

TS
dot.48
delay ,gagal parade
Masalah Teknis, KRI Teluk
Bintuni 520 Absen di Parade
Alutsista
KRI Teluk Bintuni 520 | Tommy Boy,
manajer purchasing PT.DRU Lampung untuk
Saibumi.com
KRI Teluk Bintuni 520 absen dalam parade
alutsista yang menjadi bagian perayaan HUT
TNI ke-69 secara nasional di Surabaya
kemarin, Selasa, 7 Oktober 2014. Hal ini
diungkapkan Direktur Utama PT Daya Radar
Utama (DRU) Lampung A Harryadi P (40) dan
Ketua Satuan Tugas (Satgas) TNI AL Kolonel
Laut (P) M Setiadiono Rianto kepada
Saibumi.com.
“Iya, memang KRI Teluk Bintuni tidak ikut
karena masalah teknis. Maklum kapal baru
dan memang belum sempurna operasional
mesinnya walau sudah memakai tenaga
langsung dari Korea. Itu yang menyebabkan
tidak cukup waktu KRI Teluk Bintuni untuk
berlayar ke Surabaya dan telah dilaporkan
pada 2 Oktober lalu ke Kementerian
Pertahanan,” kata Setadiono kepada
Saibumi.com.
Sementara, Direktur Utama PT DRU Lampung
A Harryadi P (40) menjelaskan masalah teknis
tidak berangkatnya KRI Teluk Bintuni 520.
"Iya, Bintuni tidak jadi ikut ke Surabaya. Saat
Bintuni siap, waktu berlayarnya tidak cukup.
Dari Rabu sudah persiapan buat berlayar.
Sabtu sudah coba untuk berlayar, tapi belum
sesuai harapan. Karena berhubung mesin
utamanya ini canggih, serba elektronik, all
computerized, jadi kita menunggu settingan
install dari pembuat mesinnya. Karena
Bintuni pakai mesin yang tidak biasanya.
Kalau pakai mesin yang biasa seperti kapal
perang lain mungkin waktunya tidak selama
ini," kata Harry. PT DRU Lampung
mendatangkan langsung dua orang teknisi
mesin kapal yang asalnya dari Korea Selatan
dilakukan untuk "mengawal" langsung
masalah mesin tersebut.
"Tapi in the end, saat Bintuni dinyatakan
sudah siap, ternyata waktu tidak cukup.
Begitu Minggu kita laporkan ke Jakarta kapal
siap berangkat waktunya tidak
memungkinkan untuk tiba ontime di
Surabaya," katanya lagi. Kapal perang biasa
butuhkan waktu minimal 2×24 jam menuju
Surabaya dari Lampung. "Bintuni ini kapal
perang yang cepat karena kekuatan
mesinnya. Untuk ke Surabaya, Bintuni hanya
butuh 34 jam," ujarnya lagi.
Lebih lanjutnya, proses trial dock sudah
dicoba dilakukan sejak Sabtu (4 Oktober
2014). “Coba mooring trial (kapal dicoba
maju mundur) dan berhasil. Besoknya dicoba
dock trial dengan tahapan test untuk mesin,
yang awalnya memang kurang sempurna tapi
kami mengetahui penyakitnya dan bisa
memperbaikinya. Bukan hanya mesin yang
harus disempurnakan, tetapi juga sistem
lainnya diuji coba karena saling berkaitan.
Uji coba kontrol kapal dari ruang mesin dan
anjungan berhasil dilakukan. Antisipasinya
banyak karena kapal mau long trip dan harus
siap dengan kemungkinan yang buruk
termasuk kalau tiba-tiba mogok dit engah
laut,” bebernya.
Semua proses percobaan berlayar dilakukan
oleh kru PT DRU Lampung sendiri. “Minus
Satgas dan ABK asli karena kapal ini
statusnya masih milik PT DRU. Kami juga
harus lakukan berbagai tahap
penyempurnaan. Jadi, sebenarnya pada
waktu kapal dinyatakan sudah siap untuk
berangkat tapi waktunya sangat riskan
hingga akhirnya memutuskan untuk tidak
memberangkatkan Bintuni ke Surabaya,”
pungkasnya.
Sebelumnya, KRI Teluk Bintuni 520 yang
dibuat di Lampung dijadwalkan untuk
mengikuti parade sistem persenjataan yang
dimiliki Indonesia saat HUT TNI di Surabaya.
Saat Menteri Pertahanan Purnomo
Yusgiantoro meresmikan nama KRI Teluk
Bintuni 520 di Lampung pertengahan
September lalu, Purnomo menyebutkan
bahwa kapal jenis Landing Shift Tank ini
akan menjadi maskot kapal perang produksi
dalam negeri.(*)
Faktor Keselamatan Membuat KRI Teluk
Bintuni 520 Tidak Berlayar
F aktor keselamatan (safety), yang membuat
KRI Teluk Bintuni 520 tidak diberangkatkan
ke Surabaya untuk menjadi peserta parade
sistem persenjataan TNI sebagai rangkaian
HUT TNI ke-69 di Surabaya, Selasa 7 Oktober
2014. Hal tersebut disampaikan Direktur
Utama PT Daya Radar Utama (DRU) Lampung
Albertus Harryadi Prananto (40) pada
Saibumi.com saat ditemui langsung diruang
kerjanya.
“Tanggung jawab moral untuk mengutamakan
faktor keselamatan (safety ) dari 135 orang
yang akan mengoperasionalkan kapal ke
Surabaya. Selain itu juga mengutamakan
keselamatan kapalnya yang masih dalam
tanggung jawab besar dari PT DRU jangan
sampai terjadi sesuatu,” katanya.
Berdasarkan MoU dengan pihak pemesan
yakni Kementerian Pertahanan, PT DRU
Lampung mempunyai waktu hingga akhir
tahun untuk menyelesaikan pembangunan
KRI Teluk Bintuni 520 hingga sempurna
sebelum diserahterimakan. “Permintaan dari
pihak Kemenhan dan Kepresidenan kami
penuhi sebaik mungkin. Sudah all out semua
bagian PT DRU dalam mengambil keputusan
dan tindakan mempercepat pembangunan
kapal. Faktor safety baik dari segi manusia
dan kapalnya, terutama dibagian mesin yang
akhirnya tidak memberangkatkan KRI Teluk
Bintuni 520,” jelas Harryadi.
Walaupun tidak jadi tampil di Surabaya,
menurut Harryadi, kapal perang jenis
Landing Shift Tank terbesar ini tetap
menjadi kebanggaan Provinsi Lampung.
"Tetap jadi kebanggaan karena pertama kali
dibuat oleh galangan swasta untuk ukuran
kapal perang Angkatan Laut. Mudah-
mudahan selanjutnya kita dapat kesempatan
lagi dari Angkatan Laut. Semoga AT-4 (Angkut
Tank - 4) bisa dikerjakan disini lagi,”
harapnya.
“Kalau masyarakat ada yang kecewa karena
tidak jadi tampil (KRI Teluk Bintuni 520)
kami mohon maaf. Kami sudah do the best
that we can do karena dibalik itu semua,
saya pribadi harus memperhatikan,
mengutamakan, memikirkan keselamatan
orang dan kapal selama sailing ke Surabaya,”
tegasnya.
Sebelumnya, KRI Teluk Bintuni 520 telah
dijadwalkan menjadi maskot dalam parade
HUT TNI ke-69 di Surabaya. Kapal perang ini
sedianya menjadi perwakilan kapal perang
dari pemerintah Indonesia yang menerapkan
program pembuatan sendiri alutsista.
Dimulai dengan menggandeng pihak swasta
nasional yang dikerjakan oleh PT DRU
Lampung.(*)
★ saibumi
Bintuni 520 Absen di Parade
Alutsista
KRI Teluk Bintuni 520 | Tommy Boy,
manajer purchasing PT.DRU Lampung untuk
Saibumi.com
KRI Teluk Bintuni 520 absen dalam parade
alutsista yang menjadi bagian perayaan HUT
TNI ke-69 secara nasional di Surabaya
kemarin, Selasa, 7 Oktober 2014. Hal ini
diungkapkan Direktur Utama PT Daya Radar
Utama (DRU) Lampung A Harryadi P (40) dan
Ketua Satuan Tugas (Satgas) TNI AL Kolonel
Laut (P) M Setiadiono Rianto kepada
Saibumi.com.
“Iya, memang KRI Teluk Bintuni tidak ikut
karena masalah teknis. Maklum kapal baru
dan memang belum sempurna operasional
mesinnya walau sudah memakai tenaga
langsung dari Korea. Itu yang menyebabkan
tidak cukup waktu KRI Teluk Bintuni untuk
berlayar ke Surabaya dan telah dilaporkan
pada 2 Oktober lalu ke Kementerian
Pertahanan,” kata Setadiono kepada
Saibumi.com.
Sementara, Direktur Utama PT DRU Lampung
A Harryadi P (40) menjelaskan masalah teknis
tidak berangkatnya KRI Teluk Bintuni 520.
"Iya, Bintuni tidak jadi ikut ke Surabaya. Saat
Bintuni siap, waktu berlayarnya tidak cukup.
Dari Rabu sudah persiapan buat berlayar.
Sabtu sudah coba untuk berlayar, tapi belum
sesuai harapan. Karena berhubung mesin
utamanya ini canggih, serba elektronik, all
computerized, jadi kita menunggu settingan
install dari pembuat mesinnya. Karena
Bintuni pakai mesin yang tidak biasanya.
Kalau pakai mesin yang biasa seperti kapal
perang lain mungkin waktunya tidak selama
ini," kata Harry. PT DRU Lampung
mendatangkan langsung dua orang teknisi
mesin kapal yang asalnya dari Korea Selatan
dilakukan untuk "mengawal" langsung
masalah mesin tersebut.
"Tapi in the end, saat Bintuni dinyatakan
sudah siap, ternyata waktu tidak cukup.
Begitu Minggu kita laporkan ke Jakarta kapal
siap berangkat waktunya tidak
memungkinkan untuk tiba ontime di
Surabaya," katanya lagi. Kapal perang biasa
butuhkan waktu minimal 2×24 jam menuju
Surabaya dari Lampung. "Bintuni ini kapal
perang yang cepat karena kekuatan
mesinnya. Untuk ke Surabaya, Bintuni hanya
butuh 34 jam," ujarnya lagi.
Lebih lanjutnya, proses trial dock sudah
dicoba dilakukan sejak Sabtu (4 Oktober
2014). “Coba mooring trial (kapal dicoba
maju mundur) dan berhasil. Besoknya dicoba
dock trial dengan tahapan test untuk mesin,
yang awalnya memang kurang sempurna tapi
kami mengetahui penyakitnya dan bisa
memperbaikinya. Bukan hanya mesin yang
harus disempurnakan, tetapi juga sistem
lainnya diuji coba karena saling berkaitan.
Uji coba kontrol kapal dari ruang mesin dan
anjungan berhasil dilakukan. Antisipasinya
banyak karena kapal mau long trip dan harus
siap dengan kemungkinan yang buruk
termasuk kalau tiba-tiba mogok dit engah
laut,” bebernya.
Semua proses percobaan berlayar dilakukan
oleh kru PT DRU Lampung sendiri. “Minus
Satgas dan ABK asli karena kapal ini
statusnya masih milik PT DRU. Kami juga
harus lakukan berbagai tahap
penyempurnaan. Jadi, sebenarnya pada
waktu kapal dinyatakan sudah siap untuk
berangkat tapi waktunya sangat riskan
hingga akhirnya memutuskan untuk tidak
memberangkatkan Bintuni ke Surabaya,”
pungkasnya.
Sebelumnya, KRI Teluk Bintuni 520 yang
dibuat di Lampung dijadwalkan untuk
mengikuti parade sistem persenjataan yang
dimiliki Indonesia saat HUT TNI di Surabaya.
Saat Menteri Pertahanan Purnomo
Yusgiantoro meresmikan nama KRI Teluk
Bintuni 520 di Lampung pertengahan
September lalu, Purnomo menyebutkan
bahwa kapal jenis Landing Shift Tank ini
akan menjadi maskot kapal perang produksi
dalam negeri.(*)
Faktor Keselamatan Membuat KRI Teluk
Bintuni 520 Tidak Berlayar
F aktor keselamatan (safety), yang membuat
KRI Teluk Bintuni 520 tidak diberangkatkan
ke Surabaya untuk menjadi peserta parade
sistem persenjataan TNI sebagai rangkaian
HUT TNI ke-69 di Surabaya, Selasa 7 Oktober
2014. Hal tersebut disampaikan Direktur
Utama PT Daya Radar Utama (DRU) Lampung
Albertus Harryadi Prananto (40) pada
Saibumi.com saat ditemui langsung diruang
kerjanya.
“Tanggung jawab moral untuk mengutamakan
faktor keselamatan (safety ) dari 135 orang
yang akan mengoperasionalkan kapal ke
Surabaya. Selain itu juga mengutamakan
keselamatan kapalnya yang masih dalam
tanggung jawab besar dari PT DRU jangan
sampai terjadi sesuatu,” katanya.
Berdasarkan MoU dengan pihak pemesan
yakni Kementerian Pertahanan, PT DRU
Lampung mempunyai waktu hingga akhir
tahun untuk menyelesaikan pembangunan
KRI Teluk Bintuni 520 hingga sempurna
sebelum diserahterimakan. “Permintaan dari
pihak Kemenhan dan Kepresidenan kami
penuhi sebaik mungkin. Sudah all out semua
bagian PT DRU dalam mengambil keputusan
dan tindakan mempercepat pembangunan
kapal. Faktor safety baik dari segi manusia
dan kapalnya, terutama dibagian mesin yang
akhirnya tidak memberangkatkan KRI Teluk
Bintuni 520,” jelas Harryadi.
Walaupun tidak jadi tampil di Surabaya,
menurut Harryadi, kapal perang jenis
Landing Shift Tank terbesar ini tetap
menjadi kebanggaan Provinsi Lampung.
"Tetap jadi kebanggaan karena pertama kali
dibuat oleh galangan swasta untuk ukuran
kapal perang Angkatan Laut. Mudah-
mudahan selanjutnya kita dapat kesempatan
lagi dari Angkatan Laut. Semoga AT-4 (Angkut
Tank - 4) bisa dikerjakan disini lagi,”
harapnya.
“Kalau masyarakat ada yang kecewa karena
tidak jadi tampil (KRI Teluk Bintuni 520)
kami mohon maaf. Kami sudah do the best
that we can do karena dibalik itu semua,
saya pribadi harus memperhatikan,
mengutamakan, memikirkan keselamatan
orang dan kapal selama sailing ke Surabaya,”
tegasnya.
Sebelumnya, KRI Teluk Bintuni 520 telah
dijadwalkan menjadi maskot dalam parade
HUT TNI ke-69 di Surabaya. Kapal perang ini
sedianya menjadi perwakilan kapal perang
dari pemerintah Indonesia yang menerapkan
program pembuatan sendiri alutsista.
Dimulai dengan menggandeng pihak swasta
nasional yang dikerjakan oleh PT DRU
Lampung.(*)
★ saibumi
0
5.2K
21
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan