- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
RUU disahkan->Devisa 2,1 triliun kabur->Rupiah&Saham Anjlok->500rb buruh terancam PHK


TS
Jack.Morgan
RUU disahkan->Devisa 2,1 triliun kabur->Rupiah&Saham Anjlok->500rb buruh terancam PHK
Quote:
Dampak Pilkada DPRD, Investor Cemas RI Bakal Terus 'Berkelahi'
Spoiler for "baca":
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali melemah. Hari ini, dolar diperdagangkan di level Rp 12.000. Selain faktor eksternal, sentimen negatif dari disahkannya Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) melalui DPRD.
Dikutip dari Reuters, dolar AS diperdagangkan di posisi Rp 12.015. Posisi terkuat dolar AS adalah di Rp 12.020.
Menurut David Sumual, Ekonom PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), ada 2 faktor yang menyebabkan pelemahan rupiah. Pertama adalah faktor global, terkait rencana kenaikan suku bunga di AS.
Dalam 2-3 pekan terakhir dolar AS memang cenderung menguat terhadap mata uang utama dunia. "Jadi bukan mata uang lainnya yang melemah, tapi dolar AS yang sedang bullish," katanya kepada detikFinance, Jumat (26/9/2014).
Terakhir, lanjut David, ada spekulasi bahwa bank sentral AS akan menaikkan suku bunga pada kuartal IV-2014. "Namun itu sepertinya hanya spekulasi para traders. Kemungkinan besar suku bunga akan naik tahun depan," tuturnya.
Selama masih belum ada kejelasan seputar kebijakan moneter di AS, tambah David, pasar keuangan global masih akan bergejolak. "Dolar AS masih akan dalam tren bullish," ujarnya.
Faktor kedua, menurut David, adalah disahkannya Pilkada melalui DPRD. Dia menilai ini menjadi perseden buruk untuk jalannya pemerintahan ke depan.
"Artinya, gerilya masih terus berjalan. Kita akan berkelahi terus di dalam negeri," tegasnya.
Dikhawatirkan kebijakan pemerintahan presiden dan wakil presiden terpilih Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) nantinya tidak akan mulus karena mendapat tentangan di daerah. Pasalnya, kepala daerah akan dipilih oleh DPRD yang mayoritas adalah kubu oposisi Koalisi Merah Putih.
"Hal seperti ini dikhawatirkan bergulir terus. Kapan selesainya?" ujar David.
Investor, kata David, juga akan melihat Indonesia terus diliputi instabilitas politik dan ketidakpastian hukum. "Pilkada melalui DPRD ini pasti akan di-challenge ke MK (Mahkamah Konstitusi). Pasar masih melihat ada ketidakpastian hukum," tuturnya.
Sementara itu, presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) menegaskan, keputusan DPR untuk mengembalikan Pilkada lewat DPRD adalah sebuah langkah mundur. Dia mengajak rakyat untuk mencatat, partai mana saja yang tega merebut hak rakyat untuk memilih.
"Rakyat harus catat partai mana yang rebut. Sekali lagi tadi malam masyarakat bisa lihat partai mana yang merebut hak politik rakyat," tegasnya.
Jokowi sejak awal menolak Pilkada lewat DPRD. Sejumlah alasan dia kemukakan, salah satunya soal proses yang tak transparan dan kualitas pemimpin yang dihasilkan.
Selain itu, sosok Jokowi dan pemimpin sukses di daerah lain adalah contoh nyata produk Pilkada langsung.
Sumber
Quote:
Buntut Pilkada Tak Langsung, Rupiah Jeblok dan Saham Anjlok
Spoiler for "baca":
Jakarta -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS jeblok hari ini. Hal ini dinilai buntut dari disahkannya UU Pilkada Tak Langsung oleh DPR semalam.
Dana asing mengalir deras keluar dari Indonesia pagi ini, menambah jumlah dana asing yang sudah keluar dari dalam negeri sebesar US$ 216 juta (Rp 2,1 triliun) bulan ini.
Semalam DPR akhirnya mengesahkan UU Pilkada. Lewat voting diputuskan opsi Pilkada melalui DPRD ditetapkan sebagai mekanisme pemilihan yang baru.
Pengesahan opsi Pilkada lewat DPRD ini jadi kemenangan kubu Koalisi Merah Putih pendukung Prabowo-Hatta saat Pilpres. Meski sempat 'terjepit' karena Demokrat ngotot menginginkan Pilkada langsung, toh akhirnya KMP memenangkan pertarungan politik panjang jelang berakhirnya masa jabatan anggota DPR periode 2009-2014.
RUU tersebut sudah melewati voting 226 lawan 135 suara. Koalisi Merah Putih menilai pemilihan suara tidak langsung ini akan mengurangi korupsi dan anggaran daerah.
Hasilnya sebanyak 242 kepala daerah mulai dari gubernur hingga bupati akan ditunjuk oleh DPRD yang mayoritas merupakan anggota Koalisi Merah Putih.
"Dengan demikian akan susah bagi Jokowi untuk menerapkan agendanya ke pemerintah daerah karena kebanyakan akan berasal dari Koalisi Merah Putih. Ya, ini menjadi tantangan yang sangat besar," kata Kepala Riset Sucorinvest Isfhan Helmy dalam keterangan tertulis yang diterima detikFinance, Jumat (26/9/2014).
Selain itu, Jokowi juga masih harus menaikkan harga BBM subsidi yang merupakan warisan dari SBY yang tak mau mengambil kebijakan ini meski di akhir masa jabatannya.
Menurutnya, tekanan juga datang dari current-account deficit (CAD) Indonesia yang tercatat US$ 9,1 miliar di triwulan lalu hampir menyentuh posisi tertingginya tahun lalu di US$ 10,1 miliar.
"Karena SBY menolak untuk naikkan harga BBM subsidi maka neraca transaksi berjalan Indonesia baru akan membaik mulai tahun depan," ujarnya.
Meski banyak tantangan bagi Jokowi di awal pemerintahan, namun ia optimistis IHSG bisa menyentuh 5.900 di akhir 2015 nanti.
"Kami masih berharap Jokowi bisa membawa perubahan setelah memangkas subsidi BBM di awal tahun, sehingga neraca transaksi berjalan bisa membaik," ujarnya.
Sumber
Quote:
Dana Asing 'Kabur' Dari Bursa Saham, Siang ini Sudah Rp 800 Miliar

Spoiler for "baca":
Jakarta -Investor asing menyambut negatif UU Pilkada Tak Langsung yang baru saja disahkan DPR. Sampai siang hari ini asing menjual bersih senilai Rp 800 miliar dari lantai bursa.
Berdasarkan data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (26/9/2014), sampai siang hari ini pemodal asing sudah melakukan jual bersih (foreign net sell) senilai lebih dari Rp 800 miliar di pasar reguler.
Angka terus naik sejak pembukaan perdagangan pagi tadi. Dalam sebulan ini, dana asing tercatat jual bersih senilai Rp 2,1 triliun. Sisa dana asing yang ada di lantai bursa sebanyak Rp 51 triliun sejak awal tahun ini berdasarkan catatan BEI.
Kaburnya dana asing ini membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) jeblok. Pagi tadi saja IHSG sudah dibuka anjlok hingga hampir dua persen.
Semalam DPR akhirnya mengesahkan UU Pilkada. Lewat voting diputuskan opsi Pilkada melalui DPRD ditetapkan sebagai mekanisme pemilihan yang baru.
Jokowi dinilai akan kesulitan menerapkan menerapkan agendanya ke pemerintah daerah karena kebanyakan akan berasal dari Koalisi Merah Putih. Ini akan menjadi tantangan yang besar bagi Jokowi. Pelaku pasar asing yang selama ini mendukung Jokowi menjadi pikir-pikir lagi dengan adanya hambatan ini.
Pengesahan opsi Pilkada lewat DPRD ini jadi kemenangan kubu Koalisi Merah Putih pendukung Prabowo-Hatta saat Pilpres. UU tersebut sudah melewati voting 226 lawan 135 suara. Koalisi Merah Putih menilai pemilihan suara tidak langsung ini akan mengurangi korupsi dan anggaran daerah.
Hasilnya sebanyak 242 kepala daerah mulai dari gubernur hingga bupati akan ditunjuk oleh DPRD yang mayoritas merupakan anggota Koalisi Merah Putih.
Sumber
Quote:
Rupiah Masih Keok, Dolar Tembus Rp 12.100
Spoiler for "baca":
Jakarta -Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih dalam tren melemah. Hari ini, dolar AS sudah diperdagangkan di level Rp 12.100.
Dikutip dari Reuters, Senin (29/9/2014), dolar AS saat ini berada di posisi Rp 12.100. Bahkan posisi terkuat dolar AS sempat menyentuh Rp 12.110.
Bahana Securities dalam risetnya memperkirakan hari ini rupiah akan berada di kisaran Rp 11.962-12.080 per dolar AS. Pelemahan rupiah akhir pekan lalu diperkirakan masih berlanjut seiring ketidakpastian ekonomi global karena potensi kenaikan suku bunga di AS. Selain itu, pelaku pasar juga merespons negatif Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) melalui DPRD.
Daewoo Securities Indonesia dalam risetnya akhir pekan lalu menyebutkan, pelemahan rupiah hingga dolar menyentuh kisaran Rp 12.000 merupakan kombinasi sejumlah faktor. Pertama ada ketegangan geopolitik global yang belum tuntas, seperti Rusia-Ukraina atau krisis ISIS di Timur Tengah.
Kedua, dolar AS memang menguat dibandingkan mata uang utama dunia. "Pelemahan mata uang bukan hanya terjadi di Indonesia. Mata uang negara-negara berkembang pada umumnya memang melemah," sebut riset Daewoo Securities.
Namun, Daewoo Securities juga mencatat, keputusan Pilkada melalui DPRD sedikit banyak memberi pengaruh. Investor bertanya-tanya, apakah nanti kebijakan presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) akan bisa berjalan mulus.
"Pelaku pasar tentu menyoroti akan agenda reformasi ekonomi yang dijanjikan Jokowi akan bisa terlaksana. Ini akan berdampak buruk di pasar modal, terutama saham-saham yang terkait dengan program-program Jokowi yaitu infrastruktur, industri dasar, properti, dan keuangan," papar riset tersebut.
Sumber
Quote:
500 Ribu Pekerja Industri Tekstil Berpotensi Dirumahkan
Spoiler for "baca":
Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) menyentuh angka Rp 12 ribu membuat industri tekstil dan produk tekstil (TPT) kelimpungan.Pasalnya rupiah melemah terhadap dolar membuat biaya produksi juga meningkat.
Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Ade Sudrajat mengatakan ongkos produksi meningkat akibat industri harus membayar lebih mahal untuk bahan baku impor. "Kalau rupiah anjlok kan kita tidak bisa apa-apa, cuma bisa pasrah," kata Ade di Jakarta, seperti ditulis Minggu (28/9/2014).
Dia mengungkapkan pelemahan rupiah ini menambah beban bagi industri karena sebelumnya pemerintah juga mengeluarkan kebijakan untuk kenaikan tarif listrik industri secara bertahap. Kedua faktor ini yang membuat industri TPT semakin merugi.
Kenaikan tarif listrik yang sebesar 20 persen membuat biaya produksi naik 8 persen. Namun jika dihitung dari faktor lain termasuk pelemahan rupiah, maka biaya produksi bisa membengkak hingga 13 persen. "Itu mimpi buruk bagi industri TPT," lanjutnya.
Meski demikian, industri TPT menyatakan belum berniat untuk menaikkan harga pada kuartal IV 2014. Hal ini untuk tetap menjaga pangsa pasar domestik yang perlahan mulai tergerus dengan TPT impor.
Ade menjelaskan, akibat rupiah yang terus melemah dan kenaikan tarif listrik, saat ini sebesar 85 persen pasar domestik telah diisi oleh TPT impor . Padahal sebelumnya industri TPT dalam negeri mengusai 65 persen pangsa pasar, tetapi sekarang hanya tersisa 15 persen dan sisanya dikuasai TPT impor.
"Kalau harga dinaikkan siapa yang mau beli, tidak ada yang mau. Mending beli yang impor lebih murah. Jika harga jual naik 2 persen saja pasar tidak mampu, sehingga jadi tidak laku," kata dia.
Untuk mengurangi beban biaya, industri terpaksa melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap pekerjanya. Bahkan hingga akhir tahun ini industri TPT berpotensi merumahkan lebih dari 500 ribu pekerjanya.
"Ini mau tidak mau, tidak ada cara lain. Kita sudah tidak bisa apa-apa kalau rupiah melemah. Cara lain, pemerintah harus mau menurunkan tarif listrik industri," ungkapnya.
Selain itu, jika kondisi terus seperti ini, Ade memperkirakan, produksi TPT merosot hingga 50 persen dan pendapatan dari industri ini berkurang hingga US$ 1 miliar pada 2015. "Kita kalah jauh dengan Vietnam dan Malaysia, beban industri di sana tidak seperti di Indonesia," tandasnya.
Sumber
Quote:
Harga BBM Tak Naik, Rupiah Diprediksi Terpuruk Rp14 Ribu Per Dolar AS
Spoiler for "baca":
Bisnis.com, JAKARTA—Nilai tukar rupiah diprediksi bisa menembus Rp13.000 hingga Rp14.000 per dolar AS, jika harga BBM bersubsidi tidak jadi dinaikkan.
Hal itu diungkapkan oleh Direktur Quvat Management Pte Ltd Tom Lembong. Seperti diketahui saat ini, nilai tukar rupiah masih berkisar di level Rp11.700 per dolar AS.
“Saya perkirakan rupiah bisa mencapai Rp13.000—Rp14.000 per dolar AS kalau harga BBM tidak dinaikkan,” ujarnya di sela-sela acara Wealth Wisdom Permata Bank, Rabu (3/9/2014).
Menurutnya, jika pemerintahan yang baru nanti bisa menjelaskan dengan baik kepada masyarakat bahwa subsidi BBM dialihkan ke hal-hal yang sifatnya lebih produktif, maka turbulensi politik akan mereda.
“Begitu masyarakat mulai merasakan bahwa rumah sakit dan sekolah-sekolah itu jadi bagus, ohh artinya subsidi BBM dialihkan ke sarana yang lain. Dengan komunikasi yang baik, turbulensi politik akan mereda,” jelas Tom.
Sementara itu Tony Prasetiantono, ekonom UGM yang juga merupakan Komisaris Independen Bank Permata Tbk. mengatakan jika harga BBM bersubsidi tidak dinaikkan, implikasinya ada dua.
Pertama, beban APBN akan semakin besar karena kuota BBM akan terus terlampaui. “Risikonya adalah fiskal kita tidak punya ruang untuk melakukan stimulus,” ujarnya.
Kedua, APBN akan dianggap tidak kredibel oleh para investor. Investor akan melihat pemerintah Indonesia ‘tidak becus’ menjalankan kebijakan fiskalnya.
“Jadi kalau buat mereka , ya mending saya mencari negara lain yang investasinya lebih menarik seperti China, India, dan bahkan Filipina,” ujar Tony.
Sumber
Masalah klasik indonesia ini! Instabilitas politik -> Instabilitas ekonomi -> Pendapatan rakyat menurun -> Rakyat sengsara.

Jadi mau pegang rupiah atau dollar gan? AFAIK, Barang konsumsi domestik kita banyak komponen impor-nya lho (jadi dollar naik, semua naik)

Polling
Poll ini sudah ditutup. - 43 suara
Pegang rupiah atau dollar?
Rupiah gan walaupun rupiah melemah
30%
Dollar gan walaupun dollar melemah
7%
Dollar gan, kedepan rupiah akan melemah nih
53%
Rupiah gan, kedepan dollar akan melemah nih
9%
0
8K
Kutip
88
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan