- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Hitung2 an Pilkada Via DPRD
TS
klonengan.pengu
Hitung2 an Pilkada Via DPRD
Kenapa sih KMP demen banget sama Pilkada via DPRD dan Pemilu via MPR?
Terinspirasi membaca artikel dari wall : https://www.facebook.com/NoFaker?hc_...ation=timeline
Tentang hitung2 an dari mahasiswa ilmu ekonomi
Ane akan coba menshare hitung2 an pilkada via DPRD dari kacamata pengusaha :
Sebagai Calon kepala daerah bermental pengusaha :
Biaya Pencalonan :
- Pilkada Langsung : Mahal Brow
- Pilkada Via DPRD : Murah2
Contoh untuk Jakarta
Daftar pemilih : 6.846.230 ( sumber : http://pemilihan.info/daftar-pemilih...milu-2014.html)
Biaya kampanye + money politics anggap aja per orang 100rebu rupiah : 100.000 x 6.846.230 = 684.623.000.000
Anggota DPRD : 106 orang, utk membeli 55% suara(58 orang)
Perkiraan biaya money politics per orang 5M : 5.000.000.000 x 58 = 290.000.000.000
(http://news.detik.com/read/2014/02/2...m-20-tahun-bui)
Karena ane kagak tau biasa harga suara anggota DPRD berapa jadi ane ambil contoh kasus akil yg dapet 57M dari 11 pilkada = +/- 5 M per pilkada
Jika dianggap suara anggota DPRD nilai nya semahal suara Akil (harus nya lebih murah karena suara Akil sangat berpengaruh) maka hasilnya seperti diatas
Jika kepala daerah yang maju berasal dari koalisi, maka biaya untuk maju bisa lebih murah lagi karena suara yang perlu dibeli hanya belasan orang saja.
Kepastian :
- Pilkada Langsung : Kagak pasti
- Pilkada Via DPRD : Lebih pasti
Pilkada Langsung :
Mengapa pilkada langsung kagak pasti? Ane quote pendapat anggota gerindra yang sudah berpengalaman :
“Seorang masyarakat dalam pilkada bisa menerima lebih dari satu amplop dari pasangan kepala daerah yang berbeda. Padahal, mereka belum tentu memilih salah satu dari mereka,” kata Rindhoko anggota DPR RI ini saat menyampaikan pendapat Fraksi Gerindra dalam pembahasan RUU Pilkada di Kompleks Parlemen, Kamis (25/9/2014).
~Sumber : http://www.tribunnews.com/nasional/2...a-di-dprd-saja
Rakyat sekarang udah pada pinter, misal mereka nerima duit 100rebu buat milih si W, kalo pinter malah milih selain W karena secara logika si W curang, masak mau dipimpin orang curang? Kl si W curang pasti besok pajak yg ditilep kan pasti lebih gede dari 100 rebu per orang buat balikin modal nya.
Pilkada via DPRD :
jika si W udah bayar 5M ke pak Budi(Contoh nama anggota aja, pak Budi jangan tersinggung yee..) dan pak Budi menerima hampir dipastikan pak Budi bakal milih si W karena pak Budi takut juga ntar tiba2 dikarungin, keluarga nya diapa2 in, rahasia nya dibongkar dll.
Lebih gampang ngancem 58 orang daripada 6juta orang.
Dari perhitungan di atas tentu para calon kepala daerah dengan motif cari untung akan memilih pilkada via dprd karena lebih pasti dan lebih murah.
Perhitungan di atas sangat disederhanakan, hitungan detail nya dapat lebih murah karena untuk suara yang perlu dibeli di dprd kemungkinan hanya 60% suara untuk kepastian menang, sedangkan untuk membeli suara rakyat walaupun 100% rakyat sudah disuap tidak ada kepastian menang nya.
===========================================================================
Sebagai Anggota DPRD :
Pendapatan
- Pilkada Langsung : Gigit Jari
- Pilkada Via DPRD : Up to 5 Milyar rupiah
Proyekan
- Belum tentu
- Bisa diatur dari awal
Sudah sangat jelas terlihat mengapa anggota DPR dengan jiwa cari untung ngebet dengan pilkada via DPRD
===========================================================================
Pendapat ane :
Posisi KMP sekarang sedang lemah, bisa dilihat dari kengototan Gerindra membuat Koalisi Permanen, kenapa permanen? karena jika koalisi pecah, kekuatan para anggota koalisi akan hancur. Karena posisi KMP sekarang sedang lemah dan takut kehilangan kekuasaan dan sumber pemasukan, pilihan pilkada via DPRD sangat menggiurkan dan sangat dibutuhkan untuk menutup pengeluaran kampanye besar2 an dari pemilu sebelumnya. Ini juga suatu opsi agar parpol yang kalah tidak perlu menjadi oposisi, mereka dapat menjadi parasit pemerintahan melalui kepala2 daerah yang di sandera via anggota dpr mereka.
Mohon maap jika thread nya berantakan, maklum first thread. Bagi yang merasa artikel ane berguna, monggo di copas, di share, di edit biar lebih jelas. Mudah2 an pilkada via dprd dapat digagalkan dengan jalan damai...
Pesan bagi pendukung pilkada via DPRD yang berkedok pilkada langsung mahal, nih ane kasih quote:
"Dan aneh juga, demi menghemat 50 T total selama 5 tahun, kita mempertaruhkan total anggaran daerah yg 5 tahun x800 T/tahun di tangan pemimpin yang tidak benar"
~ commentator di artikel facebook link diatas
Terinspirasi membaca artikel dari wall : https://www.facebook.com/NoFaker?hc_...ation=timeline
Tentang hitung2 an dari mahasiswa ilmu ekonomi
Ane akan coba menshare hitung2 an pilkada via DPRD dari kacamata pengusaha :
Sebagai Calon kepala daerah bermental pengusaha :
Biaya Pencalonan :
- Pilkada Langsung : Mahal Brow
- Pilkada Via DPRD : Murah2
Contoh untuk Jakarta
Daftar pemilih : 6.846.230 ( sumber : http://pemilihan.info/daftar-pemilih...milu-2014.html)
Biaya kampanye + money politics anggap aja per orang 100rebu rupiah : 100.000 x 6.846.230 = 684.623.000.000
Anggota DPRD : 106 orang, utk membeli 55% suara(58 orang)
Perkiraan biaya money politics per orang 5M : 5.000.000.000 x 58 = 290.000.000.000
(http://news.detik.com/read/2014/02/2...m-20-tahun-bui)
Karena ane kagak tau biasa harga suara anggota DPRD berapa jadi ane ambil contoh kasus akil yg dapet 57M dari 11 pilkada = +/- 5 M per pilkada
Jika dianggap suara anggota DPRD nilai nya semahal suara Akil (harus nya lebih murah karena suara Akil sangat berpengaruh) maka hasilnya seperti diatas
Jika kepala daerah yang maju berasal dari koalisi, maka biaya untuk maju bisa lebih murah lagi karena suara yang perlu dibeli hanya belasan orang saja.
Kepastian :
- Pilkada Langsung : Kagak pasti
- Pilkada Via DPRD : Lebih pasti
Pilkada Langsung :
Mengapa pilkada langsung kagak pasti? Ane quote pendapat anggota gerindra yang sudah berpengalaman :
“Seorang masyarakat dalam pilkada bisa menerima lebih dari satu amplop dari pasangan kepala daerah yang berbeda. Padahal, mereka belum tentu memilih salah satu dari mereka,” kata Rindhoko anggota DPR RI ini saat menyampaikan pendapat Fraksi Gerindra dalam pembahasan RUU Pilkada di Kompleks Parlemen, Kamis (25/9/2014).
~Sumber : http://www.tribunnews.com/nasional/2...a-di-dprd-saja
Rakyat sekarang udah pada pinter, misal mereka nerima duit 100rebu buat milih si W, kalo pinter malah milih selain W karena secara logika si W curang, masak mau dipimpin orang curang? Kl si W curang pasti besok pajak yg ditilep kan pasti lebih gede dari 100 rebu per orang buat balikin modal nya.
Pilkada via DPRD :
jika si W udah bayar 5M ke pak Budi(Contoh nama anggota aja, pak Budi jangan tersinggung yee..) dan pak Budi menerima hampir dipastikan pak Budi bakal milih si W karena pak Budi takut juga ntar tiba2 dikarungin, keluarga nya diapa2 in, rahasia nya dibongkar dll.
Lebih gampang ngancem 58 orang daripada 6juta orang.
Dari perhitungan di atas tentu para calon kepala daerah dengan motif cari untung akan memilih pilkada via dprd karena lebih pasti dan lebih murah.
Perhitungan di atas sangat disederhanakan, hitungan detail nya dapat lebih murah karena untuk suara yang perlu dibeli di dprd kemungkinan hanya 60% suara untuk kepastian menang, sedangkan untuk membeli suara rakyat walaupun 100% rakyat sudah disuap tidak ada kepastian menang nya.
===========================================================================
Sebagai Anggota DPRD :
Pendapatan
- Pilkada Langsung : Gigit Jari
- Pilkada Via DPRD : Up to 5 Milyar rupiah
Proyekan
- Belum tentu
- Bisa diatur dari awal
Sudah sangat jelas terlihat mengapa anggota DPR dengan jiwa cari untung ngebet dengan pilkada via DPRD
===========================================================================
Pendapat ane :
Posisi KMP sekarang sedang lemah, bisa dilihat dari kengototan Gerindra membuat Koalisi Permanen, kenapa permanen? karena jika koalisi pecah, kekuatan para anggota koalisi akan hancur. Karena posisi KMP sekarang sedang lemah dan takut kehilangan kekuasaan dan sumber pemasukan, pilihan pilkada via DPRD sangat menggiurkan dan sangat dibutuhkan untuk menutup pengeluaran kampanye besar2 an dari pemilu sebelumnya. Ini juga suatu opsi agar parpol yang kalah tidak perlu menjadi oposisi, mereka dapat menjadi parasit pemerintahan melalui kepala2 daerah yang di sandera via anggota dpr mereka.
Mohon maap jika thread nya berantakan, maklum first thread. Bagi yang merasa artikel ane berguna, monggo di copas, di share, di edit biar lebih jelas. Mudah2 an pilkada via dprd dapat digagalkan dengan jalan damai...

Pesan bagi pendukung pilkada via DPRD yang berkedok pilkada langsung mahal, nih ane kasih quote:
"Dan aneh juga, demi menghemat 50 T total selama 5 tahun, kita mempertaruhkan total anggaran daerah yg 5 tahun x800 T/tahun di tangan pemimpin yang tidak benar"
~ commentator di artikel facebook link diatas
Diubah oleh klonengan.pengu 30-09-2014 14:00
0
3.8K
46
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan