Ilustrasi
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG-Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Diponegoro Semarang, Jawa Tengah Prof Erlyn Indarti harus kehilangan uang Rp 93 juta setelah menjadi korban penipuan via telepon dan anjungan tabungan mandiri. Prof Erlyn Indarti juga mantan anggota Kompolnas.
Dalam laporannya di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu Polrestabes Semarang di Semarang, Senin (13/10), Erlyn menuturkan penipuan tersebut berawal ketika dirinya memperoleh pesan singkat dari seseorang yang mengaku bernama Hertanto, Pembantu Rektor I Undip Semarang.
Dalam pesan singkat tersebut, korban diminta untuk menghubungi Prof Purwanto dari Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional berkaitan dengan rencana pelaksanaan rapat kerja nasional tentang Peningkatan Kinerja Tenaga Kependidikan.
Diberi nomor telepon Prof Purwanto dan diminta untuk menghubunginya, katanya. Korban kemudian menghubungi nomor yang diberikan tersebut yang kemudian diterima oleh seseorang yang bernama Purwanto.
Dalam percakapan telepon tersebut, pelaku menjanjikan fasilitas dan kucuran dana untuk pelaksanaan rapat kerja nasional tersebut. Pelaku meminta korban memberikan nomor rekeningnya agar uang dapat segera ditransfer.
Berdalih karena sedang terburu-buru, pelaku meminta korban untuk segera mengecek pengiriman uang di rekening pelapor melalui ATM. Saat berada di ATM, pelaku masih membimbing korban saat mengecek rekening.
Setelah selesai bertransaksi, korban kaget karena rekening tabungannya justru berkurang sekitar Rp 93 juta. Erlyn curiga telah berada di bawah pengaruh pelaku saat mengecek rekening tabungannya. Merasa dirugikan, korban kemudian melaporkan kejadian yang dialaminya itu ke polisi (antara)
Miris
Miris baca berita ini

:
Kira-kira kejadian ini sama tidak dengan kejadian kemarin, dimana id yang ngakunya paling pintar sekaskus (BP) malahan kena jebmen id yang dia katakan bodoh, idiot dan sering dia kalahin debat?
_______________________________________________
Quote:
Original Posted By SintXVII►Sama nih modusnya Gan, memanfaatkan kelemahan sistem aktivasi baru SMS Banking, Jangan2 bank Mandiri juga ya?
Untuk para nasabah Mandiri termasuk saya dan keluarga harap berhati dengan rekening anda. Karena saat ini marak modus hipnotis yang memanfaatkan kelemahan pada sistem baru utk aktivasi SMS Banking Mandiri. Pelaku hipnotis dapat menguras habis rekening anda dgn memanfaatkan fitur SMS Banking ini. Kejadian ini baru dialami Ibu saya pada Minggu, 12 Okt 2014 kemarin. Jalan ceritanya yaitu:
1. Ibu saya menerima telpon dari seseorang yang mengaku ingin menyewa kos di rumah kami (Mengaku bernama dokter Budi) selama 1 thn, dan akan mentransfer uang 1jt sebagai DP.
2. Pelaku meminta Ibu saya ke ATM utk cek uang DP yg telah pelaku transfer, dan diminta utk tlp Pelaku saat di ATM. (Hipnotis sudah mulai dilakukan via telepon)
3. Saat sedang memeriksa di ATM Ibu saya secara tidak sadar diarahkan untuk memencet tombol-tombol yang ternyata adalah untuk mendaftarkan SMS Banking Mandiri. Nomor yg didaftarkan adalah nomor Pelaku, bukan nomor Ibu saya. Terlihat pada foto dibawah ini, nomor pelaku yg terdaftarkan (Ibu saya masih dalam Hipnotis Pelaku)
NB : Dengan sistem baru untuk aktifasi SMS Banking Mandiri yang cukup dengan mendaftarkan nomor HP via ATM, kemudian akan ada SMS kode konfirmasi ke nomor tersebut. Sedangkan sistem sebelumnya kita harus mengaktifkan ke bank Mandiri secara langsung setelah mendaftarkan via ATM. Disinilah letak kelemahan dari sistem baru Mandiri. Karena siapapun bisa mendaftarkan nomor HPnya untuk SMS Banking menggunakan rekening kita, dengan kita sadari atau tidak.
4. Ibu saya kembali ke rumah, saat di rumah bertemu dgn Ayah dan Adik saya barulah beliau sadar dan menceritakan kejadian di ATM tersebut. Kemudian Ayah saya curiga dan menyuruh mengecek rekening di ATMnya kembali. Dan ternyata benar uang di Rekening Ibu saya sudah ludes dikuras habis oleh Pelaku ( Saldo saat itu +/- Rp. 15.000.000 )
5. Ibu saya menelpon Call Center Mandiri di 14000 untuk meminta bantuan, dijelaskan oleh Custumer Service'nya saat itu Bpk. David bahwa benar sudah terjadi dana keluar sebesar +/- 15jt. Tetapi CS tidak bisa memberikan data nama Rekening tujuan tersebut krn "Sistem" dr Mandiri. Lalu CS meminta utk mendatangi Kantor Cabang Mandiri pada esok hari, dan sementara dia hanya bisa memblokir fasilitas SMS Banking dan tidak bisa membantu apa2 lagi. (Mengecewakan)
6. Ibu saya melaporkan ke Polsek terdekat supaya dilacak kemana uang tersebut ditransfer, dan Polisi hanya bisa melakukan pemeriksaan bila ada data laporan dari Bank Mandiri (Sekali lagi kami warga awam kecewa)
7. Senin pagi hari Ibu saya mendatangi Kantor Cabang Mandiri Setrasari Plaza, Bandung. Dilayani oleh Custumer Service(CS) bernama Ibu Weni Suryani, diberitahukan bahwa telah terjadi transfer ke rekening Bank Mandiri Cab. Muncek, Banyuwangi atas nama
Hilda Putri nomor
900.002.742.0752 dan kemudian dari rekening tersebut ditransfer ke rekening Bank lain, tetapi CS tidak bisa memberitahukan data akun bank lain tersebut krn alasan peraturan Mandiri. Hanya bisa dilakukan pelacakan bila ada perintah penyelidikan dari Polisi. ( Kecewa kembali, kami diping-pong oleh Polisi - Mandiri - Polisi). CS hanya menyarankan untuk lebih berhati-hati lain kali (Suck

banget, smoga keluarganya mengalami hal yg sama suatu saat nanti) . Kemudian pihak Mandiri tidak ada tanggung jawab apapun atas kejadian ini. (Kasian banget nasib nasabah

)
Dan hasilnya Ibu saya hanya bisa pulang gigit jari karena kehilangan uang Rp, 15 juta di rekening Mandirinya

yang menurut kami ini adalah
akibat kelemahan sistem aktivasi baru dari Bank Mandiri. Tetapi bila sistem masih menggunakan sistem lama yaitu untuk aktivasi kita harus melakukan kepada Customer Service di Bank terdekat secara langsung, maka hal ini akan sulit terjadi. Alasan dari pihak Mandiri sistem baru ini untuk mempermudah nasabah, tetapi kenyataannya justru membahayakan nasabah. Saat ini kami sekeluarga berencana untuk menutup rekening2 Mandiri kami karena kecewa tidak ada etikat baik dari pihak Mandiri untuk membantu mengusut pelaku, seharusnya Mandiri bertanggung jawab atas kejadian ini akibat kebijakan baru mereka
Untuk agan2 yang mengerti dan paham hukum, mohon bantuannya kira2 tindakan apa yang bisa kami lakukan? sementara saat ini kami berencana akan mengadu ke LBH dan YLKI. Dan saudara kami yang wartawan akan mempublikasikan masalah ini di Surat Kabar. Ada kecurigaan kami, apakah pelakunya adalah orang dalam dari pihak Bank, krn seingat Ibu saya, dia hanya disuruh memencet nomor2 pada keyboard seperti kode2, bukan memilih melalui fitur di layar (Tentunya hanya pihak bank yg tahu kode2 atau cara ini).
Adapun tujuan kami yaitu untuk mencari keadilan dan tanggung jawab dari Mandiri, krn kami telah dirugikan akibat sistem baru mereka, dan kepada pihak aparat agar mau mengusut/menangkap Pelakunya agar tidak ada korban lainnya.
SEKALI LAGI BERIBU-RIBU KECEWA KEPADA MANDIRI !!!!! Mungkin bagi anda nominal Rp. 15 juta hanyalah uang kecil, tetapi bagi Ibu dan Ayah saya yang hanya seorang Pensiunan, uang segitu sangatlah besar dan berharga