- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Dinilai Laik Disubsidi, KRL Jabodetabek Aman Dari Kenaikan Tarif


TS
japek
Dinilai Laik Disubsidi, KRL Jabodetabek Aman Dari Kenaikan Tarif
Quote:
PT Kereta Api Indonesia menetapkan normalisasi tarif KA ekonomi jarak jauh dan menengah untuk keberangkatan 1 Januari 2015. Sejauh ini, Kementerian Perhubungan dan Dewan Perwakilan Rakyat terus membahas kereta jenis apa saja yang masih laik memperoleh Public Service Obligation (PSO) di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun depan.
KAI menjamin kenaikan tarif tidak akan dialami Kereta Rel Listrik (KRL) Jabodetabek dan KA lokal.
Badan Usaha Milik Negara ini berharap alokasi subsidi yang diperkirakan tetap Rp 1,2 triliun itu diarahkan untuk pengguna komuter Jabodetabek, dan konsumen KA di Sumatera Utara dan Sumatera Selatan
"Tren kenaikan penumpang di Jabodetabek 25-30 persen. Sekarang kami melayani 657.000 penumpang per hari, tahun lalu cuma 400.000-500.0000 orang per hari. Ini akan tepat sasaran kalau PSO dialihkan ke situ," kata Head of Corporate Communication PT KAI Makmur Syaheran dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (30/9).
Dengan pengalihan subsidi yang biasanya diberikan pada KA jarak jauh, PT KAI optimis bisa menambah lokomotif maupun gerbong KRL.
Tahun ini KJC membeli 176 unit gerbong KRL. Pada 2015, perseroan menargetkan datang 136 unit kereta baru.
"Intinya ke pelayanan. Mungkin sudah jarang KA jarak jauh mogok. Kalau KJC pelan-pelan. PR-nya memang penambahan unit untuk KRL yang 5 tahun lalu 386 rangkaian, sekarang hampir 700 kereta," kata Makmur.
Bila mengacu pada PSO kereta api 2014, maka subsidi Rp 640 miliar mengalir pada pengelola KRL Commuter Line, yakni PT KJC. Sedangkan KA ekonomi jarak jauh dan lokal memperoleh Rp 560 miliar.
Direktur Komersial PT KAI Bambang Eko Martono menyatakan PSO KA ekonomi jarak jauh memang diarahkan untuk terus dikurangi. Tahun ini, KA lokal mendapat jatah subsidi lebih besar, yakni Rp 300 miliar.
"Alokasinya sekarang memang lebih banyak diserap KJC. Nantinya sepertiga untuk KA lokal plus Sumatera, KJC 2/3. Komposisinya seperti itu," urai Bambang.
Sedangkan agar beban konsumen KA ekonomi jarak jauh yang mengalami tarif normal tidak bertambah, KAI menerapkan sistem diskon channel khusus pada agen. Tujuannya, imbuh Bambang, harga tiket ekonomi di stasiun maupun dari mitra KAI sama.
"Karena KA ekonomi jarak jauh ini jadi komersial. Semua per 1 Januari tahun depan semua tiket yang kita jual itu sama di stasiun maupun di luar stasiun," ujarnya.
Seperti diketahui, Kementerian Perhubungan sedang merancang skema subsidi kereta baru. Bentuk PSO itu tak cuma penurunan tarif jadi lebih terjangkau.
"Bisa saja subsidinya dalam bentuk penambahan frekuensi KA, jumlah tempat duduk, dan penambahan fasilitas," kata Humas Kemenhub Joyce Hutajulu.
KAI menjamin kenaikan tarif tidak akan dialami Kereta Rel Listrik (KRL) Jabodetabek dan KA lokal.
Badan Usaha Milik Negara ini berharap alokasi subsidi yang diperkirakan tetap Rp 1,2 triliun itu diarahkan untuk pengguna komuter Jabodetabek, dan konsumen KA di Sumatera Utara dan Sumatera Selatan
"Tren kenaikan penumpang di Jabodetabek 25-30 persen. Sekarang kami melayani 657.000 penumpang per hari, tahun lalu cuma 400.000-500.0000 orang per hari. Ini akan tepat sasaran kalau PSO dialihkan ke situ," kata Head of Corporate Communication PT KAI Makmur Syaheran dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (30/9).
Dengan pengalihan subsidi yang biasanya diberikan pada KA jarak jauh, PT KAI optimis bisa menambah lokomotif maupun gerbong KRL.
Tahun ini KJC membeli 176 unit gerbong KRL. Pada 2015, perseroan menargetkan datang 136 unit kereta baru.
"Intinya ke pelayanan. Mungkin sudah jarang KA jarak jauh mogok. Kalau KJC pelan-pelan. PR-nya memang penambahan unit untuk KRL yang 5 tahun lalu 386 rangkaian, sekarang hampir 700 kereta," kata Makmur.
Bila mengacu pada PSO kereta api 2014, maka subsidi Rp 640 miliar mengalir pada pengelola KRL Commuter Line, yakni PT KJC. Sedangkan KA ekonomi jarak jauh dan lokal memperoleh Rp 560 miliar.
Direktur Komersial PT KAI Bambang Eko Martono menyatakan PSO KA ekonomi jarak jauh memang diarahkan untuk terus dikurangi. Tahun ini, KA lokal mendapat jatah subsidi lebih besar, yakni Rp 300 miliar.
"Alokasinya sekarang memang lebih banyak diserap KJC. Nantinya sepertiga untuk KA lokal plus Sumatera, KJC 2/3. Komposisinya seperti itu," urai Bambang.
Sedangkan agar beban konsumen KA ekonomi jarak jauh yang mengalami tarif normal tidak bertambah, KAI menerapkan sistem diskon channel khusus pada agen. Tujuannya, imbuh Bambang, harga tiket ekonomi di stasiun maupun dari mitra KAI sama.
"Karena KA ekonomi jarak jauh ini jadi komersial. Semua per 1 Januari tahun depan semua tiket yang kita jual itu sama di stasiun maupun di luar stasiun," ujarnya.
Seperti diketahui, Kementerian Perhubungan sedang merancang skema subsidi kereta baru. Bentuk PSO itu tak cuma penurunan tarif jadi lebih terjangkau.
"Bisa saja subsidinya dalam bentuk penambahan frekuensi KA, jumlah tempat duduk, dan penambahan fasilitas," kata Humas Kemenhub Joyce Hutajulu.
Sumber
Para roker masih gak terlalu risau mikirin kenaikan tarif, para pengguna ekonomi jarak jauh mulai kerepotan nih

0
2.1K
Kutip
48
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan