- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Every Seconds, New Story Begins
TS
pidihan
Every Seconds, New Story Begins
Minggu, 19 Mei 2013
Di waktu matahari mau nyelinap ke balik peraduannya, gw sama Nanta mutusin buat berhenti di salah satu pom bensin yang ada di daerah kabupaten Malang, tepatnya di daerah Lawang.
Bersama motor kesayangan yang gw naikin berdua, kita akhirnya berhenti. Di pom bensin itu sekitar 30 menit, gw sama Nanta gantian buat bersih-bersih badan sebelum ngelanjutin perjalanan lagi.
Selepas magrib, saat langit Malang menampilkan apa yang ada di dalam hati gw, sedikit sisa bias matahari yang semakin lama menjadi jingga, lalu gelap.
Crrrrkkkrrkkiingg….. zwwiiingg zwiiiinggg zwwwwinggg…
Deru motor bercampur suara dengungan stabilizer mesin setelah distarter sama Nanta, yang nandain mesin motor ini siap menjelajah lebih jauh setelah Jogja - Malang beberapa hari sebelumnya.
Abis percakapan dengan nada gw yang masih selalu datar itu, Nanta melajukan motor biru ini lebih cepat sekitar 90 km/jam setelah membuang puntung rokoknya.
Sambil melihat berlalunya lampu jalanan yang satu demi satu dilewatin, dalam hati gw membatin, apa yang harus gw lakuin berikutnya? Untuk apa gw hidup? I don’t know.
Yang gw tau malam itu, tujuan gw satu, Bali.
Quote:
“Mau berhenti dimana bro?
” tanya Nanta sore itu, sesaat sebelum magrib sambil mengendarai motor.
“Nanti kalo ada pom bensin aja.” Saut gw sambil menatap kosong ke depan diantara keramaian jalan.
” tanya Nanta sore itu, sesaat sebelum magrib sambil mengendarai motor.“Nanti kalo ada pom bensin aja.” Saut gw sambil menatap kosong ke depan diantara keramaian jalan.
Di waktu matahari mau nyelinap ke balik peraduannya, gw sama Nanta mutusin buat berhenti di salah satu pom bensin yang ada di daerah kabupaten Malang, tepatnya di daerah Lawang.
Bersama motor kesayangan yang gw naikin berdua, kita akhirnya berhenti. Di pom bensin itu sekitar 30 menit, gw sama Nanta gantian buat bersih-bersih badan sebelum ngelanjutin perjalanan lagi.
Quote:
“Abis adzan magrib berangkat ya.” Gw memastikan sambil mengeringkan rambut pake handuk kecil berwarna merah tua yang sengaja gw bawa dari Jogja.
“Oke bro.
” jawab Nanta tegas sambil menghisap sebatang rokok yang berlambang jarum.
“Oke bro.
” jawab Nanta tegas sambil menghisap sebatang rokok yang berlambang jarum.Selepas magrib, saat langit Malang menampilkan apa yang ada di dalam hati gw, sedikit sisa bias matahari yang semakin lama menjadi jingga, lalu gelap.
Crrrrkkkrrkkiingg….. zwwiiingg zwiiiinggg zwwwwinggg…
Deru motor bercampur suara dengungan stabilizer mesin setelah distarter sama Nanta, yang nandain mesin motor ini siap menjelajah lebih jauh setelah Jogja - Malang beberapa hari sebelumnya.
And the second phase of my life begins.
Quote:
“Jam berapa sekarang?” Nanta bertanya masih dengan rokoknya yang terselip di jari tangan kirinya.
“Jam setengah tujuh bro.” Gw jawab sambil sebelumnya melihat ke arah jam tangan yang ada di tangan kanan gw.
“Oiya mau makan kapan nih?”
“Nanti aja abis Isya apa jam 8an gitu.” Ucap gw sekenanya, karena dua hari terakhir gw bener-bener ngga nafsu ngeliat makanan.
“Sip deh.”
“Jam setengah tujuh bro.” Gw jawab sambil sebelumnya melihat ke arah jam tangan yang ada di tangan kanan gw.
“Oiya mau makan kapan nih?”
“Nanti aja abis Isya apa jam 8an gitu.” Ucap gw sekenanya, karena dua hari terakhir gw bener-bener ngga nafsu ngeliat makanan.
“Sip deh.
”Abis percakapan dengan nada gw yang masih selalu datar itu, Nanta melajukan motor biru ini lebih cepat sekitar 90 km/jam setelah membuang puntung rokoknya.
Sambil melihat berlalunya lampu jalanan yang satu demi satu dilewatin, dalam hati gw membatin, apa yang harus gw lakuin berikutnya? Untuk apa gw hidup? I don’t know.
Yang gw tau malam itu, tujuan gw satu, Bali.
Quote:
Diubah oleh pidihan 28-10-2014 13:52
anasabila memberi reputasi
1
4.4K
59
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan