PT Kereta Api Indonesia (KAI) menjajaki pembelian kereta baru untuk dipakai pada transportasi kereta rel listrik (KRL) Bandara Soekarno-Hatta.
Direktur Utama KAI Ignasius Jonan mengatakan, kunjungannya ke Jepang saat ini adalah dalam rangka kerjasama pelatihan perawatan KRL dan suku cadang dengan JR East, perusahaan operator kereta di Jepang.
"Karena kami beli KRL bekas dari sana (JR East). Kami juga menjajaki pembelian KRL untuk bandara Soekarno-Hatta," jelas Jonan kepada detikFinance, Rabu (15/10/2014).
Menurut rencana, untuk KRL bandara ini, Jonan akan membeli 8 rangkaian kereta. Dari jumlah ini 7 rangkaian akan beroperasi, sementara 1 rangkaian untuk cadangan. "Diusahakan perawatan sama dengan KRL Jabodetabek," jelas Jonan.
Jonan mengatakan, untuk KRL Bandara Soekarno-Hatta akan menggunakan kereta baru, karena memang harga tiketnya lebih mahal dibandingkan KR Jabodetabek. Berapa harga kereta baru?
"Harga belum tahu, tapi kira-kira 1 gerbong sekitar US$ 1,25-1,4 juta (sekitar Rp 15-16,8 miliar)," ujar Jonan.
Seperti diketahui, KRL bandara Soekarno-Hatta ditargetkan mulai berperasi awal 2016. Tiketnya sekitar Rp 100 ribu sekali jalan.
Direktur Utama PT Railink Muhammad Nurul Fadhila pernah mengatakan, kereta bandara Soetta ini akan mulai bergerak dari stasiun Manggarai. Kemudian, akan dibangun juga stasiun khusus kereta bandara di kawasan Jalan Sudirman.
"Sekarang persiapan konstruksi, awal 2016 operasional dari Manggarai. Jadi Manggarai-Sudirman-Duri-Batu Ceper-Soetta," kata Fadhila.
Untuk tiket, harganya sekitar Rp 100 ribu. Waktu tempuh dari Manggarai ke bandara Soetta akan mencapai sekitar 54 menit dengan KRL ini.
"Satu hari akan ada 122 perjalanan (PP). Operasional mulai pukul 4 subuh hingga pukul 12.00 malam. Untuk stasiun di bandara, itu di antara terminal 1 dan terminal 2," kata Fadhila.
Untuk pembangunan KRL ini, KAI akan membangun prasarana rel, sementara PT Angkasa Pura II akan membangun stasiun di dalam bandara, dan untuk sarana keretanya akan dilakukan oleh Railink.
Investasi yang dikeluarkan oleh KAI untuk proyek kereta bandara ini adalah sebesar Rp 1,7 triliun.
memang untuk transportasi bandara memang paling tepat jika menggunakan armada baru, masa pakai armada second?
*pasti ada yang komen, Jonan antek asing, gak nasionalis karena beri KRL baru dari Jepun*