- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
2 Oknum TNI Jadi Hitmannya Geng Motor


TS
Pitung.Kw
2 Oknum TNI Jadi Hitmannya Geng Motor
Quote:
Tembak Sekuriti, 2 Oknum TNI Dibayar Rp 4 Juta oleh Geng Motor Vortune
Mei Amelia R - detikNews
Jakarta - Pihak Kepolisian Daerah Metro Jaya mengungkap adanya keterlibatan 2 oknum TNI AD dalam penembakan Andry Setyo, seorang sekuriti di Tangerang. Kedua anggota Yonkaf 1 Kostrad itu berperan menganiaya dan menembak korban dan mendapat bayaran sebesar Rp 4 juta.
Kanit II Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKP Teuku Arsya Khadafi mengatakan, Serda BA dan Kopda RA awalnya diminta bantuan oleh tersangka DHE yang merupakan paman dari tersangka R (DPO-yang terlibat trek-trekan dengan geng motor korban).
"Mereka (oknum TNI-red) ini diminta bantuan oleh tersangka DHE untuk memberi 'pelajaran' kepada geng motor korban. Tapi pada pelaksanaannya mereka diberi Rp 4 juta oleh paman korban," jelas Arsya kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (2/10/2014).
Dijelaskan Arsya, penembakan berawal dari peristiwa trek-trekan antara geng motor pelaku 'Vortune' dari Bekasi dengan geng motor korban 'R2 Natasya' dari Tangerang. Mereka sebelumnya trek-trekan di kawasan Serpong, Tangerang dan bertaruh Rp 10 juta bagi yang kalah.
"Dari total 12 pelaku penganiayaan, yang ikut trek-trekan hanya 8 tersangka. Empat tersangka DHE, J, Serda BA dan Kopda RA tidak ikut trek-trekan," ujar Arsya lagi.
Pada saat trek-trekan, geng motor Fortune (sebelumnya ditulis Vortune) dan R2 Natasya memasang joki masing-masing.
"Jokinya satu-satu. Tapi jokinya tidak ikut menganiaya korban. Joki hanya melakukan trek-trekan sementara yang bertaruh mereka yang terkait ini," imbuhnya.
Kemudian, geng motor Fortune kalah dalam taruhan tersebut. Namun, saat diminta bayar taruhan Rp 10 juta, mereka hanya menyerahkan Rp 5 juta.
"Sehingga geng motor korban menahan motor tersangka R sebagai jaminannya," ucapnya.
R yang tidak terima motornya ditahan oleh geng motor korban kemudian mengadu kepada pamannya, tersangka DHE. DHE yang menyambut pengaduan keponakannya itu meminta 2 oknum TNI untuk menganiaya korban.
"Korban tidak hanya dianiaya, tetapi juga ditembak di bagian kakinya oleh oknum TNI Kopda R," tuturnya.
Adapun, uang yang dipakai untuk membayar kedua oknum TNI tersebut, diperoleh dengan cara memeras korban. Anggota geng motor Vortune dari Bekasi (kelompok pelaku) yang seharusnya membayar uang tahuran kekalahan dalam trek-trekan justru memaksa korban untuk memberikan uang sebesar Rp 10 juta kepada para pelaku penganiayaan.
"Setelah mereka bertemu saat mau menyerahkan motor tersangka R, para tersnagka menganiaya korban dan 2 temannya. Kemudian mereka meminta korban untuk mengembalikan uang taruhan sebesar Rp 10 juta kepada para tersangka," jelasnya.
Arsya mengungkapkan, uang hasil memeras korban itu dibagi-bagikan kepada para tersangka.
"Tersangka DHE mendapatkan Rp 1 juta, 2 oknum TNI Rp 4 juta dan sisanya Rp 5 juta dibagi-bagikan kepada tersangka lainnya," ucapnya.
Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Herry Heryawan mengatakan, pihaknya masih memburu 5 tersangka lainnya.
"R, O, U, C dan J masih buron. Mereka ikut menganiaya korban," ujar Herry.
http://news.detik.com/read/2014/10/0...991101mainnews
Mei Amelia R - detikNews
Jakarta - Pihak Kepolisian Daerah Metro Jaya mengungkap adanya keterlibatan 2 oknum TNI AD dalam penembakan Andry Setyo, seorang sekuriti di Tangerang. Kedua anggota Yonkaf 1 Kostrad itu berperan menganiaya dan menembak korban dan mendapat bayaran sebesar Rp 4 juta.
Kanit II Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKP Teuku Arsya Khadafi mengatakan, Serda BA dan Kopda RA awalnya diminta bantuan oleh tersangka DHE yang merupakan paman dari tersangka R (DPO-yang terlibat trek-trekan dengan geng motor korban).
"Mereka (oknum TNI-red) ini diminta bantuan oleh tersangka DHE untuk memberi 'pelajaran' kepada geng motor korban. Tapi pada pelaksanaannya mereka diberi Rp 4 juta oleh paman korban," jelas Arsya kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (2/10/2014).
Dijelaskan Arsya, penembakan berawal dari peristiwa trek-trekan antara geng motor pelaku 'Vortune' dari Bekasi dengan geng motor korban 'R2 Natasya' dari Tangerang. Mereka sebelumnya trek-trekan di kawasan Serpong, Tangerang dan bertaruh Rp 10 juta bagi yang kalah.
"Dari total 12 pelaku penganiayaan, yang ikut trek-trekan hanya 8 tersangka. Empat tersangka DHE, J, Serda BA dan Kopda RA tidak ikut trek-trekan," ujar Arsya lagi.
Pada saat trek-trekan, geng motor Fortune (sebelumnya ditulis Vortune) dan R2 Natasya memasang joki masing-masing.
"Jokinya satu-satu. Tapi jokinya tidak ikut menganiaya korban. Joki hanya melakukan trek-trekan sementara yang bertaruh mereka yang terkait ini," imbuhnya.
Kemudian, geng motor Fortune kalah dalam taruhan tersebut. Namun, saat diminta bayar taruhan Rp 10 juta, mereka hanya menyerahkan Rp 5 juta.
"Sehingga geng motor korban menahan motor tersangka R sebagai jaminannya," ucapnya.
R yang tidak terima motornya ditahan oleh geng motor korban kemudian mengadu kepada pamannya, tersangka DHE. DHE yang menyambut pengaduan keponakannya itu meminta 2 oknum TNI untuk menganiaya korban.
"Korban tidak hanya dianiaya, tetapi juga ditembak di bagian kakinya oleh oknum TNI Kopda R," tuturnya.
Adapun, uang yang dipakai untuk membayar kedua oknum TNI tersebut, diperoleh dengan cara memeras korban. Anggota geng motor Vortune dari Bekasi (kelompok pelaku) yang seharusnya membayar uang tahuran kekalahan dalam trek-trekan justru memaksa korban untuk memberikan uang sebesar Rp 10 juta kepada para pelaku penganiayaan.
"Setelah mereka bertemu saat mau menyerahkan motor tersangka R, para tersnagka menganiaya korban dan 2 temannya. Kemudian mereka meminta korban untuk mengembalikan uang taruhan sebesar Rp 10 juta kepada para tersangka," jelasnya.
Arsya mengungkapkan, uang hasil memeras korban itu dibagi-bagikan kepada para tersangka.
"Tersangka DHE mendapatkan Rp 1 juta, 2 oknum TNI Rp 4 juta dan sisanya Rp 5 juta dibagi-bagikan kepada tersangka lainnya," ucapnya.
Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Herry Heryawan mengatakan, pihaknya masih memburu 5 tersangka lainnya.
"R, O, U, C dan J masih buron. Mereka ikut menganiaya korban," ujar Herry.
http://news.detik.com/read/2014/10/0...991101mainnews
tarif 4jt itu tarif promo kali, kalo nembak jidat keknya lebih mahal

0
1.7K
Kutip
16
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan