Kaskus

News

infobenarAvatar border
TS
infobenar
Riset Gunung Padang 12 Agustus - 2 Oktober 2014 (PENELITI DAN TNI)
RESUME Riset Gunung Padang 12 Agustus - 2 Oktober 2014 (TTRM/TIMNAS/ KARYA BHAKTI TNI)

Riset Gunung Padang 12 Agustus - 2 Oktober 2014 (PENELITI DAN TNI)
Fhoto sebelum pengupasan oleh TNI


Riset Gunung Padang 12 Agustus - 2 Oktober 2014 (PENELITI DAN TNI)
MAHAKARYA PERADABAN LELUHUR NUSANTARA
Kegiatan penelitian didukung oleh Program Karya Bakti TNI berhasil membuktikan temuan TTRM tanpa keraguan tentang keberadaan struktur bangunan batu yang unik dan luarbiasa peninggalan peradaban adiluhung bangsa Nusantara. Fhoto di atas, diambil 27 Agustus dengan bantuan drone mahasiswa Universitas Pasundan digabungkan dengan data geofisika. Terlihat jelas hasil pengupasan yang dilakukan TNI yang bersama arkeolog UI dan BPCB.











RESUME LAPORAN KEGIATAN PENELITIAN TIM TERPADU RISET MANDIRI (TTRM)/TIM NASIONAL PELESTARIAN DAN PENGELOLAAN GUNUNG PADANG BERSAMA KARYA BAKTI TNI 12 Agustus - 2 Oktober 2014









RESUME

Berikut resume dari laporan riset sejak 12 Agustus sampai 2 oktober 2014. Publikasi ilmiah riset ini masih terus disusun lengkap sejak 2011. Sebagian besar sudah dipublikasikan. Namun, secara lengkap Publikasi ilmiah akan dipublikasikan, tentu dengan tetap memperhatikan kepentingan buat bangsa, negara dan rakyat.



Sejak tahun 1998 Situs Gunung Padang sudah menjadi cagar budaya berdasarkan Kepmendikbud tahun 1998 dan dikenal sebagai situs megalitik yang besar menempati area seluas 3.094,59m2 di puncak bukit yang berupa struktur teras‐teras dari susunan batu‐batu kolom (columnar joint rocks). Situs ini sudah mulai diteliti oleh ARKENAS, BALAR dan institusi lainnya sejak tahun 1980‐an dan terus berlanjut setelah 1998 sampai tahun 2013. Sejalan

dengan itu situs ini juga sudah dijadikan tempat wisata. Walaupun situs megalitik ini sebetulnya sangat unik, cukup besar, dan berada pada lokasi yang sangat asri, namun sampai tahun 2011 masih jarang dikunjungi wisatawan.



Baru setelah Tim Terpadu Riset Mandiri melakukan penelitian sejak Oktober 2011 dan kemudian giat mempublikasikan hasil penelitiannya yang cukup mengejutkan dan menuai kontroversi maka mulai situs Gunung Padang ramai dikunjungi masyarakat dari berbagai kalangan. Dari pengunjung yang hanya puluhan menjadi ribuan. Sekarang situs Gunung Padang sudah menjadi buah bibir dimana-mana diberbagai kalangan baik di dalam negeri ataupun luar negeri.



TTRM adalah yang pertama di Indonesia merintis penelitian dalam wilayah cagar budaya dengan pendekatan multi disiplin dan menggunakan hampir semua teknologi pemindaian permukaan dan bawah permukaan yang biasa dipakai dalam disiplin ilmu geologi dan geofisika.

Sebenarnya pendekatan dan teknologi yang digunakan ini sudah dilakukan di duniainternasional dan sudah masuk dalam materi perkuliahan di bidang arkeologi, namun untuk Indonesia prakteknya masih sangat langka. Hal ini menjadi salah satu alasan kenapa penelitian TTRM menjadi kontroversi, khususnya di kalangan ahli arkeologi bahkan juga ahli geologi.

Riset Gunung Padang 12 Agustus - 2 Oktober 2014 (PENELITI DAN TNI)




Selain penggunaan konsep dan metoda baru sejak ditemukannya situs‐situs besar budaya pada masa pemerintahan Inggris dan Belanda, seperti Candi Borobudur dan Trowulan , belum pernah ada lagi temuan monumen besar peradaban masa lalu sehingga temuan monumen besar di bawah permukaan situs Gunung Padang boleh dibilang menjadi temuan besar pertama sejak zaman kemerdekaan Indonesia. Hal ini tentu juga menyebabkan banyak kekagetan dan 'kecanggungan' dalam menyikapi dan menindaklanjutinya.





Temuan baru hasil penelitian TTRM sejak tahun 2011 sampai awal 2014 adalah sebagai berikut:



1) Penyebaran lateral situs megalitik (Lapisan 1) meliputi seluruh bukit.

Hasil survey lapangan dan pemindaian struktur bawah permukaan hasil survey geolistrik dan georadar dan juga survey arkeologi permukaan memperlihatkan bahwa Lapisan 1 melampar tidak hanya di bagian atas bukit seperti yang didefinisikan oleh Kemendikbud 1998 tapi melampar jauh sampai ke badan bukit seluas 15 hektar (±150.000 m2) dan jika diukur dengan bagian halamannya mencapai 29 hektar.



2) Temuan Lapisan Batuan artifisial (lapisan bangunan) di bawah permukaan Di bawah permukaan masih terdapat Lapisan 2 yang tersusun dari kolom‐kolom batu yang serupa dengan yang di atas permukaan tapi lebih rapih dan kompak serta mempunyai matriks perekat diantara batu‐batu kolomnya sampai kedalaman sampai 4‐5m. Di bawah lapisan 2 terus sampai kedalaman 15 meter masih terdapat susunan lapisan batu‐batu kolom yang diduga masih artifisial atau lapisan bangunan disebut sebagai Lapisan 3 dan lapisan 4a)



3) Temuan Lapisan 4b : Formasi batuan lava andesit alamiah yang diduga sudah dibentuk menjadi bagian inti dari bangunan. Pemboran geologi menembus tubuh batuan lava andesit di kedalaman 15 meter sesuai
dengan hasil pemindaian georadar, geolistrik, dan seismik tomografi. Tubuh lava ini kemungkinan merupakan formasi batuan alamiah Gunung padang tapi sudah dipahat oleh manusia menjadi bagian inti dari bangunan Gunung Padang.



4) Dugaan keberadaan rongga‐rongga di bawah permukaan

Keberadaan rongga‐rongga besar di bawah permukaan diindikasikan dengan konsisten dari banyak Lintasan georadar dan geolistrik 2D, 3D dan seismik tomografi. Kemudian dua lokasi pemboran di sisi selatan (GP‐2) dan timur (GP‐4) di Teras 5 mengalami “partial” dan “total loss”(32 rb liter air) dari sirkulasi air bor.



5) Temuan lapisan tanah timbun.

Lapisan tanah yang menutup permukaan atas bukit Gunung Padang kebanyakan adalah tanah timbun bukan residual soil. Hal ini jelas terlihat karena tidak ada gradasi pelapukan dari tanah di atas ke Lapisan 2 tapi kontak tegas. Fakta lain yang mengejutkan, sisi selatan Teras 5 ternyata ditimbun setebal sampai 7m, ditunjukan oleh eskavasi sedalam 3m dan pemboran di GP‐2 (sampai 15m).



6) Analisa baru untuk pentarikhan Umur‐Umur absolut (lapisan‐lapisan) Situs dengan Karbon Dating

Penelitian terdahulu dari tahun 1980 sampai 2011 belum melakukan penentuan umur situs tapi hanya mengklasifikasikan Situs Gunung Padang sebagai produk budaya megalitik dari zaman pra‐sejarah sesuai dengan literatur yang ada. TTRM adalah yang pertamakali dan masih satu‐satunya yang melakukan penentuan umur absolut situs dengan metoda karbon dating terlepas dari kekurangannya. Hasil sementara mengindikasikan bahwa umur situs lapisan 1 berkisar 500‐100 SM atau lebih muda, Lapisan 2 sekitar 5000 SM, dan Lapisan di bawahnya lebih tua dari 8000 SM. umur karbon tertua yang diambil dari tanah diantara lapisan batuan adalah 26000 tahun.

Analisis lebih detil dan komprehensif diperlukan untuk verivikasi.





Setelah melalui perjalanan panjang dan berliku‐liku akhirnya pada tanggal 17 Agustus 2014 dibentuk Tim Nasional untuk Pelestarian dan Pengelolaan Situs Gunung padang berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.225/P/2014 yang anggauta penelitinya adalah TTRM

ditambah para ahli dari berbagai institusi di seluruh Indonesia. Kemudian berdasarkan perintah presiden kepada Kepala Staf Angkatan Darat dan penugasan dari Mendikbud dan Direktur Purbakala selaku Ketua Timnas kepada tim peneliti, maka dari tanggal 12 Agustus sampai dengan 2 Oktober 2014 dilakukan kegiatan penelitian bekerjasama dengan TNI‐AD dalam kerangka program karya bakti sosial untuk menunjang kegiatan penelitian, membantu masyarakat setempat serta merenovasi infrastruktur situs.



Kegiatan penelitian ini dimaksudkan untuk akselerasi riset dalam menuntaskan pembuktian temuan‐temuan baru TTRM dan persiapan pra‐pemugaran serta pengembangan kawasan, sesuai dengan amanat yang termuat dalam Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 430.05/Kep.302‐Disparbud/2014 dan 430.05/Kep.303‐Disparbud/2014 dan juga isi pidatompengarahan Presiden RI di Gunung Padang tanggal 27 Februari 2014. Selain itu, penelitian ini

juga dimaksudkan sebagai penelitian awal yang hasilnya akan dijadikan masukan untuk Tim Nasional Gunung Padang sehingga dapat bergerak lebih cepat untuk membuat program kerja ke depan.



Atas ketekunan dan kerja keras para peneliti dan pasukan TNI kegiatan penelitian berjalan dengan baik, lancar, sangat efisien dan produktif walaupun dengan peralatan dan dana mandir seadanya. Hanya dalam waktu relatif singkat tim berhasil membuat kotak gali geologi‐arkeologi sebanyak 11 buah (termasuk bekas tebing longsor yang dibersihkan) di berbagai lokasi situs dan pemboran geologi di tiga lokasi yang di‐desain untuk membuktikan hasil penelitian TTRM. Lokasi eskavasi dinamakan: Alpha, Beta‐1, Beta‐2, Charlie‐1, Charlie‐2, Charlie‐3, Charlie‐4 Delta, Echo‐1, Echo‐2, dan Fanta dengan kedalaman eskavasi dari 2 sampai 5m, kecuali Echo‐1 sampai 11m.

Khusus Beta‐2 bukan kotak gali tapi muka tebing longsor yang dibersihkan
sehingga dapat terlihat struktur lapisan tanah dan batuannya untuk dianalisa. Lokasi pemboran dinamakan GP‐5 (di Teras 5), GP‐6 dan GP‐7 (di Teras 2) dengan kedalaman secara berurutan 35m, 22m, dan 22m; yang dilakukan untuk melengkapi data 4 lokasi pemboran sebelumnya (GP‐1, 2, 3, 4).



Hasil eskavasi dan pemboran berhasil membuktikan temuan‐temuan TTRM. Hasil pembersihan lereng‐lereng dari kerimbunan semak‐semak dan pepohonan liar yang kemudian dilanjutka dengan pemotretan udara 3D dengan memakai pesawat drone, kamera Go‐Pro dan AGI Software dapat memperlihatkan bentuk bukit Gunung Padang yang secara nyata memperlihatkan sebagian terasering lapisan batu di badan bukit serta mengesankan keberadaan bangunan mirip piramida di bawah bukit. Kemudian, hasil penelitian kotak eskavasi berhasil membuktikan secara nyata dan tuntas tanpa keraguan keberadaan lapisan batuan artifisial atau bangunan yang tertimbun tanah di bawah situs megalitik di atas bukit dan juga di lereng‐lerengnya.






Riset Gunung Padang 12 Agustus - 2 Oktober 2014 (PENELITI DAN TNI)
Foto 3D kotak gali fanta dan Echo]2 memperlihatkan muka lapisan batuan artifisial yang merupakan muka bangunan tertimbun di bawa tanah dan struktur dinding di Echo2.







Pada kegiatan kali ini yang menjadi fokus pembuktian adalah Lapisan 2 yang hanya tertimbun tidak lebih dari 2‐3m di bawah tanah. Struktur bangunan ini terbukti ada dan melampar di bawah situs megalitik di atas bukit sampai ke lereng badan bukitnya. Orientasi batu‐batu kolomnya sangat teratur, kokoh dan rapih, nyaris sepintas seperti struktur "columnar joint alamiah (collonade). Perbedaan tegas dengan yang alamiah adalah: struktur columnar joint alamiah yang terbentuk ketika lava atau cairan magma membeku arah memanjang kolomnya selalu tegak lurus permukaan pendinginan (=bidang lapisan) dan hubungan antar bidang kolomnya saling mengunci (interlocking) dan rapat atau tanpa matrix, sedangkan di Gunung Padang arah kolomnya (hampir) sejajar bidang lapisan, antar bidang permukaan kolomnya tidak selalu saling mengunci dan selalu dipisahkan oleh matriks atau semen rata‐rat setebal 5‐10cm.



Disamping itu, bukti arkeologis/arsitektur yang mendukung adalah ditemukan banyak artefak batu yang berfungsi sebagai pasak‐pasak atau atau kolom‐kolom batu yang sudah dipahat membentuk geometri untuk kuncian susunan batu, dan juga aspek‐aspek struktur artifisial bangunan. Ditemukan juga banyak artefak lain yang unik‐unik di permukaan Lapisan 2. Di bagian Teras 1 dan 5 terlihat orientasi struktur kolom batu tegak lurus dengan arah memanjang situs. Di atas bukit batu‐batu kolom ini umumnya horisontal sedangkan di lereng barat dan timur membentuk sudut sekitar 10‐150 searah dengan kemiringan lerengnya. Di Teras 2 dan lereng timur di bawahnya batu‐batu kolom ini secara unik disusun membentuk sudut sekitar 150 (sudut tajam menghadap utara). Tahap selanjutnya, perlu dilakukan eskavasi lebih extensif lagi untuk mengtahui arsitektur bangunan lebih detil dan komprehensif.

Riset Gunung Padang 12 Agustus - 2 Oktober 2014 (PENELITI DAN TNI)
Geometri dan struktur susunan batuan artifisial, khususnya lapisan 2 dibuktikan oleh eskavasi danrekonstruksi bawah permukaan.







Dalam kegiatan ini sudah dilakukan usaha sistematis untuk meneliti keberadaan ruang‐ruang di bawah permukaan sudah mulai dilakukan. Hasilnya sudah mendapat titik terang tapi belum dapat dituntaskan karena kondisinya tidak lebih banyak. Untuk melanjutkannya dibutuhkan lebih banyak waktu, peralatan, data bawah permukaan dan eskavasi yang lebih ekstensif.



KESIMPULAN DAN SARAN



Terbukti bahwa situs Gunung Padang bukan hanya situs megalitik cagar budaya biasa tapi satu monumen bangunan raksasa yang unik dan luarbiasa dari leluhur Nusantara ribuan tahun sebelum masehi. Bentuknya mirip dengan struktur piramida tapi tidak sama dengan piramida di Mesir atau di Amerika selatan (peradaban Maya). Monumen peradaban maju zaman prasejarah ini layak disebut sebagai Piramida khas Nusantara. Eksplorasi belum selesai namun bisa dipastikan di dalamnya masih banyak menyimpan misteri warisan budaya "beyond imagination".



Ke depan karena akan memerlukan proses eskavasi yang sangat intensif maka disarankan mulai masuk ke tahap pemugaran berbarengan dengan penelitian lanjutan Penanganannya harus dilakukan secara multi‐disipliner dan lintas sektoral karena menyangkut banyak aspek dan kepentingan termasuk aspek vital‐strategisnya untuk dijadikan kebanggaan nasional dan simbol jati diri bangsa yang besar dan luhur. Lebih jauh lagi temuan besar di Gunung Padang dapat menjadi awal dan model untuk eksplorasi‐penelitian lebih luas dalam mengungkap kekayaan warisan leluhur di seluruh wilayah Indonesia.
Diubah oleh infobenar 07-10-2014 08:25
0
6.3K
70
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan