- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Mengulik Strategi Politik Meja Makan Jokowi


TS
nubi.genit
Mengulik Strategi Politik Meja Makan Jokowi
Quote:

Jakarta -Joko Widodo (Jokowi) rupanya masih menjadikan meja makan sebagai tempat berdiplomasi. Setelah sukses dengan PKL Solo dan sejumlah warga Jakarta, kini giliran para pimpinan parlemen.
"Sejak lama Jokowi memang memiliki gaya pendekatan yang soft dalam berdiplomatis, tidak saling serang argumen," ujar pengamat politik dari UGM Arie Sujito saat berbincang dengan detikcom, Sabtu (11/10/2014) malam.
Kembali ke meja makan, Arie melihat itu menjadi alternatif cara diplomatis positif yang harus tetap dijaga oleh Jokowi. Atau bahkan perlu dikembangkan levelnya ketika nanti resmi duduk di RI-1.
"Itu menjadi salah satu alternatif komunikasi saja. Itu justru akan dikembangkan nanti sama Jokowi," imbuhnya.
Gaya persuasif Jokowi pernah diterapkan kala menjalankan program relokasi PKL saat menjadi Wali Kota Solo, Jokowi mengundang para PKL hingga puluhan kali. Pendekatan ini menjadi fenomenal karena dengannya, relokasi PKL bisa berjalan mulus.
Hal yang sama juga beberapa kali dilakukan setelah menjadi orang nomor satu di Jakarta. Salah satunya adalah saat Pemprov DKI akan merelokasi warga penghuni Waduk Pluit ke Rusun Marunda.
Saat itu Jokowi menjamu para warga di Balai Kota DKI. Layaknya tuan rumah, Jokowi menjamu para tamunya dengan hidangan yang beragam. Pria Solo ini juga mengambil hati dengan mengambilkan nasi untuk warganya.
Terakhir tapi mungkin juga menjadi permulaan bagi level baru Jokowi yaitu pertemuan antara dirinya dengan para pimpinan Parlemen juga berlangsung di meja makan. Kabar ketidakharmonisan eksekutif dan legislatif berusaha ditepis dengan obrolan soal makanan enak.
Dengan begitu, Arie melihat Jokowi merupakan politisi yang realis. Jokowi menyadari bahwa faktanya koalisi parlemennya kalah.
"Dia mengakui itu dan kemudian dia menjalin berkomunikasi (dengan pimpinan DPR)," imbuhnya.
"Dia (Jokowi) sadar betul kalau pertarungan menggunakan metode oleh Koalisi Indonesia Hebat (KIH) kemarin nggak efektif (di pemilihan pimpinan DPR dan MPR). Faktanya, metode komunikasi politiknya tidak bisa menang," ulas Arie.
Arie menekankan, yang harus tetap dipertahankan dari gaya komunikasi Jokowi ini adalah komitmennya yang tanpa transaksional. Komitmen inilah yang menjadi sumber dari kekuatan koalisinya dengan rakyat yang telah memilihnya.
"Jokowi juga seharusnya terus membangun kesepahaman (dengan parlemen). Walaupun dia tahu didukung oleh rakyat, tapi tetap harus didukung lembaga-lembaga negara," tuturnya.
Sumber
sesuai dengan sila ke-4 musyawarah memang lebih baik..

0
1.5K
Kutip
14
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan