TS
nantokjunian
Guru diberi tugas keluar, anak didik yang jadi korban
Pengamatan ane di sebuah sekolah dasar negeri di tempat anak ane sekolah saat-saat ini banyak sekali tugas & kegiatan yang dibebankan pada guru yang sebenarnya bukan tugas pokok dan fungsi guru sebagai pendidik. Guru sekarang banyak sekali kegiatan seperti bimtek kurikulum baru, pelatihan-pelatihan dari dinas, ngurusi BOSDA, ngurusi BOSPUS, akreditasi sekolah, sibuk melengkapi Dapodik, Padamu negeri, pendataan-pendataan, ngurusi adiwiyata, ngurusi sarpras, atau ke dinas pendidikan ngurusi berbagai macam urusan kedinasan.
Yang jadi korban adalah anak-anak didik yang terlalu sering ditinggal gurunya. Mereka cuma diberi tugas mencatat atau mengerjakan LKS tetapi kurang sekali diterangkan dengan jelas oleh gurunya . Sehingga anak-anak pun menjadi terlantar & liar karena tidak ada guru yang mengawasinya di dalam kelas. Hal ini jelas berpengaruh buruk terhadap prestasi, tingkat & kualitas pendidikan anak.
Terkadang ada juga oknum yang memang tidak mempunyai jiwa guru yang tanpa beban sering meninggalkan anak-anak di kelas. Oknum semacam ini seperti tidak memperdulikan prestasi siswanya, karena kalo masalah nilai raport bisa disulap, berapapun nilai anak-anak bisa dikatrol sesuai dengan KKM. Makanya pendidikan semacam ini terlihat indah cuma di atas kertas saja. Kalo semacam ini juga terjadi di sekolah-sekolah lainnya di Indonesia, jangan berharap Indonesia akan maju.
Yang jadi korban adalah anak-anak didik yang terlalu sering ditinggal gurunya. Mereka cuma diberi tugas mencatat atau mengerjakan LKS tetapi kurang sekali diterangkan dengan jelas oleh gurunya . Sehingga anak-anak pun menjadi terlantar & liar karena tidak ada guru yang mengawasinya di dalam kelas. Hal ini jelas berpengaruh buruk terhadap prestasi, tingkat & kualitas pendidikan anak.
Terkadang ada juga oknum yang memang tidak mempunyai jiwa guru yang tanpa beban sering meninggalkan anak-anak di kelas. Oknum semacam ini seperti tidak memperdulikan prestasi siswanya, karena kalo masalah nilai raport bisa disulap, berapapun nilai anak-anak bisa dikatrol sesuai dengan KKM. Makanya pendidikan semacam ini terlihat indah cuma di atas kertas saja. Kalo semacam ini juga terjadi di sekolah-sekolah lainnya di Indonesia, jangan berharap Indonesia akan maju.
0
1.6K
10
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan