Begitu banyak peribahasa jawa yg ada, berberapa mungkin kita tau walau dlm versi Bhs Indonesia atau in English
Ok, langsung aja berikut daftarnya...

1. Jer basuki mawa beya
berarti : “semua keberhasilan dan kesuksesan itu membutuhkan pengorbanan”. Versi dlm dunia internasional “No pain, no gain”.

2. Ajining diri dumunung ana ing lathi, ajining raga ana ing busana.
Dalam Bhs Indonesia berarti : “Nilai diri terletak pada mulut, nilai fisik terletak pada busana. Tapi krna ane orangnya terpengaruh peribahasa internasional “Don't judge book by it's cover” makanya kalau ane buat stiker, kata2 terakhir ane modifikasi (aka manipulasi ) mnjadi “ajining ilmu ing laku” (nilai ilmu terletak pada tindak tanduk). Semoga modifikasi ane mnjadikan peribahasa ini mnjadi lebih baik... :3

3. Becik ketitik ala ketara
Dalam Bhs Indonesia berarti : “perbuatan baik atau buruk akhirnya terlihat juga”. Pepatah ini dikicaukan calon presiden PS ketika gugatan perihal (dugaan) kecurangan pada pemilu tahun 2014 ditolak seluruhnya oleh MK...

4. Pager mangan tanduran
Dlm terjemahan Bhs Indonesia : “pagar memakan tanaman” yg berarti pihak yg bertugas menjaga malah merusak yg seharusnya dijaga. Peribahasa ini kok menurut ane cocok buat anggota DPR dlm RUU pilkada malah merusak demokrasi yg ada dgn memutuskan pilkada secara DPRD... T_T

5. Sepi ing pamrih, rame ing gawe
Peribahasa yg berarti : berkarya / bekerja tanpa memikirkan imbalan. Jika ada 1 kata yg tepat menggambarkan peribahasa ini, pasti kata itu adalah pengabdian.

6. Mangan ora mangan ngumpul
Kurang lebih dlm Bhs Indonesia : “makan maupun tak makan tetap bersama”. Peribahasa ini mungkin menggambarkan solidaritas yg tidak cuma bersatu saja ketika berjaya, namun juga saat terpuruk (semoga devinisi dari penulis pas ya.. )...

7. Bibit, bebet, bobot
berarti : “keturunan (asal muasal), lingkungan, ilmu”. Pepatah ini populer dilingkungan masyarakat jawa terutama dlm urusan perjodohan... Masih relevan buat zaman hi-tek serba cepat sperti saat ini kan?? :3

8. Diwehi ati ngerogoh rempela
secara tulisan berarti : “dikasih hati, minta jantung” kurang lebih bermakna diberi kebaikan tapi menuntut lebih. Pepatah ini populer dikalangan media yg dipopulerkan oleh wakil gubernur DKI Jakarta, Basuki (Ahok) berkaitan dgn hal2 yg berhubungan dgn relokasi penduduk bantaran sungai. -_-
Semoga kita2 ini termasuk orang yg bisa berterima kasih dan menghargai kpada kebaikan yg diberikan orang lain, sehingga pepatah ini tidak menggambarkan diri kita2...

9. Ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani
berarti : “di depan memberi teladan, di tengah membimbing, dibelakang memberi dukungan”. Peribahsa ini dipopulerkan oleh Ki Hajar Dewantara (Bp. Pendidikan Nasional).

10. Witing tresna jalaran saka kulina
Diterjemahkan seutuhnya mjd : “menjadi cinta oleh karena kebiasaan (kebersamaan)”. Kalau bahasa gaulnya cinlok pasti ye??
Mgkin agan2 yg baca disini pernah mengalami jatuh cinta krn bekerja bersama, ngerjain tugas bersama, kuliah bersama, atau mungkin sering main bersama.. aduh jadi ingat masa lalu.. hehe.. :3

TAMBAHAN dari Penulis :

Wani Piro?
Berarti : “berani berapa?”. Pepatah ini cocok buat menggambarkan budaya birokrasi yg korup, sengaja dipersulit, dijadikan rumit, pokoknya sudah dikondisikan ribet secara tersruktur, sistematis, masif dan apabila ingin dilancarkan, dipercepat atau sekedar dilaksanakan prosesnya, maka harus memberikan sejumlah imbalan... -_-

Aku rapopo
Peribahasa yg menurut penulis muncul pada tahun 2013 dan tidak jelas siapa pencetusnya.
Peribahasa ini menurut penulis kok agak sinkron sama kalimat dari sesepuh Khalil Gibran, “Betapa mulia org yg sedang berduka namun mampu mempersembahkan lagu kegembiraan bagi hati yg riang”. (cocok kan? )
Sangat mungkin di antara semua peribahasa jawa yg ada, peribahasa ini yg paling populer di kalangan pengguna sosmed...

Semoga peribahasa jawa yg diturukan dari para leluhur membuat kita mawas diri dan memiliki jiwa besar, krn sejatinya kita ini adalah bangsa yg besar..