- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Lupakanlah Prabowo!


TS
bujanglapuk.v2
Lupakanlah Prabowo!
ASATUNEWS - Keputusan Prabowo Subianto menemui Joko Widodo alias Jokowi di kediaman keluarga besar Djojohadikusumo, meski hanya sekitar sepuluh menit, pada Jumat pagi (17/10) pagi, mengundang kekecewaan dan penyesalan dari berbagai pihak.
Terlepas dari apa motif Prabowo memutuskan untuk menerima Jokowi, pertemuan itu sama saja maknanya Prabowo secara moral dan politis telah mengakui kemenangan Jokowi-JK pada pemilu presiden 9 Juli 2014 lalu. "Keputusan Prabowo membuat pendukungnya patah semangat. Percuma saja rakyat mendukung Prabowo bila akhirnya takluk sama Jokowi yang sudah mencurangi dan mengkhianatinya," ujar Samiun (41), warga Kampung Melayu, Jakarta Timur, kepada ASATUNEWS.com, Jumat sore (17/10).
Wiliam Zai dari Jaringan Advokat Publik (JAP) mengatakan, pertemuan Prabowo-Jokowi telah menutup pintu kesempatan bagi Prabowo untuk menjadi presiden Indonesia, sekarang dan di masa mendatang. "Jika mulai dari tiga bulan lalu, Prabowo memusatkan perhatian, waktu, dan sumber daya yang dimiliki guna mendesak KPK dan Kejaksaan Agung untuk memproses hukum kasus-kasus korupsi Jokowi, besar kemungkinan Jokowi dapat jadi tersangka, dan otomatis Prabowo yang akan ditetapkan sebaga Presiden Indonesia periode 2014-2019," ungkap Wiliam di Jakarta, Jumat (17/10).
Menurut advokat muda ini, Prabowo telah membuang beberapa kesempatan yang memungkin dia menjadi presiden. Pertama, ketika indikasi kecurangan pemilu presiden ditemukan. Prabowo tidak punyatim khusus yang andal untuk membuktikan kecurangan KPU dan kubu Jokowi. Kedua, Prabowo gagal membangun komunikasi dengan Presiden SBY, sehingga informasi dan bukti kecurangan pemilu presiden serta bukti dugaan Komisoner KPU telah menerima suap dari kubu Jokowi tidak dapat diungkap ke publik karena ternyata hanya digunakan untuk kepentingan Presiden SBY sendiri. Ketiga, Prabowo tidak serius dalam melakukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi terkait kecurangan pemilu presiden oleh KPU. Seharusnya, Prabowo mendesak Presiden SBY untuk membantu melengkapi bukti-bukti kecurangan KPU.
"Tidak terlihat sedikit pun upaya maksimal yang telah dilakukan Prabowo sebagai pihak yang dirugikan KPU, terutama untuk menuntut kerjas ama dan partisipasi Presiden SBY untuk membantu penegakan hukum dan mewujudkan keadilan pada hasil pemilu presiden," ujar Wiliam menerangkan sebab-sebab kegagalan Prabowo.
Praktisi hukum ELM Law Firm ini menambahkan, seharusnya Prabowo saat itu secara terus-menerus mengingatkan kembali komitmen Presiden SBY kepada Prabowo yang sudah dibangun sejak Pansus Anti-Mafia Pajak DPR tahun 2011 lalu. Prabowo dan Partai Gerindra secara tak resmi telah menjadi pihak atau partai pendukung utama pemerintahan SBY. "Kenapa utang budi luar biasa SBY itu tidak diingatkan secara terus menerus oleh Prabowo?" tanya Wiliam sambil menggelengkan kepala saking herannya melihat begitu lemahnya kapabilitas tim sukses dan staf inti Prabowo Subianto.
Pendapat senada disampaikan Junaidi, pemerhati politik dari Kongres Advokat Indonesia (KAI). Menurut dia, Prabowo telah kehilangan kesempatan untuk menjadi presiden. Pertemuannya dengan Jokowi tidak membawa keuntungan apa pun bagi Prabowo, namun sebaliknya menjadi modal politik besar untuk Jokowi. "Tidak ada gunanya Prabowo menemui Jokowi. Tindakan itu hanya menyebabkan Prabowo ditinggal para pendukungnya. Pihak yang diuntungkan, selain Jokowi, adalah staf Prabowo yang dinilai berjasa besar terhadap Jokowi karena berhasil membujuk Prabowo menemui Jokowi," kata Junaidi kepada ASATUNEWS.com di Medan melalui sambungan telepon, Jumat (17/10).
Menutup pendapatnya, Wiliam Zai mengatakan, Prabowo telah kehilangan kesempatan menjadi Presiden Indonesia periode 2014-2019. Demikian juga pada pemilu presiden mendatang, yang mustahil akan diikuti lagi oleh Prabowo sehubungan dengan kondisi kesehatannya. "Jadi, kesimpulannya, kepada seluruh rakyat pendukung Prabowo, lupakanlah dia. Lebih baik semua mulai mencari tokoh terbaik sebagai calon presiden alternatif jika Jokowi dan Jusuf Kalla nantinya jatuh di tengah periode pemerintahannya," kata Wiliam. | BA/ASN-017
Dari situs favorit panasbung: http://asatunews.com/politik/2014/10...kanlah-prabowo
Prabowo sudah legowo tapi kok pendukungnya masih belum legowo?
Terlepas dari apa motif Prabowo memutuskan untuk menerima Jokowi, pertemuan itu sama saja maknanya Prabowo secara moral dan politis telah mengakui kemenangan Jokowi-JK pada pemilu presiden 9 Juli 2014 lalu. "Keputusan Prabowo membuat pendukungnya patah semangat. Percuma saja rakyat mendukung Prabowo bila akhirnya takluk sama Jokowi yang sudah mencurangi dan mengkhianatinya," ujar Samiun (41), warga Kampung Melayu, Jakarta Timur, kepada ASATUNEWS.com, Jumat sore (17/10).
Wiliam Zai dari Jaringan Advokat Publik (JAP) mengatakan, pertemuan Prabowo-Jokowi telah menutup pintu kesempatan bagi Prabowo untuk menjadi presiden Indonesia, sekarang dan di masa mendatang. "Jika mulai dari tiga bulan lalu, Prabowo memusatkan perhatian, waktu, dan sumber daya yang dimiliki guna mendesak KPK dan Kejaksaan Agung untuk memproses hukum kasus-kasus korupsi Jokowi, besar kemungkinan Jokowi dapat jadi tersangka, dan otomatis Prabowo yang akan ditetapkan sebaga Presiden Indonesia periode 2014-2019," ungkap Wiliam di Jakarta, Jumat (17/10).
Menurut advokat muda ini, Prabowo telah membuang beberapa kesempatan yang memungkin dia menjadi presiden. Pertama, ketika indikasi kecurangan pemilu presiden ditemukan. Prabowo tidak punyatim khusus yang andal untuk membuktikan kecurangan KPU dan kubu Jokowi. Kedua, Prabowo gagal membangun komunikasi dengan Presiden SBY, sehingga informasi dan bukti kecurangan pemilu presiden serta bukti dugaan Komisoner KPU telah menerima suap dari kubu Jokowi tidak dapat diungkap ke publik karena ternyata hanya digunakan untuk kepentingan Presiden SBY sendiri. Ketiga, Prabowo tidak serius dalam melakukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi terkait kecurangan pemilu presiden oleh KPU. Seharusnya, Prabowo mendesak Presiden SBY untuk membantu melengkapi bukti-bukti kecurangan KPU.
"Tidak terlihat sedikit pun upaya maksimal yang telah dilakukan Prabowo sebagai pihak yang dirugikan KPU, terutama untuk menuntut kerjas ama dan partisipasi Presiden SBY untuk membantu penegakan hukum dan mewujudkan keadilan pada hasil pemilu presiden," ujar Wiliam menerangkan sebab-sebab kegagalan Prabowo.
Praktisi hukum ELM Law Firm ini menambahkan, seharusnya Prabowo saat itu secara terus-menerus mengingatkan kembali komitmen Presiden SBY kepada Prabowo yang sudah dibangun sejak Pansus Anti-Mafia Pajak DPR tahun 2011 lalu. Prabowo dan Partai Gerindra secara tak resmi telah menjadi pihak atau partai pendukung utama pemerintahan SBY. "Kenapa utang budi luar biasa SBY itu tidak diingatkan secara terus menerus oleh Prabowo?" tanya Wiliam sambil menggelengkan kepala saking herannya melihat begitu lemahnya kapabilitas tim sukses dan staf inti Prabowo Subianto.
Pendapat senada disampaikan Junaidi, pemerhati politik dari Kongres Advokat Indonesia (KAI). Menurut dia, Prabowo telah kehilangan kesempatan untuk menjadi presiden. Pertemuannya dengan Jokowi tidak membawa keuntungan apa pun bagi Prabowo, namun sebaliknya menjadi modal politik besar untuk Jokowi. "Tidak ada gunanya Prabowo menemui Jokowi. Tindakan itu hanya menyebabkan Prabowo ditinggal para pendukungnya. Pihak yang diuntungkan, selain Jokowi, adalah staf Prabowo yang dinilai berjasa besar terhadap Jokowi karena berhasil membujuk Prabowo menemui Jokowi," kata Junaidi kepada ASATUNEWS.com di Medan melalui sambungan telepon, Jumat (17/10).
Menutup pendapatnya, Wiliam Zai mengatakan, Prabowo telah kehilangan kesempatan menjadi Presiden Indonesia periode 2014-2019. Demikian juga pada pemilu presiden mendatang, yang mustahil akan diikuti lagi oleh Prabowo sehubungan dengan kondisi kesehatannya. "Jadi, kesimpulannya, kepada seluruh rakyat pendukung Prabowo, lupakanlah dia. Lebih baik semua mulai mencari tokoh terbaik sebagai calon presiden alternatif jika Jokowi dan Jusuf Kalla nantinya jatuh di tengah periode pemerintahannya," kata Wiliam. | BA/ASN-017
Dari situs favorit panasbung: http://asatunews.com/politik/2014/10...kanlah-prabowo
Prabowo sudah legowo tapi kok pendukungnya masih belum legowo?
0
2.1K
23


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan