- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Mengenang Kembali Era Emas Atlet Putri Bulutangkis Kita


TS
terigucampurair
Mengenang Kembali Era Emas Atlet Putri Bulutangkis Kita
WELCOME
Bikin trit ini hanya sekedar pelampiasan rasa kecewa terhadap salah satu Cabor "Mesin Pencetak Medali" dan "Pengumandang Lagu Indonesia Raya" di ajang olahraga dunia , dimana sekarang cabor ini seperti mati "Suri" yang bersinar dimasa lalu dan kelam dimasa sekarang,khususnya di sektor putri, yang sebenarnya dulu Indonesia adalah salah satu negara yang paling ditakuti.
Tapi Sekarang? , sudah kurang lebih 10 tahun terakhir ini srikandi-srikandi indonesia tidak juga bisa mengumandangkan kembali lagu "Indonesia Raya" di panggung dunia , ditambah lagi dengan kejadian tragis yang membuat sektor putri semakin terpuruk ,terjungkal dan membuat nama bulutangkis indonesia di sektor putri "Tercoreng" pada Olympiade London 2012 .
Quote:
Kronologis Insiden Memalukan Pertandingan Greysia Polli/Meiliana Jauhari

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pertandingan ganda putri di babak penyisihan Olimpiade London 2012 yang berlangsung di Wembley Arena, Rabu (1/8) dinihari WIB, diwarnai insiden yang mencederai sportifitas di dunia bulutangkis.
Pertandingan ganda putri antara pasangan Indonesia, Greysia Polii/Meiliana Jauhari melawan Ha Jung Eun/Kim Min Jung dari Korea Selatan diwarnai insiden kartu hitam oleh wasit kehormatan. Disinyalir, kedua pasangan tampil ogah-ogahan dan berupaya kalah agar terhindar dari pasangan nomor satu dunia asal Cina, Wang Xiaoli/Yu Yang di perempat final.
Sejak pertandingan dimulai, pasangan Indonesia dan Korea Selatan bermain buruk dan terkesan tidak sportif. Kedua pasangan seperti sengaja mengarahkan shuttle cock untuk menyangkut di net. Akhirnya pertandingan ini sempat diberhentikan sebanyak empat kali oleh wasit. Penonton yang memadati Wembley Arena tak kalah geram melihat pertandingan ini.
Geregetan melihat aksi kedua pasangan ganda putri ini, wasit kehormatan, Torsten Berg turun ke lapangan dan langsung mengeluarkan kartu hitam bagi kedua pasangan yang artinya mereka didiskualifikasi dan tidak dapat bertanding lagi di Olimpiade London 2012.
Sontak kedua kubu yang ditemani para pelatihnya bernegosiasi dengan wasit kehormatan dan referee untuk membatalkan ganjaran kartu hitam tersebut.
Wasit akhirnya mengabulkan protes keberatan kartu hitam yang disampaikan kedua kubu dengan catatan pasangan ganda putri Indonesia dan Korea Selatan melanjutkan permainan dengan serius.
Selepas diancam wasit, kedua pasangan akhirnya bermain lebih serius di lapangan. Pertandingan berakhir dengan kemenangan Ha Jung Eun/Kim Min Jung atas Greysia Polii/Meiliana Jauhari dengan skor, 18-21, 21-12, 21-14.
Dengan hasil ini, ganda putri Korea Selatan akan berhadapan dengan Wang/Yu di babak perempat final Olimpiade London 2012, sementara Greysia Polii/Meiliana Jauhari akan berjumpa Kim Ha Na/Jung Kyung Eun.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pertandingan ganda putri di babak penyisihan Olimpiade London 2012 yang berlangsung di Wembley Arena, Rabu (1/8) dinihari WIB, diwarnai insiden yang mencederai sportifitas di dunia bulutangkis.
Pertandingan ganda putri antara pasangan Indonesia, Greysia Polii/Meiliana Jauhari melawan Ha Jung Eun/Kim Min Jung dari Korea Selatan diwarnai insiden kartu hitam oleh wasit kehormatan. Disinyalir, kedua pasangan tampil ogah-ogahan dan berupaya kalah agar terhindar dari pasangan nomor satu dunia asal Cina, Wang Xiaoli/Yu Yang di perempat final.
Sejak pertandingan dimulai, pasangan Indonesia dan Korea Selatan bermain buruk dan terkesan tidak sportif. Kedua pasangan seperti sengaja mengarahkan shuttle cock untuk menyangkut di net. Akhirnya pertandingan ini sempat diberhentikan sebanyak empat kali oleh wasit. Penonton yang memadati Wembley Arena tak kalah geram melihat pertandingan ini.
Geregetan melihat aksi kedua pasangan ganda putri ini, wasit kehormatan, Torsten Berg turun ke lapangan dan langsung mengeluarkan kartu hitam bagi kedua pasangan yang artinya mereka didiskualifikasi dan tidak dapat bertanding lagi di Olimpiade London 2012.
Sontak kedua kubu yang ditemani para pelatihnya bernegosiasi dengan wasit kehormatan dan referee untuk membatalkan ganjaran kartu hitam tersebut.
Wasit akhirnya mengabulkan protes keberatan kartu hitam yang disampaikan kedua kubu dengan catatan pasangan ganda putri Indonesia dan Korea Selatan melanjutkan permainan dengan serius.
Selepas diancam wasit, kedua pasangan akhirnya bermain lebih serius di lapangan. Pertandingan berakhir dengan kemenangan Ha Jung Eun/Kim Min Jung atas Greysia Polii/Meiliana Jauhari dengan skor, 18-21, 21-12, 21-14.
Dengan hasil ini, ganda putri Korea Selatan akan berhadapan dengan Wang/Yu di babak perempat final Olimpiade London 2012, sementara Greysia Polii/Meiliana Jauhari akan berjumpa Kim Ha Na/Jung Kyung Eun.
Insiden memalukan itu menambah panjang deratan prestasi buruk para Atlet Putri Bulutangkis Indonesia, berikut ini ts ingin kembali bernostalgia dengan Srikandi Bulutangkis Indonesia yang dulu menjadi Ratu Bulu Tangkis Dunia
Quote:
1.Lucia Francisca Susi Susanti




Salah satu kebanggaan yang pernah dimiliki Indonesia adalah prestasi seorang bintang, ratu bulutangkis bernama Susi Susanti. Susi Susanti adalah pemain bulutangkis putri paling melegenda di seluruh jagad Indonesia. Ia tidak hanya terkenal sebagai jago di kandangnya sendiri, Susi adalah macan Asia. Bahkan ia juga layak disebut ratu bulutangkis sejagad. Susi yang memiliki nama lengkap Lucia Francisca Susi Susanti ini, terkenal memiliki semangat juang yang tinggi dan ulet dalam mengejar bola. Karena semangat bajanya itulah ia berhasil memenangkan begitu banyak turnamen bulutangkis yang digelar di Indonesia maupun dunia.
Susi yang dilahirkan di Tasikmalaya pada 11 Februari 1971 ini, telah mengharumkan Indonesia di pentas internasional sejak berusia 14 tahun, yaitu ketika merebut gelar juara di ajang World Championship Junior pada 1985. Pecinta bulutangkis Indonesia di era 1990an tentu tidak akan pernah melupakan hari itu, yaitu saat dengan mengharukan Susi Susanti mempersembahkan medali emas pertama untuk Indonesia di Olimpiade Barcelona pada 1992. Susi Susantilah orang pertama yang membuat Sang Merah Putih berkibar dan lagu Indonesia Raya berkumandang di ajang olimpiade. Prestasi Susi lainnya di ajang olimpiade adalah meraih medali perunggu di Olimpiade Atlanta 1996.
Peraih penghargaan Hall Of Fame kepada Susi Susanti International Badminton Federation (sekarang Badminton World Federation) pada bulan Mei 2004, layak mendapat gelar sebagai Ratu bulutangkis se-Asia Tenggara, saat menjadi Juara SEA Games sebanyak 5 kali berturut-turut pada 1987,1989, 1991,1993 dan 1995.
Prestasi
Tunggal Putri :
Medali Emas Olimpiade Barcelona 1992
Medali Perunggu Olimpiade Atlanta 1996
Medali Perunggu Asian Games 1990, dan 1994
Juara World Championship 1993, semifinalis World Championship 1991, 1995
Juara All England 1990, 1991, 1993, dan 1994, Finalis All England 1989
Juara World Cup 1989 ,1990, 1993, 1994, 1996, 1997
Juara World Badminton Grand Prix 1990, 1991, 1992, 1993, 1994 dan 1996
Juara Indonesia Open 1989, 1991, 1994, 1995, 1996, dan 1997
Juara Malaysia Open 1992,1993, 1994, 1995, dan 1997
Juara Japan Open 1991 1992, 1994, dan 1995
Juara Korea Open 1995
Juara Dutch Open 19931994
Juara German Open 1992, 1993 1994
Juara Denmark Open 1991 dan 1992
Juara Thailand Open 1991, 1992, 1993, dan 1994
Juara Swedish Open 1991 1992
Juara Vietnam Open 1997
Juara China Taipei Open 1991, 1994 dan 1996
Juara SEA Games 1987,1989, 1991,1995 1997(team)
Juara PON 1993
juara world championship junior 5 kali 1985(ws,wd,xd=3 nomor sekaligus)1987(ws,wd)
juara australia open 1990
Ganda Putri :
Juara Piala Sudirman 1989 (Tim Indonesia)
Juara Piala Uber 1994 dan 1996 (Tim Indonesia)
Finalis Piala Sudirman 1991, 1993, 1995 (Tim Indonesia)
Finalis Piala Uber 1998 (Tim Indonesia)
Finalis Asian Games 1990, 1994 (Tim Indonesia)
Semifinalis Piala Uber 1988, 1990, 1992 (Tim Indonesia)
Juara SEA Games 1987, 1989, 1991, 1993, 1995 (Tim Indonesia)
Juara PON 1993 (Tim Jawa Barat)
Pada tahun 1997 Susi Susanti mengakhiri masa lajang dan menikah dengan kekasihnya,sekaligus rekannya di pelatnas yang sudah dipacarinya selama 10 tahun, Alan Budikusuma. Cinta lokasi itu berakhir di pelaminan. Pasangan yang dijuluki sebagai pengantin olimpiade pada Olimpiade Barcelona 1992 karena mempersembahkan emas untuk Indonesia di nomor tunggal putri dan tunggal putra itu, menikah pada 9 Februari 1997. Pada tahun itu juga Susi hamil dan memutuskan untuk ‘menggantung raket’ setelah mengantongi sejumlah gelar juara.
Sampai saat ini Susi Susanti tidak tergantikan, belum ada pemain bulutangkis putri Indonesia yang mampu menyamai prestasi Susi Susanti. Prestasi telah ditulisnya dengan tinta emas, untuk mengharumkan nama Indonesia. Susi Susanti yang dijuluki sebagai Singa dari Tasikmalaya ini, layak dinobatkan sebagai Ratu Bulutangkis Indonesia.




Salah satu kebanggaan yang pernah dimiliki Indonesia adalah prestasi seorang bintang, ratu bulutangkis bernama Susi Susanti. Susi Susanti adalah pemain bulutangkis putri paling melegenda di seluruh jagad Indonesia. Ia tidak hanya terkenal sebagai jago di kandangnya sendiri, Susi adalah macan Asia. Bahkan ia juga layak disebut ratu bulutangkis sejagad. Susi yang memiliki nama lengkap Lucia Francisca Susi Susanti ini, terkenal memiliki semangat juang yang tinggi dan ulet dalam mengejar bola. Karena semangat bajanya itulah ia berhasil memenangkan begitu banyak turnamen bulutangkis yang digelar di Indonesia maupun dunia.
Susi yang dilahirkan di Tasikmalaya pada 11 Februari 1971 ini, telah mengharumkan Indonesia di pentas internasional sejak berusia 14 tahun, yaitu ketika merebut gelar juara di ajang World Championship Junior pada 1985. Pecinta bulutangkis Indonesia di era 1990an tentu tidak akan pernah melupakan hari itu, yaitu saat dengan mengharukan Susi Susanti mempersembahkan medali emas pertama untuk Indonesia di Olimpiade Barcelona pada 1992. Susi Susantilah orang pertama yang membuat Sang Merah Putih berkibar dan lagu Indonesia Raya berkumandang di ajang olimpiade. Prestasi Susi lainnya di ajang olimpiade adalah meraih medali perunggu di Olimpiade Atlanta 1996.
Peraih penghargaan Hall Of Fame kepada Susi Susanti International Badminton Federation (sekarang Badminton World Federation) pada bulan Mei 2004, layak mendapat gelar sebagai Ratu bulutangkis se-Asia Tenggara, saat menjadi Juara SEA Games sebanyak 5 kali berturut-turut pada 1987,1989, 1991,1993 dan 1995.
Prestasi
Tunggal Putri :
Medali Emas Olimpiade Barcelona 1992
Medali Perunggu Olimpiade Atlanta 1996
Medali Perunggu Asian Games 1990, dan 1994
Juara World Championship 1993, semifinalis World Championship 1991, 1995
Juara All England 1990, 1991, 1993, dan 1994, Finalis All England 1989
Juara World Cup 1989 ,1990, 1993, 1994, 1996, 1997
Juara World Badminton Grand Prix 1990, 1991, 1992, 1993, 1994 dan 1996
Juara Indonesia Open 1989, 1991, 1994, 1995, 1996, dan 1997
Juara Malaysia Open 1992,1993, 1994, 1995, dan 1997
Juara Japan Open 1991 1992, 1994, dan 1995
Juara Korea Open 1995
Juara Dutch Open 19931994
Juara German Open 1992, 1993 1994
Juara Denmark Open 1991 dan 1992
Juara Thailand Open 1991, 1992, 1993, dan 1994
Juara Swedish Open 1991 1992
Juara Vietnam Open 1997
Juara China Taipei Open 1991, 1994 dan 1996
Juara SEA Games 1987,1989, 1991,1995 1997(team)
Juara PON 1993
juara world championship junior 5 kali 1985(ws,wd,xd=3 nomor sekaligus)1987(ws,wd)
juara australia open 1990
Ganda Putri :
Juara Piala Sudirman 1989 (Tim Indonesia)
Juara Piala Uber 1994 dan 1996 (Tim Indonesia)
Finalis Piala Sudirman 1991, 1993, 1995 (Tim Indonesia)
Finalis Piala Uber 1998 (Tim Indonesia)
Finalis Asian Games 1990, 1994 (Tim Indonesia)
Semifinalis Piala Uber 1988, 1990, 1992 (Tim Indonesia)
Juara SEA Games 1987, 1989, 1991, 1993, 1995 (Tim Indonesia)
Juara PON 1993 (Tim Jawa Barat)
Pada tahun 1997 Susi Susanti mengakhiri masa lajang dan menikah dengan kekasihnya,sekaligus rekannya di pelatnas yang sudah dipacarinya selama 10 tahun, Alan Budikusuma. Cinta lokasi itu berakhir di pelaminan. Pasangan yang dijuluki sebagai pengantin olimpiade pada Olimpiade Barcelona 1992 karena mempersembahkan emas untuk Indonesia di nomor tunggal putri dan tunggal putra itu, menikah pada 9 Februari 1997. Pada tahun itu juga Susi hamil dan memutuskan untuk ‘menggantung raket’ setelah mengantongi sejumlah gelar juara.
Sampai saat ini Susi Susanti tidak tergantikan, belum ada pemain bulutangkis putri Indonesia yang mampu menyamai prestasi Susi Susanti. Prestasi telah ditulisnya dengan tinta emas, untuk mengharumkan nama Indonesia. Susi Susanti yang dijuluki sebagai Singa dari Tasikmalaya ini, layak dinobatkan sebagai Ratu Bulutangkis Indonesia.
Quote:
2.Minarti Timur



Minarti Timur adalah pemain bulu tangkis Indonesia di era tahun 1990 sampai 2000-an. Ia merupakan salah satu atlet berprestasi Indonesia hasil binaan PB Djarum Kudus.
Perempuan yang akrab disapa Meme ini adalah pemain spesialis ganda campuran. Ia berhasil menjuarai banyak kejuaraan internasional dengan pasangan berbeda. Pemain yang pernah meraih gelar juara saat berpasangan dengan Meme adalah Tri Kusharjanto, Bambang Supriyanto, dan Sandiarto. Namanya diperhitungkan ketika menjadi juara di World Cup, World Badminton Grand Prix, SEA Games, Indonesia Terbuka dan Thailand Terbuka di tahun 1995 bersama pasangan ganda campurannya, Trikus Harjanto. Bukan itu saja, Meme juga berhasil mengharumkan nama Indonesia dengan membawa pulang medali perunggu Asian Games 1998 (bersama Tri Kusharjanto) dan medali perak Olimpiade Sydney 2000 (bersama Bambang Supriyanto).
Setelah menjuarai Indonesia Terbuka 2002 kelas ganda campuran bersama Bambang Supriyanto, Meme kemudian memutuskan mundur dari pelatnas Cipayung. Perempuan kelahiran Surabaya itu pun berkelana selama dua tahun di Brunei Darussalam. Meme kini menetap di Filipina dan melatih bulu tangkis di sana. Dedikasi dan kesibukannya di dunia bulu tangkis membuatnya mengabaikan urusan asmara dan pernikahan, sehingga sampai saat ini status Meme masih lajang.
Prestasi
Tunggal Putri:
1990: Juara Belanda Terbuka
Ganda Campuran:
1994: Juara Thailand Terbuka (bersama Trikus Harjanto)
1995: Juara World Cup, Juara World Badminton Grand Prix, Juara SEA Games, Juara Indonesia Terbuka, Juara Singapura Terbuka (bersama Trikus Harjanto)
1996: Juara World Cup (bersama Sandiarto); Juara Indonesia Terbuka, Juara Malaysia Terbuka, Juara Thailand Terbuka, Juara Jerman Terbuka (bersama Trikus Harjanto)
1997: Juara Indonesia Terbuka, Finalis All England (bersama Trikus Harjanto)
1998: Medali Perunggu Asian Games, Juara Indonesia Terbuka, Juara Singapura Terbuka, Juara Malaysia Terbuka (bersama Trikus Harjanto)
1999: Juara Indonesia Terbuka (bersama Trikus Harjanto)
2000: Medali Perak Olimpiade, Juara Malaysia Terbuka (bersama Trikus Harjanto); Juara Asia (bersama Bambang Supriyanto)
2001: Juara Jepang Terbuka, Finalis Kejuaraan Asia (bersama Bambang Supriyanto)
2002: Juara Indonesia Terbuka (bersama Bambang Supriyanto)



Minarti Timur adalah pemain bulu tangkis Indonesia di era tahun 1990 sampai 2000-an. Ia merupakan salah satu atlet berprestasi Indonesia hasil binaan PB Djarum Kudus.
Perempuan yang akrab disapa Meme ini adalah pemain spesialis ganda campuran. Ia berhasil menjuarai banyak kejuaraan internasional dengan pasangan berbeda. Pemain yang pernah meraih gelar juara saat berpasangan dengan Meme adalah Tri Kusharjanto, Bambang Supriyanto, dan Sandiarto. Namanya diperhitungkan ketika menjadi juara di World Cup, World Badminton Grand Prix, SEA Games, Indonesia Terbuka dan Thailand Terbuka di tahun 1995 bersama pasangan ganda campurannya, Trikus Harjanto. Bukan itu saja, Meme juga berhasil mengharumkan nama Indonesia dengan membawa pulang medali perunggu Asian Games 1998 (bersama Tri Kusharjanto) dan medali perak Olimpiade Sydney 2000 (bersama Bambang Supriyanto).
Setelah menjuarai Indonesia Terbuka 2002 kelas ganda campuran bersama Bambang Supriyanto, Meme kemudian memutuskan mundur dari pelatnas Cipayung. Perempuan kelahiran Surabaya itu pun berkelana selama dua tahun di Brunei Darussalam. Meme kini menetap di Filipina dan melatih bulu tangkis di sana. Dedikasi dan kesibukannya di dunia bulu tangkis membuatnya mengabaikan urusan asmara dan pernikahan, sehingga sampai saat ini status Meme masih lajang.
Prestasi
Tunggal Putri:
1990: Juara Belanda Terbuka
Ganda Campuran:
1994: Juara Thailand Terbuka (bersama Trikus Harjanto)
1995: Juara World Cup, Juara World Badminton Grand Prix, Juara SEA Games, Juara Indonesia Terbuka, Juara Singapura Terbuka (bersama Trikus Harjanto)
1996: Juara World Cup (bersama Sandiarto); Juara Indonesia Terbuka, Juara Malaysia Terbuka, Juara Thailand Terbuka, Juara Jerman Terbuka (bersama Trikus Harjanto)
1997: Juara Indonesia Terbuka, Finalis All England (bersama Trikus Harjanto)
1998: Medali Perunggu Asian Games, Juara Indonesia Terbuka, Juara Singapura Terbuka, Juara Malaysia Terbuka (bersama Trikus Harjanto)
1999: Juara Indonesia Terbuka (bersama Trikus Harjanto)
2000: Medali Perak Olimpiade, Juara Malaysia Terbuka (bersama Trikus Harjanto); Juara Asia (bersama Bambang Supriyanto)
2001: Juara Jepang Terbuka, Finalis Kejuaraan Asia (bersama Bambang Supriyanto)
2002: Juara Indonesia Terbuka (bersama Bambang Supriyanto)
Quote:
3.Minarni Soedaryanto

Minarni Soedaryanto atau Minarni Sudaryanto (lahir di Pasuruan, Jawa Timur, 10 Mei 1944 – meninggal di Jakarta, 14 Mei 2003 pada umur 59 tahun) adalah seorang pemain bulu tangkis terkenal Indonesia di era tahun 1959 sampai 1975-an. Ia yang menjadi pemain pelatnas sejak berusia 15 tahun, berhasil meraih gelar juara All England, Malaysia Terbuka, AS Terbuka, Kanada Terbuka, Asian Games, dan Piala Uber.
Pada All England 1968, PB PBSI yang mengirimkan Rudy Hartono, Ang Tjin Siang, Minarni Soedaryanto, dan Retno Kustiyah berhasil mencatatkan prestasi yang gemilang. Rudi Hartono meraih juara, Muljadi meraih medali perunggu, Minarni meraih medali perak tunggal putri, dan ganda Minarni/ Retno Koestijah meraih juara. Minarni menjadi pemain bulu tangkis putri Indonesia pertama yang bisa mencapai babak final kejuaraan All England.
Pada perebutan Piala Uber 1975 di Jakarta, Tim Indonesia yang diperkuat oleh Theresia Widiastuti, Imelda Wigoena, Utami Dewi, Tati Sumirah, Minarni Soedaryanto, dan Regina Masli berhasil mempersembahkan Piala Uber untuk pertama kalinya bagi Indonesia setelah di final menundukkan Jepang dengan skor 5-2. Kemenangan ini menjadi pembalasan, setelah sebelumnya Minarni dan kawan-kawan gagal meraih gelar juara karena dikalahkan Jepang dalam babak final Piala Uber 1969 (skor 1-6) dan 1972 (skor 1-6).
Setelah pensiun dari pemain, Minarni yang telah memperkuat Tim Uber Indonesia sebanyak lima kali (1960, 1963, 1966, 1969, dan 1975) kemudian berkarier sebagai pelatih bulu tangkis di pelatnas serta aktif dalam organisasi PB PBSI.
Minarni meninggal dunia dalam usia 59 tahun di RS Pusat Pertamina (RSPP) Jakarta Selatan pada 14 Mei 2003 karena komplikasi radang paru-paru dan lever. Jenasah dimakamkan di TPU Tanah Kusir Jakarta Selatan.
Prestasi
Tunggal Putri :
Finalis Piala Uber 1969 (Tim Indonesia)
Finalis Piala Uber 1972 (Tim Indonesia)
Juara Piala Uber 1975 (Tim Indonesia)
Juara Malaysia Terbuka 1960
Medali Emas Asian Games 1962
Juara Malaysia Terbuka 1966
Juara Malaysia Terbuka 1967
Finalis All England 1968
Juara AS Terbuka 1969
Ganda Putri :
Medali Emas Asian Games 1962 (Minarni/ Retno Koestijah)
Medali Emas Asian Games 1966 (Minarni/ Retno Koestijah)
Juara Malaysia Terbuka 1966 (Minarni/ Retno Koestijah)
Juara Malaysia Terbuka 1967 (Minarni/ Retno Koestijah)
Juara All England 1968 (Minarni/ Retno Koestijah)
Juara Kanada Terbuka 1969 (Minarni/ Retno Koestijah)
Juara AS Terbuka 1969 (Minarni/ Retno Koestijah)
Ganda Campuran
Juara Kanada Terbuka 1969 (Darmadi/ Minarni)

Minarni Soedaryanto atau Minarni Sudaryanto (lahir di Pasuruan, Jawa Timur, 10 Mei 1944 – meninggal di Jakarta, 14 Mei 2003 pada umur 59 tahun) adalah seorang pemain bulu tangkis terkenal Indonesia di era tahun 1959 sampai 1975-an. Ia yang menjadi pemain pelatnas sejak berusia 15 tahun, berhasil meraih gelar juara All England, Malaysia Terbuka, AS Terbuka, Kanada Terbuka, Asian Games, dan Piala Uber.
Pada All England 1968, PB PBSI yang mengirimkan Rudy Hartono, Ang Tjin Siang, Minarni Soedaryanto, dan Retno Kustiyah berhasil mencatatkan prestasi yang gemilang. Rudi Hartono meraih juara, Muljadi meraih medali perunggu, Minarni meraih medali perak tunggal putri, dan ganda Minarni/ Retno Koestijah meraih juara. Minarni menjadi pemain bulu tangkis putri Indonesia pertama yang bisa mencapai babak final kejuaraan All England.
Pada perebutan Piala Uber 1975 di Jakarta, Tim Indonesia yang diperkuat oleh Theresia Widiastuti, Imelda Wigoena, Utami Dewi, Tati Sumirah, Minarni Soedaryanto, dan Regina Masli berhasil mempersembahkan Piala Uber untuk pertama kalinya bagi Indonesia setelah di final menundukkan Jepang dengan skor 5-2. Kemenangan ini menjadi pembalasan, setelah sebelumnya Minarni dan kawan-kawan gagal meraih gelar juara karena dikalahkan Jepang dalam babak final Piala Uber 1969 (skor 1-6) dan 1972 (skor 1-6).
Setelah pensiun dari pemain, Minarni yang telah memperkuat Tim Uber Indonesia sebanyak lima kali (1960, 1963, 1966, 1969, dan 1975) kemudian berkarier sebagai pelatih bulu tangkis di pelatnas serta aktif dalam organisasi PB PBSI.
Minarni meninggal dunia dalam usia 59 tahun di RS Pusat Pertamina (RSPP) Jakarta Selatan pada 14 Mei 2003 karena komplikasi radang paru-paru dan lever. Jenasah dimakamkan di TPU Tanah Kusir Jakarta Selatan.
Prestasi
Tunggal Putri :
Finalis Piala Uber 1969 (Tim Indonesia)
Finalis Piala Uber 1972 (Tim Indonesia)
Juara Piala Uber 1975 (Tim Indonesia)
Juara Malaysia Terbuka 1960
Medali Emas Asian Games 1962
Juara Malaysia Terbuka 1966
Juara Malaysia Terbuka 1967
Finalis All England 1968
Juara AS Terbuka 1969
Ganda Putri :
Medali Emas Asian Games 1962 (Minarni/ Retno Koestijah)
Medali Emas Asian Games 1966 (Minarni/ Retno Koestijah)
Juara Malaysia Terbuka 1966 (Minarni/ Retno Koestijah)
Juara Malaysia Terbuka 1967 (Minarni/ Retno Koestijah)
Juara All England 1968 (Minarni/ Retno Koestijah)
Juara Kanada Terbuka 1969 (Minarni/ Retno Koestijah)
Juara AS Terbuka 1969 (Minarni/ Retno Koestijah)
Ganda Campuran
Juara Kanada Terbuka 1969 (Darmadi/ Minarni)
Quote:
4.Mia Audina Tjiptawan




Mia Audina Tjiptawan adalah seorang etnis Tionghoa-Indonesia mantan pemain bulu tangkis Indonesia. Ia merupakan peraih medali perak Olimpiade Atlanta 1996 dan Athena 2004.
Ia memperkuat Tim Piala Uber Indonesia saat masih berumur 14 tahun dan menjadi anggota Tim Piala Uber termuda sepanjang sejarah bulu tangkis. Mia mendapat julukan "Si Anak Ajaib" dan "Anak SMA Penentu Piala Uber" karena menjadi pemain penentu kemenangan Indonesia saat menjuarai Piala Uber 1994 dan 1996. Mia memperoleh medali perak Olimpiade Atlanta 1996 setelah di final dikalahkan Bang Soo-Hyun, pemain andalan Korea Selatan.
Pada tahun 1999 Mia menikah dengan Tylio Arlo Lobman, seorang penyanyi gospel asal Suriname berkebangsaan Belanda. Ia kemudian menetap dan menjadi warga negara Belanda dan mulai mewakili Belanda dalam berbagai pertandingan.
Sayang memang sayang Mia harus berpaling dari merah putih dan membela tim Belanda,
Prestasi
Indonesia
Medali Perak Olimpiade Atlanta 1996
Juara Indonesia Terbuka 1998
Juara Jepang Terbuka 1997
Juara Singapura Terbuka 1997
Juara Piala Uber 1994 dan 1996 (Tim Piala Uber Indonesia)
Bersama Belanda
Medali Perak Olimpiade Athena 2004
Juara Belanda Terbuka 2005
Juara Jepang Terbuka 2004
Juara Kejuaraan Eropa 2004
Juara Jerman Terbuka 2002
Anggota Tim Piala Uber
Anggota Tim Piala Sudirman




Mia Audina Tjiptawan adalah seorang etnis Tionghoa-Indonesia mantan pemain bulu tangkis Indonesia. Ia merupakan peraih medali perak Olimpiade Atlanta 1996 dan Athena 2004.
Ia memperkuat Tim Piala Uber Indonesia saat masih berumur 14 tahun dan menjadi anggota Tim Piala Uber termuda sepanjang sejarah bulu tangkis. Mia mendapat julukan "Si Anak Ajaib" dan "Anak SMA Penentu Piala Uber" karena menjadi pemain penentu kemenangan Indonesia saat menjuarai Piala Uber 1994 dan 1996. Mia memperoleh medali perak Olimpiade Atlanta 1996 setelah di final dikalahkan Bang Soo-Hyun, pemain andalan Korea Selatan.
Pada tahun 1999 Mia menikah dengan Tylio Arlo Lobman, seorang penyanyi gospel asal Suriname berkebangsaan Belanda. Ia kemudian menetap dan menjadi warga negara Belanda dan mulai mewakili Belanda dalam berbagai pertandingan.
Sayang memang sayang Mia harus berpaling dari merah putih dan membela tim Belanda,
Prestasi
Indonesia
Medali Perak Olimpiade Atlanta 1996
Juara Indonesia Terbuka 1998
Juara Jepang Terbuka 1997
Juara Singapura Terbuka 1997
Juara Piala Uber 1994 dan 1996 (Tim Piala Uber Indonesia)
Bersama Belanda
Medali Perak Olimpiade Athena 2004
Juara Belanda Terbuka 2005
Juara Jepang Terbuka 2004
Juara Kejuaraan Eropa 2004
Juara Jerman Terbuka 2002
Anggota Tim Piala Uber
Anggota Tim Piala Sudirman
Quote:
5.Ivanna Lie Ing Hoa


Mojang Bandung ini punya nama lengkap Ivana Lie Ing Hoa. Ia lahir tanggal 7 Maret 1960. Ivana malang melintang di berbagai arena bulutangkis dunia pada era 1980-an. Tak hanya punya permainan yang cantik, iapun tipe pemain yang istimewa karena mampu bermain sama baiknya di nomor tunggal putri, ganda campuran, maupun ganda putri. Di ketiga nomor itu, Ivana telah meraih banyak gelar juara turnamen bergengsi dunia.
Setelah mengundurkan diri sebagai atklet bulutangkis, Ivana mendirikan sekolah bulutangkis di Jl Soekarno-Hatta Bandung. Bersama saudara-saudaranya, iapun sempat mendirikan perusahaan pakaian olahraga yang diberi label 'Levana'. Sayang usahanya kandas dihempas badai krisis moneter 1998.
Kini wanita yang memilih tetap melajang ini menjabat sebagai staf ahli Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Malarangeng. Ivana pula yang mencetuskan badmini, modifikasi bulutangkis untuk anak-anak.
Prestasi
Tunggal Putri :
- Juara 2 Piala Uber 1978 (bersama Tim Indonesia)
- Medali perak beregu Asian Games 1978 (bersama Tim Indonesia)
- Medali emas beregu SEA Games 1979 (bersama Tim Indonesia)
- Juara Denmark Terbuka 1979
- Medali emas SEA Games 1979
- Juara 2 Kejuaraan Dunia 1980
- Medali perak SEA Games 1981
- Medali emas beregu SEA Games 1981 (bersama Tim Indonesia)
- Juara 2 Piala Uber 1981 (bersama Tim Indonesia)
- Juara Taiwan Terbuka 1982
- Juara Indonesia Terbuka 1983
- Medali emas SEA Games 1983
- Medali emas beregu SEA Games 1983 (bersama Tim Indonesia)
- Juara Taiwan Terbuka 1984
- Juara 2 World Grand Prix 1984
- Medali perak SEA Games 1985
- Medali emas beregu SEA Games 1985 (bersama Tim Indonesia)
Ganda Putri :
- Juara 2 Piala Uber 1986 (bersama Tim Indonesia)
- Juara Indonesia Terbuka 1986 (bersama Verawaty Fajrin)
- Juara Cina Terbuka 1986 (bersama Verawaty Fajrin)
- Juara Taiwan Terbuka 1986 (bersama Verawaty Fajrin)
- Juara 2 World Grand Prix 1986 (bersama Verawaty Fajrin)
- Juara Indonesia Terbuka 1987 (bersama Rosiana Tendean)
- Juara 2 Kejuaraan Asia 1987 (bersama Rosiana Tendean)
Ganda Campuran :
- Juara Asian Games 1982 (bersama Christian Hadinata)
- Juara SEA Games 1983 (bersama Christian Hadinata)
- Juara Indonesia Terbuka 1983 (bersama Christian Hadinata)
- Juara Indonesia Terbuka 1984 (bersama Christian Hadinata)
- Juara Piala Dunia 1985 (bersama Christian Hadinata)
- Juara Amerika Serikat Terbuka 1988 (bersama Christian Hadinata)
(MGH/Foto:Pos Kota)
Catatan : Pada Era Ivana tepatnya pada tahun 1980 sektor tunggal putri sempat membuat All Indonesian Finalis di ajang Kejuaraan Dunia kala itu ia berduel dengan Verawaty Fajrin.


Mojang Bandung ini punya nama lengkap Ivana Lie Ing Hoa. Ia lahir tanggal 7 Maret 1960. Ivana malang melintang di berbagai arena bulutangkis dunia pada era 1980-an. Tak hanya punya permainan yang cantik, iapun tipe pemain yang istimewa karena mampu bermain sama baiknya di nomor tunggal putri, ganda campuran, maupun ganda putri. Di ketiga nomor itu, Ivana telah meraih banyak gelar juara turnamen bergengsi dunia.
Setelah mengundurkan diri sebagai atklet bulutangkis, Ivana mendirikan sekolah bulutangkis di Jl Soekarno-Hatta Bandung. Bersama saudara-saudaranya, iapun sempat mendirikan perusahaan pakaian olahraga yang diberi label 'Levana'. Sayang usahanya kandas dihempas badai krisis moneter 1998.
Kini wanita yang memilih tetap melajang ini menjabat sebagai staf ahli Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Malarangeng. Ivana pula yang mencetuskan badmini, modifikasi bulutangkis untuk anak-anak.
Prestasi
Tunggal Putri :
- Juara 2 Piala Uber 1978 (bersama Tim Indonesia)
- Medali perak beregu Asian Games 1978 (bersama Tim Indonesia)
- Medali emas beregu SEA Games 1979 (bersama Tim Indonesia)
- Juara Denmark Terbuka 1979
- Medali emas SEA Games 1979
- Juara 2 Kejuaraan Dunia 1980
- Medali perak SEA Games 1981
- Medali emas beregu SEA Games 1981 (bersama Tim Indonesia)
- Juara 2 Piala Uber 1981 (bersama Tim Indonesia)
- Juara Taiwan Terbuka 1982
- Juara Indonesia Terbuka 1983
- Medali emas SEA Games 1983
- Medali emas beregu SEA Games 1983 (bersama Tim Indonesia)
- Juara Taiwan Terbuka 1984
- Juara 2 World Grand Prix 1984
- Medali perak SEA Games 1985
- Medali emas beregu SEA Games 1985 (bersama Tim Indonesia)
Ganda Putri :
- Juara 2 Piala Uber 1986 (bersama Tim Indonesia)
- Juara Indonesia Terbuka 1986 (bersama Verawaty Fajrin)
- Juara Cina Terbuka 1986 (bersama Verawaty Fajrin)
- Juara Taiwan Terbuka 1986 (bersama Verawaty Fajrin)
- Juara 2 World Grand Prix 1986 (bersama Verawaty Fajrin)
- Juara Indonesia Terbuka 1987 (bersama Rosiana Tendean)
- Juara 2 Kejuaraan Asia 1987 (bersama Rosiana Tendean)
Ganda Campuran :
- Juara Asian Games 1982 (bersama Christian Hadinata)
- Juara SEA Games 1983 (bersama Christian Hadinata)
- Juara Indonesia Terbuka 1983 (bersama Christian Hadinata)
- Juara Indonesia Terbuka 1984 (bersama Christian Hadinata)
- Juara Piala Dunia 1985 (bersama Christian Hadinata)
- Juara Amerika Serikat Terbuka 1988 (bersama Christian Hadinata)
(MGH/Foto:Pos Kota)
Catatan : Pada Era Ivana tepatnya pada tahun 1980 sektor tunggal putri sempat membuat All Indonesian Finalis di ajang Kejuaraan Dunia kala itu ia berduel dengan Verawaty Fajrin.
Quote:
6.Verawaty Fajrin


lahir di Jakarta, 1 Oktober 1957; umur 57 tahun,adalah pemain bulu tangkis terkenal Indonesia era tahun 1980an. Ia berhasil meraih banyak gelar juara baik di nomor tunggal putri, ganda putri, dan ganda campuran. Pemain-pemain yang pernah berpasangan dengannya adalah Imelda Wigoena, Ivanna Lie, Yanti Kusmiati, Bobby Ertanto, dan Eddy Hartono.
Verawaty Wiharjo kemudian dikenal dengan nama Verawaty Fajrin setelah memeluk agama Islam pada bulan April 1979. Nama Fajrin di belakang namanya diambil dari nama suaminya, Fajrin Biduin Aham.
Prestasi
Tunggal Putri :
Juara Kejuaraan Dunia 1980
Finalis All England Open 1980
Juara SEA Games 1981
Juara Indonesia Terbuka 1982
Ganda Putri :
Juara Belanda Terbuka 1977 (Verwaty Fajrin/ Imelda Wigoena)
Juara Denmark Terbuka 1977-1978 (Verawaty Fajrin/ Imelda Wigoena)
Medali Emas Asian Games 1978 (Verawaty Fajrin/ Imelda Wigoena)
Juara All England 1979 (Verawaty Fajrin/ Imelda Wigoena)
Juara Kanada Terbuka 1979 (Verawaty Fajrin/ Imelda Wigoena)
Finalis Kejuaraan Dunia 1980 (Verawaty Fajrin/ Imelda Wigoena)
Medali Emas SEA Games 1981 (Verawaty Fajrin/ Ruth Damayanti)
Juara Indonesia Terbuka 1986 (Verawaty Fajrin/ Ivanna Lie)
Juara Cina Terbuka 1986 (Verawaty Fajrin/ Ivanna Lie)
Juara Taiwan Terbuka 1986 (Verawaty Fajrin/ Ivanna Lie)
Finalis World Badminton Grand Prix Final 1986 (Verawaty Fajrin/ Ivanna Lie)
Medali Emas SEA Games 1987 (Verawaty Fajrin/ Rosiana Tendean)
Juara Indonesia Terbuka 1988 (Verawaty Fajrin/ Yanti Kusmiati)
Medali Perunggu Asian Games 1990 (Verawaty Fajrin/ Lili Tampi)
Ganda Campuran :
Juara Malaysia Terbuka 1986 (Bobby Ertanto/ Verawaty Fajrin)
Juara Malaysia Terbuka 1988 (Eddy Hartono/ Verawaty Fajrin)
Juara Indonesia Terbuka 1989 (Eddy Hartono/ Verawaty Fajrin)
Juara Belanda Terbuka 1989 (Eddy Hartono/ Verawaty Fajrin)
Finalis Kejuaraan Dunia 1989 (Eddy Hartono/ Verawaty Fajrin)
Finalis Asian Games 1990 (Eddy Hartono/ Verawaty Fajrin)


lahir di Jakarta, 1 Oktober 1957; umur 57 tahun,adalah pemain bulu tangkis terkenal Indonesia era tahun 1980an. Ia berhasil meraih banyak gelar juara baik di nomor tunggal putri, ganda putri, dan ganda campuran. Pemain-pemain yang pernah berpasangan dengannya adalah Imelda Wigoena, Ivanna Lie, Yanti Kusmiati, Bobby Ertanto, dan Eddy Hartono.
Verawaty Wiharjo kemudian dikenal dengan nama Verawaty Fajrin setelah memeluk agama Islam pada bulan April 1979. Nama Fajrin di belakang namanya diambil dari nama suaminya, Fajrin Biduin Aham.
Prestasi
Tunggal Putri :
Juara Kejuaraan Dunia 1980
Finalis All England Open 1980
Juara SEA Games 1981
Juara Indonesia Terbuka 1982
Ganda Putri :
Juara Belanda Terbuka 1977 (Verwaty Fajrin/ Imelda Wigoena)
Juara Denmark Terbuka 1977-1978 (Verawaty Fajrin/ Imelda Wigoena)
Medali Emas Asian Games 1978 (Verawaty Fajrin/ Imelda Wigoena)
Juara All England 1979 (Verawaty Fajrin/ Imelda Wigoena)
Juara Kanada Terbuka 1979 (Verawaty Fajrin/ Imelda Wigoena)
Finalis Kejuaraan Dunia 1980 (Verawaty Fajrin/ Imelda Wigoena)
Medali Emas SEA Games 1981 (Verawaty Fajrin/ Ruth Damayanti)
Juara Indonesia Terbuka 1986 (Verawaty Fajrin/ Ivanna Lie)
Juara Cina Terbuka 1986 (Verawaty Fajrin/ Ivanna Lie)
Juara Taiwan Terbuka 1986 (Verawaty Fajrin/ Ivanna Lie)
Finalis World Badminton Grand Prix Final 1986 (Verawaty Fajrin/ Ivanna Lie)
Medali Emas SEA Games 1987 (Verawaty Fajrin/ Rosiana Tendean)
Juara Indonesia Terbuka 1988 (Verawaty Fajrin/ Yanti Kusmiati)
Medali Perunggu Asian Games 1990 (Verawaty Fajrin/ Lili Tampi)
Ganda Campuran :
Juara Malaysia Terbuka 1986 (Bobby Ertanto/ Verawaty Fajrin)
Juara Malaysia Terbuka 1988 (Eddy Hartono/ Verawaty Fajrin)
Juara Indonesia Terbuka 1989 (Eddy Hartono/ Verawaty Fajrin)
Juara Belanda Terbuka 1989 (Eddy Hartono/ Verawaty Fajrin)
Finalis Kejuaraan Dunia 1989 (Eddy Hartono/ Verawaty Fajrin)
Finalis Asian Games 1990 (Eddy Hartono/ Verawaty Fajrin)
0
17.1K
Kutip
12
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan