- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
JALITENG sapi spesies baru gan


TS
yusufanzory
JALITENG sapi spesies baru gan


HT? ga ada kali tong 

agan agan udah tau yang namanya JALITENG? ini sapi spesies baru gan, udah lama sih tp kurang terlalu di ekspos media, nih penampakan nya

Quote:
SURYA Online, SURABAYA - Upaya menjadikan Jatim sebagai penyangga daging nasional, tak hanya dilakukan dengan menggerojokkan anggaran ratusan miliar. Upaya research dan rekayasa genetik juga dilakukan. Hasilnya, Dinas Peternakan berhasil mengembangkan ‘Jaliteng’ sebagai varietas baru
sapi unggul yang khas Jatim.
Puncak peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2012 di Taman Safari Indonesia (TSI) Prigen, 17 Juli lalu, bermakna sangat spesial bagi Gubernur Soekarwo. Orang nomor satu di Jatim tersebut beberapa kali terlihat tersenyum simpul. Wajahnya sumringah dan beberapa kali terucap kalimat “Luar Biasa” dari bibirnya.
Usut punya usut, ekspresi kegembiraan Pakde Karwo – panggilan akrab Soekarwo, bukan karena dirinya sedang dikerumuni ribuan anak-anak yang mengikuti perayaan peringatan HAN maupun akibat indahnya pemandangan di TSI Prigen yang menjadi salah satu lokasi wisata unggulan provinsi ini.
Penyebabnya, ternyata karena keberhasilan Dinas Peternakan Jatim mengembangkan sapi jenis baru hasil persilangan antara Banteng Baluran dengan Sapi Bali. Sapi tersebut diberi nama ‘Jaliteng’, kepanjangan dari Jawa Timur, Sapi Bali dan Banteng.
Gubernur Soekarwo mengatakan, Jaliteng merupakan penemuan sapi varietas baru yang spektakuler dan pertama kali di dunia. “Ini discovery pengetahuan tentang varietas baru,” ujarnya, Rabu (20/10/2012), ketika ditanya kembali terkait ‘Jaliteng’.
‘Jaliteng’ merupakan hasil perkimpoian antara Sapi Bali (Bos javanicus f. Domestica) dengan pejantan Banteng Baluran (Bos javanicus). Jaliteng pertama dari proses perkimpoian yang dikembangkan Pemprov
Jatim dengan TSI II Prigen lahir pada April 2012. Jenis kelaminnya jantan, dan diberi nama Sadewo alias Sapi Pakde Karwo.
Kepala Dinas Peternakan Jatim Maskur menjelaskan, nama Sadewo tersebut sesuai dengan permintaan Pakde Karwo, selaku penggagas. “Makanya ‘selamatan' terhadap pemberian nama baru tersebut dilakukan bersamaan dengan peringatan HAN yang dipusatkan di TSI Prigen,” selorohnya .
Pakde Karwo menambahkan, sebagai varietas baru, sapi Jaliteng punya banyak keunggulan. Di antaranya, bobot saat lahir bisa mencapai 20 kg,
padahal sapi biasa hanya 14 kg. Sedangkan bobot maksimal saat usia dewasa bisa mencapai 1 ton. Ini berarti, tiap harinya Jaliteng mengalami kenaikan berat 0,06 kg. Untuk pejantan, Jaliteng bisa disembelih ketika berusia 2-3 tahun.
“Ini sungguh luar biasa. Karena umumnya berat maksimal Sapi Bali hanya 300 kg. Saya yakin, ke depan Jaliteng akan membantu meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dan mempertahankan status Jatim sebagai penyangga daging nasional,” terangnya.
Selain bobotnya yang luar biasa, Jaliteng juga mempunyai keunggulan lain, yakni tahan dari serangan penyakit yang sering menyerang sapi
pada umumnya. Dia mampu bertahan dari serangan penyakit antrax, mulut, dan kuku yang selama ini masih belum ditemukan pencegahan yang benar-benar sukses. Jaliteng juga sanggup hidup di daerah tropis, terutama ketika musim kemarau tiba. Bahkan sapi jenis ini juga dapat memakan rumput yang kering.
“Tapi yang paling penting, di benak setiap orang ada bibit sapi baru yang ditemukan Pemprov Jatim. Namanya Jaliteng dan bebas dari penyakit kuku, mulut, antrax, bahkan sapi gila. Luar biasanya, ini pertama kali di dunia,” tegas Pakde, dengan nada bangga.
Pengamat Peternakan Jatim Suparwoko Adisoemarto mengapresiasi, keberhasilan Jatim mengembangkan Jaliteng sebagai varietas baru sapi unggul. Menurutnya, selain beratnya diperkirakan mencapai 500 kg, sapi ini juga diperkirakan rendah lemak seperti sapi Bali dengan karkas mencapai 56 persen – atau menjadi yang paling bagus di dunia.
“Ini tentu sangat menguntungkan bagi Jatim selaku penyangga daging nasional dengan suplai sebesar 31 persen dari kebutuhan daging nasional,” terang Suparwoko.
Selain itu, keberadaan ‘Jaliteng’ juga diyakini Soeparwoko dapat mewujudkan upaya Pemerintah Pusat untuk mencapai swasembada daging yang beberapa kali gagal diwujudkan.
Apalagi sejak 2009 lalu, Pemprov juga telah melakukan upaya revitalisasi pembangunan peternakan untuk meningkatkan populasi, produksi, dan produktivitas, dan mutu genetik ternak dengan menggulirkan Inseminasi Buatan (IB) terhadap 1,3 juta akseptor sapi melalui program Sapi Berlian.
Pernyataan Suparwoko ada benarnya. Dengan jumlah populasi sapi potong mencapai 4.727.298 ekor, dengan rincian kelahiran 966.590 ekor, pemotongan 495.984 ekor, dan pengeluaran 148.593 ekor, pada tahun 2011 terjadi surplus sapi sebanyak 324.013 ekor atau yang terbanyak diantara provinsi lain di Indonesia.
Karena setiap tahun selalu surplus inilah, Gubernur Jatim mengeluarkan surat edaran Nomor 524/8838/023/2010 tanggal 30 Juni 2010 tentang
Larangan pemasukan dan peredaran sapi, daging dan jeroan impor masuk ke wilayah hukum Jatim. Tujuannya, agar jutaan peternak di Jatim merasakan nikmat ‘surga dunia’ dari melimpahnya hewan ternak di lingkungan tempat tinggalnya masing-masing. (mujib anwar)
sapi unggul yang khas Jatim.
Puncak peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2012 di Taman Safari Indonesia (TSI) Prigen, 17 Juli lalu, bermakna sangat spesial bagi Gubernur Soekarwo. Orang nomor satu di Jatim tersebut beberapa kali terlihat tersenyum simpul. Wajahnya sumringah dan beberapa kali terucap kalimat “Luar Biasa” dari bibirnya.
Usut punya usut, ekspresi kegembiraan Pakde Karwo – panggilan akrab Soekarwo, bukan karena dirinya sedang dikerumuni ribuan anak-anak yang mengikuti perayaan peringatan HAN maupun akibat indahnya pemandangan di TSI Prigen yang menjadi salah satu lokasi wisata unggulan provinsi ini.
Penyebabnya, ternyata karena keberhasilan Dinas Peternakan Jatim mengembangkan sapi jenis baru hasil persilangan antara Banteng Baluran dengan Sapi Bali. Sapi tersebut diberi nama ‘Jaliteng’, kepanjangan dari Jawa Timur, Sapi Bali dan Banteng.
Gubernur Soekarwo mengatakan, Jaliteng merupakan penemuan sapi varietas baru yang spektakuler dan pertama kali di dunia. “Ini discovery pengetahuan tentang varietas baru,” ujarnya, Rabu (20/10/2012), ketika ditanya kembali terkait ‘Jaliteng’.
‘Jaliteng’ merupakan hasil perkimpoian antara Sapi Bali (Bos javanicus f. Domestica) dengan pejantan Banteng Baluran (Bos javanicus). Jaliteng pertama dari proses perkimpoian yang dikembangkan Pemprov
Jatim dengan TSI II Prigen lahir pada April 2012. Jenis kelaminnya jantan, dan diberi nama Sadewo alias Sapi Pakde Karwo.
Kepala Dinas Peternakan Jatim Maskur menjelaskan, nama Sadewo tersebut sesuai dengan permintaan Pakde Karwo, selaku penggagas. “Makanya ‘selamatan' terhadap pemberian nama baru tersebut dilakukan bersamaan dengan peringatan HAN yang dipusatkan di TSI Prigen,” selorohnya .
Pakde Karwo menambahkan, sebagai varietas baru, sapi Jaliteng punya banyak keunggulan. Di antaranya, bobot saat lahir bisa mencapai 20 kg,
padahal sapi biasa hanya 14 kg. Sedangkan bobot maksimal saat usia dewasa bisa mencapai 1 ton. Ini berarti, tiap harinya Jaliteng mengalami kenaikan berat 0,06 kg. Untuk pejantan, Jaliteng bisa disembelih ketika berusia 2-3 tahun.
“Ini sungguh luar biasa. Karena umumnya berat maksimal Sapi Bali hanya 300 kg. Saya yakin, ke depan Jaliteng akan membantu meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dan mempertahankan status Jatim sebagai penyangga daging nasional,” terangnya.
Selain bobotnya yang luar biasa, Jaliteng juga mempunyai keunggulan lain, yakni tahan dari serangan penyakit yang sering menyerang sapi
pada umumnya. Dia mampu bertahan dari serangan penyakit antrax, mulut, dan kuku yang selama ini masih belum ditemukan pencegahan yang benar-benar sukses. Jaliteng juga sanggup hidup di daerah tropis, terutama ketika musim kemarau tiba. Bahkan sapi jenis ini juga dapat memakan rumput yang kering.
“Tapi yang paling penting, di benak setiap orang ada bibit sapi baru yang ditemukan Pemprov Jatim. Namanya Jaliteng dan bebas dari penyakit kuku, mulut, antrax, bahkan sapi gila. Luar biasanya, ini pertama kali di dunia,” tegas Pakde, dengan nada bangga.
Pengamat Peternakan Jatim Suparwoko Adisoemarto mengapresiasi, keberhasilan Jatim mengembangkan Jaliteng sebagai varietas baru sapi unggul. Menurutnya, selain beratnya diperkirakan mencapai 500 kg, sapi ini juga diperkirakan rendah lemak seperti sapi Bali dengan karkas mencapai 56 persen – atau menjadi yang paling bagus di dunia.
“Ini tentu sangat menguntungkan bagi Jatim selaku penyangga daging nasional dengan suplai sebesar 31 persen dari kebutuhan daging nasional,” terang Suparwoko.
Selain itu, keberadaan ‘Jaliteng’ juga diyakini Soeparwoko dapat mewujudkan upaya Pemerintah Pusat untuk mencapai swasembada daging yang beberapa kali gagal diwujudkan.
Apalagi sejak 2009 lalu, Pemprov juga telah melakukan upaya revitalisasi pembangunan peternakan untuk meningkatkan populasi, produksi, dan produktivitas, dan mutu genetik ternak dengan menggulirkan Inseminasi Buatan (IB) terhadap 1,3 juta akseptor sapi melalui program Sapi Berlian.
Pernyataan Suparwoko ada benarnya. Dengan jumlah populasi sapi potong mencapai 4.727.298 ekor, dengan rincian kelahiran 966.590 ekor, pemotongan 495.984 ekor, dan pengeluaran 148.593 ekor, pada tahun 2011 terjadi surplus sapi sebanyak 324.013 ekor atau yang terbanyak diantara provinsi lain di Indonesia.
Karena setiap tahun selalu surplus inilah, Gubernur Jatim mengeluarkan surat edaran Nomor 524/8838/023/2010 tanggal 30 Juni 2010 tentang
Larangan pemasukan dan peredaran sapi, daging dan jeroan impor masuk ke wilayah hukum Jatim. Tujuannya, agar jutaan peternak di Jatim merasakan nikmat ‘surga dunia’ dari melimpahnya hewan ternak di lingkungan tempat tinggalnya masing-masing. (mujib anwar)
kalo berkenan ane minta


jangan di kasih


tp tetep UTAMAKAN KOMENG GAN
SUMBER
Diubah oleh yusufanzory 10-10-2014 20:21
0
4.3K
Kutip
21
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan