Kaskus

Entertainment

azhelhcAvatar border
TS
azhelhc
Fenomena Siang dan Malam.

GOOD NIGHT, WELLCOME TO MY THREAD PANGERAN TAMPAN


SEMOGA NO emoticon-Repost


ISENG ISENG BERHADIAH, SEMOGA SAJA BERMANFAAT BUAT AGAN-AGANWATI emoticon-Big Grinh


SEBELUM JAUH KEBAWAH DI emoticon-Rate 5 StarAJA DULU DAN MENERIMA TAMPUNGAN emoticon-Cendol (S) JANGAN DITIMPUK emoticon-Bata (S) NTR ANE BENJOL LAGI emoticon-Ngakak emoticon-Ngakak



Sebuah peristiwa yang rutin terjadi setiap hari adalah saling bergantinya antara keadaan siang dan malam hari. Mayoritas manusia, termasuk diri kita menganggap hal itu adalah kejadian biasa. Tidak perlu mendapatkan perhatian khusus, karena hal itu berlangsung terus menerus dan setiap hari kita pasti menjumpainya. Seperti sarapan, makan siang, makan malam, berangkat tidur, bangun dari tidur, siang dan malam adalah suatu kebiasaan. Sebuah kebiasaan yang selalu berlalu tanpa adanya kesan dan pesan yang mendalam.

Siang pasti datang, demikian juga malam. Kita menyambut siang dengan persiapan kegiatan. Sebuah kegiatan yang monoton seperti berangkat kerja, sekolah, ke pasar atau main-main untuk anak usia dini. Dari ke hari kita menghadapi hal yang hampir sama. Dan sering pula kita mengawali semua kegiatan tersebut dengan “sarapan” atau makan pagi. Sebuah kegiatan yang terkesan itu itu saja. Atau sebuah rutinitas yang sebenarnya “membosankan” tapi kita sangat
menikmatinya. Entah dengan suka rela
atau terpaksa.

Hal seperti itu berlangsung terus selama kita masih bernafas. Paling tidak untuk lima atau enam hari dari hari Senin sampai hari Jum`at atau sabtu. Sedangkan hari minggu kita bisa merencanakan sesuatu yang lain. Mungkin refreshing. Dengan mengunjungi sanak keluarga yang berada jauh dari tempat tinggal kita atau
mengunjungi tempat-tempat rekreasi. Atau memutuskan untuk tetap tinggal di rumah dengan menyelesaikan pekerjaan yang berkaitan dengan situasi dan kondisi dalam rumah.

Jika malam mulai menampakkan gelapnya, kita menyambutnya dengan kilauan cahaya lampu. Menyelesaikan sedikit urusan di luar rumah atau memanjakan diri dengan hiburan. Ada beberapa pilihan dalam menghibur diri di malam hari. Keluar rumah dengan mengeluarkan biaya yang besar kecilnya relatif. Tergantung pilihan hiburan dalam bentuk dan kemasannya. Atau justru diam dirumah dengan memelototi “setan kotak” alias televisi. Sampai beberapa saat kemudian menyusul
gelapnya malam dengan mata yang terpejam. Tidur. Demikian setiap harinya, siang dan malam kita lalui dengan variasi-variasi kegiatan yang beraneka ragam tergantung pada kepentingan masing-masing orang.

Apa sebenarnya siang dan malam itu ?

Siang adalah situasi di bagian permukaan bumi yang mendapatkan cahaya dari matahari akibat dari rotasi atau perputaran bumi pada porosnya. Situasi dimana manusia memanfaatkan terangnya alam untuk mencari karunia Allah berupa rizqi yang bersifat materi. Suatu keadaan dimana manusia menyibukkan diri dengan kepentingan masing-masing. Muara dari masing-masing kegiatan yang dilakukan oleh sebagian besar manusia juga berbeda-beda.

Ada yang bermuara di “ilmu”, seperti
mereka yang memanfaatkan waktu untuk belajar di sekolah. Ada pula yang bermuara di “materi” seperti mereka yang bekerja atau berusaha untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari. Juga sekalian untuk menunjang kehidupan esok harinya atau masa yang akan datang. Dengan menyisihkan sebagian rizqi atau hasil berupa materi yang di dapat setelah sebagian yang lain digunakan untuk memenuhi kebutuhan pada hari yang sama.

Sedangkan malam adalah situasi dimana sebagian permukaan bumi berada dibalik matahari sehingga tidak mendapatkan
cahaya. Situasi dimana manusia memanfaatkannya untuk beristirahat
setelah seharian bergelut dengan urusannya masing-masing. Ada yang
bermuara pada “istirahat” total. Yaitu
mereka yang memanfaatkan malam untuk “tidur”. Ada yang bermuara pada
“hiburan”, untuk menikmati malam setelah seharian dalam kelelahan. Ada
yang bermuara pada “pengabdian”. Yaitu mereka yang memanfaatkan malam dengan banyak menyebut nama Allah melalui media shalat malam atau tahajud.

Bagaimana proses peristiwa itu terjadi ?

Matahari adalah sebuah bola gas yang
berpijar. Bentuknya tidak padat tapi
berbentuk plasma. Yang terus bersinar
dengan menukar zat hidrogen dengan zat helium melalui sebuah proses yang disebut dengan “fusi” nuklir. Setiap saat matahari “ bersedekah” untuk alam dengan massa sebesar 4 juta ton. Dengan sedekah sebesar itu setiap saat, matahari telah memberikan cahaya yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia di permukaan bumi.

Sedangkan bumi adalah sebuah planet
yang mempunyai massa sebesar 59.760
milyar ton. Dan diameter 12.756 km.
Jaraknya dengan matahari adalah
149.680.000 km atau dibulatkan 150
juta km. Bentuk dari bumi ini adalah bulat pipih di atas dan bawahnya yang disebut kutub utara dan kutub selatan. Bumi berputar pada porosnya dengan kecepatan sekitar 1.669 km/jam. Sambil berputar bumi “berjalan” mengitari matahari pada garis edarnya (orbit) atau manzilah dengan kecepatan 107.000 km/jam. Dalam perjalanan “hidup”nya bumi ditemani oleh sebuah satelit, yaitu bulan yang senantiasa setia mengikuti dan mengitarinya.

Kita adalah sebuah parasit bumi. Kita
adalah sekelompok penumpang “pesawat” bulat yang melesat dengan kecepatan luar biasa, 107.000 km/jam. Karena besarnya “pesawat” atau “kapal” yang kita tumpangi, hingga kecepatan yang jauh melebihi larinya motor di moto GP dan mobil formula 1 tak bisa kita rasakan layaknya seperti melesatnya sebuah motor dengan kecepatan tinggi. Begitu tenangnya
“pesawat” bumi ini sehingga kita bisa leluasa untuk bergerak kemanapun kita
mau tanpa harus takut terlempar.

Berputarnya bumi pada porosnya itulah
yang menyebabkan terjadinya gelap dan terang di sebagian permukaan bumi. Kita menyebutnya dengan kata “siang dan malam”. Sebuah peristiwa yang
menyebabkan kita bisa memisahkan kapan kita harus beraktifitas dan kapan kita harus beristirahat. Untuk merasakan hangatnya sinar matahari dan indahnya bulan dan bintang. Untuk bisa merasakan hiruk pikuknya kehidupan dan kesunyian di kegelapan malam.

Dan berjalannya bumi dan bulan pada
“jalur”nya menyebabkan kita mengetahui hitungan bulan dan tahun. Waktu yang dibutuhkan oleh bumi untuk mengitari matahari adalah 1 tahun atau 365 hari. Semua peristiwa tersebut mempunyai kegunaan dalam kehidupan di bumi dan demi menyempurnakan umur manusia dari lahir hingga ajalnya. Dan sebuah kepastian akan adanya sebuah dzat yang mempunyai kemampuan mengatur kesemuanya itu demi bergulirnya sebuah kata, yaitu “kehidupan”.

0
1.2K
9
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan