

TS
Doposter
Aksi Panser Anoa Produksi Pindad di Lebanon.
Panser Anoa dan pasukan Garuda temukan alat mata-mata
Prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas Indobatt (Indonesia Battalion) Kontingen Garuda (Konga) XXIII-H/UNIFIL (United Nations Interim Force in Lebanon) menemukan alat mata-mata di perbatasan Lebanon dan Israel.
Spontan pihak Israel menempatkan pasukan IDF (Israeli Defence Force) di daerah perbatasan. Begitu pula dengan pihak Lebanon yang juga menurunkan personel Lebanese Armed Forces (LAF) di sekitar area TP-36 lengkap dengan senjata M-16 dan kendaraan jenis Humvee.
Komandan Satgas Indobatt Konga XXIII-H/UNIFIL Letkol Inf M. Asmi, langsung memerintahkan Danki Alfa untuk membuat barikade dengan menggunakan Kendaraan Tempur (Ranpur) ANOA dan VAB di tengah-tengah perbatasan di antara kedua belah pihak guna mencegah pertikaian lebih lanjut dan kontak senjata.
"Selama keberadaan kotak tersebut belum jelas statusnya, maka area TP-36 wajib dijaga 24 jam penuh oleh personel Indobatt," tutur Letkol Inf M Asmi.
"Selain itu, jalan menuju ke TP-36 juga wajib diblokir dengan Ranpur agar kendaraan sipil yang tidak berkepentingan tidak bisa memasuki area TP-36 untuk menghindari semakin ramainya suasana di daerah perbatasan dan hal-hal yang tidak diinginkan," lanjut Asmi.
Aksi TNI ini berhasil mencegah kontak tembak antara Israel dan Lebanon. Beberapa waktu kemudian mereka diganjar penghargaan dari UNIFIL.
Panser Anoa dipuji petinggi UNIFIL
Aksi pasukan Garuda yang menunggangi Panser Anoa sudah terkenal di kalangan UNIFIL. Para petinggi UNIFIL pun memuji mereka kemampuan pasukan garuda dan Panser Anoa.
"Indonesia melalui Satgas Indobatt memang sudah dikenal oleh Kontingen lain tentang kesiapannya dan Alutsista yang digunakannya, seperti Anoa dan Senjata yang diproduksinya sendiri dari Indonesia," kata Komandan Sektor Timur UNIFIL Brigjen Fernando Lopez Del Pozo.
Lebih lanjut Brigjen Fernando menyampaikan, Indonesia yang bisa memproduksi Ranpur jenis Anoa dan Senjata melalui PT. Pindad keberadaannya tentu tidak bisa dilihat sebelah mata.
"Apa yang dimiliki Indobatt sekarang ini sudah merupakan standar dalam melaksanakan Misi Perdamaian," ujarnya.
Sementara itu, menurut Dansatgas Indobatt Konga XXIII-G/UNIFIL Letkol Inf Lucky Avianto keunggulan dari Anoa ini sudah banyak dirasakan dan diakui oleh dunia yang juga sudah banyak memesan Anoa tersebut.
"Indonesia selain mengirim pasukannya dalam Misi Perdamaian juga dimanfaatkan untuk mempromosikan Produk Dalam Negeri Indonesia," ujarnya.
Panser Anoa kawal komandan UNIFIL
Panser Anoa jadi andalan Pasukan Garuda untuk misi patroli dan pengawalan. Tugas membanggakan datang dari UNIFIL saat Pasukan garuda diberi kepercayaan mengawal komandan pasukan UNIFIL Mayjen Paolo Serra.
Mayjen Paolo saat itu menuju area UNP 1-32 A, di perbatasan Lebanon dan Israel, Rabu, (23/1/2013). Dia mengikuti pertemuan tripartit antara UNIFIL, Lebanon dan Israel.
Komandan Satgas Mayor Inf Yuri Elias Mamahi memerintahkan personelnya menggunakan Panser ANOA buatan PT Pindad.
"Pengawalan dengan menggunakan Panser Anoa sangatlah membanggakan. Karena produksi anak bangsa tersebut ikut serta bergabung dalam sistem pengamanan perjalanan Force Commander," ujar Mayor Inf Yuri Elias Mamahi.
Kontingen Garuda menugaskan 16 personel di bawah pimpinan Lettu Mar Deni Kusmana serta mengerahkan satu panser ANOA dan 1 buah light vehicle untuk kendaraan peninjau depan. Sejak berangkat hingga kembali, tugas pengawalan dilakukan dengan baik.
(Sumber : Merdeka.com)
Prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas Indobatt (Indonesia Battalion) Kontingen Garuda (Konga) XXIII-H/UNIFIL (United Nations Interim Force in Lebanon) menemukan alat mata-mata di perbatasan Lebanon dan Israel.
Spontan pihak Israel menempatkan pasukan IDF (Israeli Defence Force) di daerah perbatasan. Begitu pula dengan pihak Lebanon yang juga menurunkan personel Lebanese Armed Forces (LAF) di sekitar area TP-36 lengkap dengan senjata M-16 dan kendaraan jenis Humvee.
Komandan Satgas Indobatt Konga XXIII-H/UNIFIL Letkol Inf M. Asmi, langsung memerintahkan Danki Alfa untuk membuat barikade dengan menggunakan Kendaraan Tempur (Ranpur) ANOA dan VAB di tengah-tengah perbatasan di antara kedua belah pihak guna mencegah pertikaian lebih lanjut dan kontak senjata.
"Selama keberadaan kotak tersebut belum jelas statusnya, maka area TP-36 wajib dijaga 24 jam penuh oleh personel Indobatt," tutur Letkol Inf M Asmi.
"Selain itu, jalan menuju ke TP-36 juga wajib diblokir dengan Ranpur agar kendaraan sipil yang tidak berkepentingan tidak bisa memasuki area TP-36 untuk menghindari semakin ramainya suasana di daerah perbatasan dan hal-hal yang tidak diinginkan," lanjut Asmi.
Aksi TNI ini berhasil mencegah kontak tembak antara Israel dan Lebanon. Beberapa waktu kemudian mereka diganjar penghargaan dari UNIFIL.
Panser Anoa dipuji petinggi UNIFIL
Aksi pasukan Garuda yang menunggangi Panser Anoa sudah terkenal di kalangan UNIFIL. Para petinggi UNIFIL pun memuji mereka kemampuan pasukan garuda dan Panser Anoa.
"Indonesia melalui Satgas Indobatt memang sudah dikenal oleh Kontingen lain tentang kesiapannya dan Alutsista yang digunakannya, seperti Anoa dan Senjata yang diproduksinya sendiri dari Indonesia," kata Komandan Sektor Timur UNIFIL Brigjen Fernando Lopez Del Pozo.
Lebih lanjut Brigjen Fernando menyampaikan, Indonesia yang bisa memproduksi Ranpur jenis Anoa dan Senjata melalui PT. Pindad keberadaannya tentu tidak bisa dilihat sebelah mata.
"Apa yang dimiliki Indobatt sekarang ini sudah merupakan standar dalam melaksanakan Misi Perdamaian," ujarnya.
Sementara itu, menurut Dansatgas Indobatt Konga XXIII-G/UNIFIL Letkol Inf Lucky Avianto keunggulan dari Anoa ini sudah banyak dirasakan dan diakui oleh dunia yang juga sudah banyak memesan Anoa tersebut.
"Indonesia selain mengirim pasukannya dalam Misi Perdamaian juga dimanfaatkan untuk mempromosikan Produk Dalam Negeri Indonesia," ujarnya.
Panser Anoa kawal komandan UNIFIL
Panser Anoa jadi andalan Pasukan Garuda untuk misi patroli dan pengawalan. Tugas membanggakan datang dari UNIFIL saat Pasukan garuda diberi kepercayaan mengawal komandan pasukan UNIFIL Mayjen Paolo Serra.
Mayjen Paolo saat itu menuju area UNP 1-32 A, di perbatasan Lebanon dan Israel, Rabu, (23/1/2013). Dia mengikuti pertemuan tripartit antara UNIFIL, Lebanon dan Israel.
Komandan Satgas Mayor Inf Yuri Elias Mamahi memerintahkan personelnya menggunakan Panser ANOA buatan PT Pindad.
"Pengawalan dengan menggunakan Panser Anoa sangatlah membanggakan. Karena produksi anak bangsa tersebut ikut serta bergabung dalam sistem pengamanan perjalanan Force Commander," ujar Mayor Inf Yuri Elias Mamahi.
Kontingen Garuda menugaskan 16 personel di bawah pimpinan Lettu Mar Deni Kusmana serta mengerahkan satu panser ANOA dan 1 buah light vehicle untuk kendaraan peninjau depan. Sejak berangkat hingga kembali, tugas pengawalan dilakukan dengan baik.
(Sumber : Merdeka.com)
Diubah oleh Doposter 05-10-2014 11:02
0
9.3K
13
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan