Liputan6.com, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama atau Ahok menegaskan dinas yang paling mengecewakan adalah Dinas Perhubungan. Alasannya, pengadaan Bus Transjakarta tidak berhasil gara-gara ada mark-up.

"Transjakarta gagal kita. 2 Tahun itu pengadaannya. Intinya itu, mesti nambah unit bus, tapi kita gagal karena ada proses mark-up," tegas Ahok di Balaikota, Jakarta, Jumat (10/10/2014).

"Gagal. Betul itu Dinas Perhubungan kacau balau itu pengadaan," tambah dia.

Mantan Kepala Dinas Perhubungan Udar Pristono telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejaksaan dalam kasus mark-up Bus Transjakarta. Penyelewengan yang terjadi dalam pengadaan, juga berdampak pada seringnya bus-bus yang mogok.

Yang menjadi sorotan, terbakarnya Bus Transjakarta di depan Universitas Al-Azhar. Untuk mencegah hal serupa, Ahok pun berjanji pengadaan tahun depan akan lebih baik. Sebab, ia menginginkan masyarakat Ibukota berpindah dari memakai kendaraan pribadi ke pengguna kendaraan umum.

"Makanya kita mau ubah pola 2015-2016, kita bisa banjiri Jakarta dengan Transjakarta yang baik dan bus tingkat baik. Jadi orang Jakarta bisa lihat berbeda. Termasuk kita juga pikirkan halte stasiunnya itu juga harus tingkat kota besar dunia. Sehingga 2016 kelihatan perubahan mencolok di Jakarta termasuk bus-busnya itu," ungkap Ahok.

Selain Dinas Perhubungan, Ahok juga menilai ada beberapa dinas lainnya yang bermasalah. Misalnya saja Dinas Pekerjaan Umum.

"Dinas Perumahan juga agak telat. PU agak kacau. Memang yang paling kacau itu di PU dan di Perhubungan. Dinas Pendidikan juga agak kacau, tapi sudah lumayan. Masa di Jakarta ada sekolah yang jelek," tandas Ahok.
LIPUTAN6

Ahok butuh masukan dan kritikan yang membangun untuk perbaikan kinerja kedepannya. Bukan cemoohan atau pembelaan yang membabi buta