Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Thahaja Purnama menyebut ingin membubarkan ormas Front Pembela Islam (FPI) lantaran tidak terdaftar di DKI dan Kesbangkol. Namun Ahok menyerahkannya ke aparat yang berwenang. Lalu apa kata polisi soal ini?

"Emang bisa Ahok Bubarin FPI?" ha .. ha .. ha .. kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto di Mapolda Metro Jaya, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, Senin (6/10/2014).‎

Rikwanto saat ditanya lebih lanjut menjelaskan, harus dibedakan konteks bahasa 'ingin dibubarkan dengan 'ingin membubarkan'.

"Itu sama saja seperti tetangga sebelah, 'saya juga ingin bubarkan FPI'. Bubarkan itu ada aturannya. Kalau 'saya ingin FPI dibubarkan', itu iya, tapi kalau 'saya ingin membubarkan FPI', dia tidak bisa," ha.. ha .. ha .. ha ... ujarnya.

Menurut Rikwanto, kepolisian tidak dalam kapasitas membubarkan suatu organisasi kemasyarakatan (ormas). Pembubaran ormas dilakukan melalui Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Tapi polisi bisa memberikan masukan data untuk menjadi bahan pembahasan‎ pembubaran ormas.

"Jangan minta polisi untuk bubarkan ormas, karena bukan kewenangan kami. Tapi kalau masyarakat, elemen-elemen apa mendesak pemerintah melalui Kemendagri, memang jalurnya begitu, dikaitkan dengan banyaknya kejadian-kejadian, kami sumbangsih data saja untuk bahan evaluasi dalam pembahasannya," tuturnya.

‎Saat ditanya adakah rencana pihak kepolisian bertemu dengan pihak Pemda DKI untuk membicarakan masalah ini, Rikwanto menjawab harus mengetahui dulu konteksnya.

Versi Original
http://news.detik.com/read/2014/10/0...lda-metro-jaya
--------------------------------------------------------------------

Bagaimana kalau tidak ada FPI mungkin si Ahok akan sewenang wenang mengeluarkan UU Perda yang dampaknya merugikan umat Islam, Indikasinya ada kearah situ. Bagaimana mesjid di bongkar, bagaimana Ibadah kurban dipersulit dan Takbiran dilarang sedangkan alay alay Fans sepak bola berdiri diatas Kopaja ahok biarkan.

Dorongan itu tentunya berasal dari Kaum Liberalis, Penyuka maksiat seperti pemilik majalah Playboy, Tempat Perjudian dan Lokalisir. dengan Media nya berupaya mati Matian memojokan FPI, seperti mereka memojokan KMP. dengan penggiringan OPINI negative.

FPI sudah menjadi kontrol sosial di masyarakat, dalam benak seorang pemilik lokalisasi perjudian/pramuriaan fungsi polisi tidak berjalan dengan baik, tetapi akan sangat takut jika FPI datang,

pernyataan yang sering terlontar "Mana nih FPI ?' itulah alam bawah sadar dari masyarakat dan FPI tetap Konsisten sebagai kontrol sosial di masyarakat

Masih Punya nyali mau bubarkan FPI ? Marikita tertawa terbahak bahak mendengarkan badut Ahok beseloroh .. ha ... Ha .. Ha ....