- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
DPD Kritik KMP Soal Pemilihan Pimpinan MPR
TS
mubarak.zimah
DPD Kritik KMP Soal Pemilihan Pimpinan MPR
Metrotvnews.com, Jakarta: Pembahasan Pemilihan Pimpinan MPR berjalan alot. Koalisi Merah Putih disebut sebagai dalang yang menyebabkan musyawarah tidak bisa juga mencapai mufakat.
Wakil Ketua Kelompok Pimpinan DPD untuk MPR, Abraham Paul Liyanto, membantah tuduhan yang dilemparkan oleh KMP yang menyebut pengusulan nama DPD tidak sesuai Tatib MPR dan UU MD3.
Abraham mengatakan bahwa seluruh mekanisme yang dilakukan oleh DPD itu sudah sesuai aturan.
"Sebanyak 132 senator sudah sepakat untuk mengusulkan sembilan orang. Semuanya sudah menandantangai pakta integritas. Untuk mengikuti seluruh keputusan. Kita bahkan sempat skors dan kita konsultasikan di Rapat Gabungan. Jadi kalau mereka bilang bisa tidak sesuai, bisa diadu," ujar dia di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (7/10/2014).
Di rapat gabungan, seluruh fraksi sepakat untuk mengusulkan satu nama. Satu nama yang terpilih melalui mekanisme pemilihan DPD mengerucut kepada nama Oesman Sapta.
"Jadi DPD tetap konsisten tidak melanggar UU dan dan Tatib. Sudah sesuai rapat bahkan. Secara mekanisme kita sudah sesuai. Itu disepakati. Tapi saat itu belum munculkan nama," ujar dia.
Senator NTT itu mengatakan, penolakan kuat justru muncul dari Koalisi Merah Putih saat nama Oesman dikeluarkan. Padahal, Koalisi Indonesia Hebat tidak mempermasalahkan siapa saja nama yang muncul.
Abraham melihat ada tarik ulur kepentingan yang terjadi di fraksi KMP. Itulah yang menyebabkan pemilihan ketua MPR menjadi alot. Bahkan bisa terjadi deadlock.
"Kalau kita betul-betul mengikuti marwah kelembagaan. Seharusnya kita bisa mewusyarahkan. Bukan jadi alot seperti ini. Karena ini sudah terkesan memperjuangkan kepentingan kelompok. Kemana sumpah memperjuangkan rakyat? Rakyat mana?," tegas dia.
http://news.metrotvnews.com/read/201...n-pimpinan-mpr
Wakil Ketua Kelompok Pimpinan DPD untuk MPR, Abraham Paul Liyanto, membantah tuduhan yang dilemparkan oleh KMP yang menyebut pengusulan nama DPD tidak sesuai Tatib MPR dan UU MD3.
Abraham mengatakan bahwa seluruh mekanisme yang dilakukan oleh DPD itu sudah sesuai aturan.
"Sebanyak 132 senator sudah sepakat untuk mengusulkan sembilan orang. Semuanya sudah menandantangai pakta integritas. Untuk mengikuti seluruh keputusan. Kita bahkan sempat skors dan kita konsultasikan di Rapat Gabungan. Jadi kalau mereka bilang bisa tidak sesuai, bisa diadu," ujar dia di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (7/10/2014).
Di rapat gabungan, seluruh fraksi sepakat untuk mengusulkan satu nama. Satu nama yang terpilih melalui mekanisme pemilihan DPD mengerucut kepada nama Oesman Sapta.
"Jadi DPD tetap konsisten tidak melanggar UU dan dan Tatib. Sudah sesuai rapat bahkan. Secara mekanisme kita sudah sesuai. Itu disepakati. Tapi saat itu belum munculkan nama," ujar dia.
Senator NTT itu mengatakan, penolakan kuat justru muncul dari Koalisi Merah Putih saat nama Oesman dikeluarkan. Padahal, Koalisi Indonesia Hebat tidak mempermasalahkan siapa saja nama yang muncul.
Abraham melihat ada tarik ulur kepentingan yang terjadi di fraksi KMP. Itulah yang menyebabkan pemilihan ketua MPR menjadi alot. Bahkan bisa terjadi deadlock.
"Kalau kita betul-betul mengikuti marwah kelembagaan. Seharusnya kita bisa mewusyarahkan. Bukan jadi alot seperti ini. Karena ini sudah terkesan memperjuangkan kepentingan kelompok. Kemana sumpah memperjuangkan rakyat? Rakyat mana?," tegas dia.
http://news.metrotvnews.com/read/201...n-pimpinan-mpr
0
2.1K
37
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan