyi di gua-gua daerah pegunungan. salah satu daerah penghunian Suku Oni yang diketahui orang adalah sebuah desa di dusun Dekko Mappesangka Ponre dengan jarak sekitar 60 km dari kota Watampone.
Fakta Menarik Suku Oni atau Kerdil
Sumber 1
Sumber 2
Fakta Menarik Suku Oni atau Kerdil
Quote:
Ciri-Ciri
Fisik suku Oni seperti manusia normal namun ukuran tubuhnya seperti anak kecil tingginya kurang lebih 70 cm, wajahnya keriput seperti orang tua.
Pakaian yang digunakan sehari-hari terbuat dari kulit tenunan kayu dan dibentuk menjadi pakaian. untuk kebutuhan sehari-hari, mereka hanya bergantung pada buah-buahan yang berada di hutan di sekitar pemukiman mereka.
Fisik suku Oni seperti manusia normal namun ukuran tubuhnya seperti anak kecil tingginya kurang lebih 70 cm, wajahnya keriput seperti orang tua.
Pakaian yang digunakan sehari-hari terbuat dari kulit tenunan kayu dan dibentuk menjadi pakaian. untuk kebutuhan sehari-hari, mereka hanya bergantung pada buah-buahan yang berada di hutan di sekitar pemukiman mereka.
Quote:
Tempat Tinggal
Tempat tinggal suku Oni berada di goa, banyak hal-hal menakjubkan di dalam gua mereka. Terdapat furnitur alam, ada kursi yang terbuat dari batu juga perabotan rumah tangga seperti piring, teko, cangkir dan mangkuk dari jenis yang bagus, bahkan ada emas berlapis. Piringnya terbuat dari keramik antik.
Tempat tinggal suku Oni berada di goa, banyak hal-hal menakjubkan di dalam gua mereka. Terdapat furnitur alam, ada kursi yang terbuat dari batu juga perabotan rumah tangga seperti piring, teko, cangkir dan mangkuk dari jenis yang bagus, bahkan ada emas berlapis. Piringnya terbuat dari keramik antik.
Quote:
Asal Usul
Suku Oni merupakan salah satu suku asli daratan Bone Sulawesi Selatan, Pada zaman Dahulu mereka digunakan sebagai tenaga kerja pembangunan benteng kota dan irigasi wilayah kerajaan. Mereka bekerja sangat lincah dan kuat bahkan mereka dimanfaatkan sebagai mata-mata raja Bone ketika terjadi pertempuran melawan Sultan Hasanuddin raja Gowa dan invasi Belanda.
Suku Oni merupakan salah satu suku asli daratan Bone Sulawesi Selatan, Pada zaman Dahulu mereka digunakan sebagai tenaga kerja pembangunan benteng kota dan irigasi wilayah kerajaan. Mereka bekerja sangat lincah dan kuat bahkan mereka dimanfaatkan sebagai mata-mata raja Bone ketika terjadi pertempuran melawan Sultan Hasanuddin raja Gowa dan invasi Belanda.
Quote:
Kepercayaan Masyarakat
Masyarakat yang tinggal di sekitar Desa Palet percaya bahwa suku Oni adalah makhluk setengah siluman. Awalnya suku Oni ingin berbaur dengan penduduk desa Dekko dan sekitarnya. Jika ada orang yang ingin mengadakan pesta pernikahan, Suku Oni selalu meminjamkan furnitur mereka Seperti piring, mangkuk dan lainnya tapi kemudian tidak dikembalikan, sehingga mereka tidak percaya lagi dengan masyarakat. Masalahnya adalah pada umumnya furnitur mereka berlapis emas.
Masyarakat yang tinggal di sekitar Desa Palet percaya bahwa suku Oni adalah makhluk setengah siluman. Awalnya suku Oni ingin berbaur dengan penduduk desa Dekko dan sekitarnya. Jika ada orang yang ingin mengadakan pesta pernikahan, Suku Oni selalu meminjamkan furnitur mereka Seperti piring, mangkuk dan lainnya tapi kemudian tidak dikembalikan, sehingga mereka tidak percaya lagi dengan masyarakat. Masalahnya adalah pada umumnya furnitur mereka berlapis emas.
Quote:
Penampaan Suku Oni
Spoiler for Ilustrasi Suku Oni:

Sumber 1
Sumber 2
Spoiler for Suku Polahi:
Polahi adalah julukan untuk suku terasing yang hidup di hutan pedalaman Gorontalo. Menurut cerita yang beredar di masyarakat, polahi adalah masyarakat pelarian zaman dahulu yang melakukan eksodus ke hutan karena takut dan tidak mau dijajah oleh Belanda sehingga menjadikan mereka sebagai suku terasing sampai dengan saat ini. Mereka hidup di pedalaman hutan daerah Boliyohuto, Paguyaman dan Suwawa, Provinsi Gorontalo.
Karena sudah pernah ada yang membuat thread tentang suku polahi dan takutnya ane dikira Repost, langsung saja gan ane direct ke link disini
Karena sudah pernah ada yang membuat thread tentang suku polahi dan takutnya ane dikira Repost, langsung saja gan ane direct ke link disini
Quote:
Penampakan Suku Polahi
Spoiler for satu:

Spoiler for dua:

Spoiler for tiga:
Spoiler for Suku Badui (Banten):
Suku Badui adalah suatu kelompok masyarakat adat sub-etnis Sunda di wilayah Kabupaten Lebak, Banten. Populasi mereka sekitar 5.000 hingga 8.000 orang, dan mereka merupakan salah satu suku yang menerapkan isolasi dari dunia luar. Selain itu mereka juga memiliki keyakinan tabu untuk difoto, khususnya penduduk wilayah Baduy dalam.
Fakta Menarik Suku Badui
Sumber 1| 2 | 4
Fakta Menarik Suku Badui
Quote:
Asal Usul
Menurut kepercayaan suku badui keturunan dari Batara Cikal, salah satu dari tujuh dewa atau batara yang diutus ke bumi. Asal usul tersebut sering pula dihubungkan dengan Nabi Adam sebagai nenek moyang pertama. Menurut kepercayaan mereka, Adam dan keturunannya, termasuk warga Kanekes mempunyai tugas bertapa atau asketik (mandita) untuk menjaga harmoni dunia.
Menurut kepercayaan suku badui keturunan dari Batara Cikal, salah satu dari tujuh dewa atau batara yang diutus ke bumi. Asal usul tersebut sering pula dihubungkan dengan Nabi Adam sebagai nenek moyang pertama. Menurut kepercayaan mereka, Adam dan keturunannya, termasuk warga Kanekes mempunyai tugas bertapa atau asketik (mandita) untuk menjaga harmoni dunia.
Quote:
Kepercayaan
Kepercayaan masyarakat Kanekes yang disebut sebagai Sunda Wiwitan berakar pada pemujaan kepada arwah nenek moyang (animisme) yang pada perkembangan selanjutnya juga dipengaruhi oleh agama Buddha, Hindu. Inti kepercayaan tersebut ditunjukkan dengan adanya pikukuh atau ketentuan adat mutlak yang dianut dalam kehidupan sehari-hari orang Kanekes (Garna, 1993). Isi terpenting dari 'pikukuh' (kepatuhan) Kanekes tersebut adalah konsep "tanpa perubahan apa pun"
Kepercayaan masyarakat Kanekes yang disebut sebagai Sunda Wiwitan berakar pada pemujaan kepada arwah nenek moyang (animisme) yang pada perkembangan selanjutnya juga dipengaruhi oleh agama Buddha, Hindu. Inti kepercayaan tersebut ditunjukkan dengan adanya pikukuh atau ketentuan adat mutlak yang dianut dalam kehidupan sehari-hari orang Kanekes (Garna, 1993). Isi terpenting dari 'pikukuh' (kepatuhan) Kanekes tersebut adalah konsep "tanpa perubahan apa pun"
Quote:
Mata Pencaharian
Sebagaimana yang telah terjadi selama ratusan tahun, maka mata pencaharian utama masyarakat Kanekes adalah bertani padi huma. Selain itu mereka juga mendapatkan penghasilan tambahan dari menjual buah-buahan yang mereka dapatkan di hutan seperti durian dan asam keranji, serta madu hutan.
Sebagaimana yang telah terjadi selama ratusan tahun, maka mata pencaharian utama masyarakat Kanekes adalah bertani padi huma. Selain itu mereka juga mendapatkan penghasilan tambahan dari menjual buah-buahan yang mereka dapatkan di hutan seperti durian dan asam keranji, serta madu hutan.
Quote:
Wilayah
Mereka bermukim tepat di kaki pegunungan Kendeng di desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak-Rangkasbitung, Banten, berjarak sekitar 40 km dari kota Rangkasbitung. Wilayah yang merupakan bagian dari Pegunungan Kendeng dengan ketinggian 300 – 600 m di atas permukaan laut (DPL) tersebut mempunyai topografi berbukit dan bergelombang dengan kemiringan tanah rata-rata mencapai 45%, yang merupakan tanah vulkanik (di bagian utara), tanah endapan (di bagian tengah), dan tanah campuran (di bagian selatan). suhu rata-rata 20 °C. Tiga desa utama orang Kanekes Dalam adalah Cikeusik, Cikertawana, dan Cibeo.
Mereka bermukim tepat di kaki pegunungan Kendeng di desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak-Rangkasbitung, Banten, berjarak sekitar 40 km dari kota Rangkasbitung. Wilayah yang merupakan bagian dari Pegunungan Kendeng dengan ketinggian 300 – 600 m di atas permukaan laut (DPL) tersebut mempunyai topografi berbukit dan bergelombang dengan kemiringan tanah rata-rata mencapai 45%, yang merupakan tanah vulkanik (di bagian utara), tanah endapan (di bagian tengah), dan tanah campuran (di bagian selatan). suhu rata-rata 20 °C. Tiga desa utama orang Kanekes Dalam adalah Cikeusik, Cikertawana, dan Cibeo.
Quote:
Kelompok Masyarakat
Masyarakat Kanekes secara umum terbagi menjadi tiga kelompok yaitu tangtu, panamping (mengenal dunia luar), dan dangka (mengenal dunia luar).
Kelompok tangtu adalah kelompok yang dikenal sebagai Kanekes Dalam (Baduy Dalam), yang paling ketat mengikuti adat, yaitu warga yang tinggal di tiga kampung: Cibeo, Cikertawana, dan Cikeusik. Ciri khas Orang Kanekes Dalam adalah pakaiannya berwarna putih alami dan biru tua serta memakai ikat kepala putih. Mereka dilarang secara adat untuk bertemu dengan orang asing.
Masyarakat Kanekes secara umum terbagi menjadi tiga kelompok yaitu tangtu, panamping (mengenal dunia luar), dan dangka (mengenal dunia luar).
Kelompok tangtu adalah kelompok yang dikenal sebagai Kanekes Dalam (Baduy Dalam), yang paling ketat mengikuti adat, yaitu warga yang tinggal di tiga kampung: Cibeo, Cikertawana, dan Cikeusik. Ciri khas Orang Kanekes Dalam adalah pakaiannya berwarna putih alami dan biru tua serta memakai ikat kepala putih. Mereka dilarang secara adat untuk bertemu dengan orang asing.
Quote:
Penampakan Suku Badui
[img]
Spoiler for satu:

Spoiler for dua:

Spoiler for tiga:

Spoiler for empat:

[img]
Spoiler for lima:

Spoiler for enam:

Sumber 1| 2 | 4
Diubah oleh seloageng 18-10-2014 11:58
0
22.6K
Kutip
88
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan