Sesuai judul, saya mau menceritakan kejadian yang saya lihat langsung pagi ini dengan mata kepala saya sendiri. Mohon maaf karena tidak ada foto, saya rasa tidak etis juga foto2 saat orang sedang kesusahan dan panic.

Pagi ini seperti biasa saya berangkat kerja naik kereta di stasiun Cawang dengan kereta tujuan Tn Abang. Ketika sedang duduk di peron, datanglah kereta tujuan Kota yang berhenti menurunkan penumpang. Namun ada yang aneh, di satu pintu gerbong perempuan yang masih terbuka, bapak2 yang baru turun kereta dan melewati pintu gerbong wanita itu terlihat terheran2 melihat ke dalam. Saya pun dengan mba2 yang duduk di samping saya bertanya-tanya. Hingga akhirnya kamipun menghampiri ke arah keramaian itu.

Kebetulan keretanya belum jalan, dan pintu masih terbuka. Terlihat petugas keamanan gerbong menyuruh seorang ibu keluar dari kereta, ibu-ibu di sekitar sanapun juga setengah teriak menyuruh si ibu keluar. Saya mengamati kejadian itu dan yang bikin saya hampir pingsan adalah, setelah melihat ke lantai kereta, darah berserakan dimana-mana.

Kami (saya dan mba di sebelah) langsung bertanya pada ibu2 itu, “keguguran dia mba, kasihan”. Dan sontak saya langsung pusing dan merinding sambil gemeteran. Gimana ga lemes gan, selain melihat darah di lantai kereta, (maaf) gumpalan-gumpalan darah yang terlihat seperti hati itu juga berserakan di peron kereta. Mungkin ketika si ibu melangkah keluar kereta, gumpalan itu tercecer.

Kemudian si ibu disuruh duduk di kursi peron, para petugas pun udah menyiapkan tandu untuk menggotong si ibu. Wanita muda berjilbab yang saya taksir umurnya baru 20 an ini, terlihat sangat syok dan menangis sambil menelepon adiknya. Sedangkan ibu2 lain sudah mengerumuni si ibu. Saya yang masih lemes memutuskan menjauh karena selain kereta saya mau datang, saya pun ga mau jadi beban orang jikalau tiba2 saya pingsan di tempat.

Akhirnya kereta sayapun datang, saat mau naik kereta saya melihat orang2 masih berkerumun membantu si ibu malang itu. Dia masih duduk di peron dan menolak diangkat dengan tandu. Mungkin dia masih ingin menunggu suami atau saudaranya datang menjemput, atau sekedar menenangkan diri dulu. Entahlah, saya ga tahu bangaimana kejadian selanjutnya. Mudah-mudahan dia baik2 saja dan diberi kesehatan dan kesabaran dari Allah.

Bagaimanapun, saya pernah merasakan hal yang sama dengan si ibu, keguguran. Sayangnya si ibu tadi mengalami kejadian yang mungkin lebih pahit, karena dia kehilangan anaknya di kereta, di tempat umum. Suaminya juga ga ada disampingnya. Pasti sangat terpukul, panik, sedih, kecewa, marah, dan semua perasaan itu saya tahu pasti rasanya. Alhamdulillah saya keguguran di rumah dan sedang diadmpingi suami, dan calon bayi kami pun “pergi” dengan cara yang baik. Saya ga harus dikuret karena dia keluar sendiri. Alhamdulillah..

Kejadian seperti ini ga sedikit terjadi, banyak sekali kasus keguguran yang diakibatkan KRL ini sis, gan. Temen2 saya, istri dari teman suami saya, dan saya sendiri. Memang ga bisa disalahkan juga si ibu hamil yang tetap pergi bekerja setiap hari, apalagi naik kendaraan umum. Kita ga bisa juga nyuruh mereka berhenti bekerja karena mungkin itulah pilihan hidup mereka, pasti sangat banyak pertimbangan dalam keluarga mereka yang bikin suami-istri harus berjuang bersama. Yang pasti, kepekaan kita lah sebagai orang yang sehat untuk bersedia mengorbankan tempat duduk kita untuk mereka, si ibu yang sedang berjuang membesarkan bayi dalam perutnya.. (jangan sampai kayak dinda ya )

Melihat kondisi transportasi umun Jakarta yang masih belum ramah terhadap orang-orang yang membutuhkan, sepertinya kita patut mencontoh kebijakan (lagi lagi) di Jepang yang memberikan pin khusus untuk ibu hamil.


jadi, bagi ibu hamil tinggal pakai deh pin ini di tas atau dimanapun yang terlihat, otomatis orang-orang akan memberikan tempat duduk.
menurut saya pin ini sangat berguna, apalagi bagi ibu hamil muda yang (berdasarkan pengalaman pribadi) malu dan segan minta tempat duduk terus. secara fisik perut yang masih kecil dan belum terlihat, bisa saja membuat orang tidak percaya. Kalau udah gede kan gampang terlihat, jadi pasti langsung dikasi tempat duduk.

nih buat yang mau lihat video ttg ibu hamil di jepang disini


Mungkin saatnya ada gebrakan baru lagi dari kendaraaan umum Jakarta khususnya kereta api indonesia. Adanya gerbong khusus wanita menurut saya sudah sangat membantu, tapi alangkah lebih indahnya jika para petinggi yang berwenang bisa mempertimbangkan untuk membuat gerbong khusus ibu hamil dan lansia
Jadi ibu hamil yang pulang kerja ga perlu pusing lagi mikirin bakal duduk gimana dan dimana di kereta. tinggal naik gerbong khusus, tidur, nyampai deh dirumah. Ibu senang, bayi sehat.


sekian trit saya yang panjang ini ya gan.. semoga dapat diambil hikmahnya buat kita semua.
silahkan jika ada ide yg lebih keren agar kita bisa 'menyelematkan' ibu2 tangguh, yang bekerja sekaligus berjuang mempertahankan dan menjaga kandungannya.
bagi sista2 semua yang punya pengalaman silahkan share disini ya

UPDATE
ternyata beritanya sudah ada di detik gan
http://news.detik.com/read/2014/10/0...ng-krl?9911012

ADA KABAR KALAU SI IBU TIDAK KEGUGURAN, CUMA LUKA DI KAKI
http://news.detik.com/read/2014/10/0...i-luka-di-kaki
semoga kabar ini bener gan
tp seharian td ada beberapa berita detik yg kurang valid
selain itu, saya juga melihat gumpalan darah seperti hati ayam yang tercecer di peron kereta sewaktu si ibu turun.. dan gumpalan itu persis seperti apa yang keluar sewaktu saya keguguran. Kita berdoa yang terbaik saja untuk si ibu. mudah2an KRL ga berusaha 'cuci tangan' dengan berita ini


KLARIFIKASI
di berita ini http://news.detik.com/read/2014/10/0...anita?9911012, dikatakan bahwa si ibu terdorong sampai jatuh. yang benar adalah malah si ibu bukannya mau turun di cawang, dia berdiri dekat pintu kereta. karena mungkin dia ga ngeh kalo udah keguguran, dia diem aja sampai 'dipaksa' turun sama ibu2 yang lihat. dan pas turun pun, kereta sudah dalam keadaan tenang, semua penumpang sudah turun. jadi dia turun baik2 saja, ga terdorong palagi jatuh.

KOMENTAR KASKUSER