Quote:
Merdeka.com - Kasus salah tangkap terjadi di Salatiga, Jawa Tengah. Peristiwa nahas itu menimpa Kaesar Alif Arya Pradana (15), siswa Kelas IX SMP Negeri 4 Salatiga, Warga Komplek Asrama Tangsi Besar Salatiga. Pelakunya adalah tiga anggota polisi yang bertugas di Polsek Tingkir Salatiga.
Arya yang merupakan anak dari Kapten TNI Giyarno ini dianiaya dan dihajar di dalam mobil sembari mata serta mulutnya ditutupi lakban. Dia dipaksa mengaku telah mencuri motor. Akibatnya, korban mengalami luka serius dan harus dirawat di RS Dokter Asmir Kota Salatiga.
Wakapolres Salatiga Kompol Yunaldi mengaku anggotanya memang melakukan pemukulan terhadap pelajar SMP tersebut. Mereka dari Polsek Tingkir, masing-masing Ipda AR, Aiptu TH dan Brigadir ED serta seorang anggota lagi sebagai sopir.
"Kami mengakui, itu adalah kesalahan prosedur yang dilakukan anggota dan sekarang masih diproses atau dimintai keterangan. Harusnya, gaya-gaya lama tidak dilakukan polisi, jika memang tidak ada pengakuan, maka alat bukti lain yang diperbanyak," akunya.
Kasus ini menjadi perhatian nasional. Kompolnas meminta tiga polisi ini diperiksa dan dikenai sanksi jika terbukti bersalah. Para anggota TNI dari Kodam Diponegoro pun sempat panas dengan insiden salah tangkap dan penganiayaan putra Kapten Giyarno.
Berikut kisah kasus polisi salah tangkap dan menghajar anak SMP anak Kapten TNI:
Quote:
1. Guru ketakutan lihat aksi polisi
Kapten Giyarno, ayah korban yang berdinas di Bagian Logistik Kodam IV/Diponegoro Kota Semarang mengaku bahwa mendapatkan kabar anaknya diduga dianiaya polisi dari sang istri.
"Saya sendiri mendapat laporan dari istri saya sekitar jam dua siang. Istri mengatakan jika Arya telah dihajar dua orang polisi," kata Giyarno menambahkan.
"Saat itu istri saya memberitahu kejadian ini melalui telepon sambil menangis. Anehnya lagi, pihak guru tidak ada yang memberitahukan kejadian kepada saya atau istri saya serta saat Arya dibawa keluar oleh polisi itu, tidak ada guru yang melarangnya ataupun yang mengikuti kemana dibawa. Katanya, gurunya ketakutan dan dilarang mengikuti atau mendampingi Arya," jelasnya.
Mendengar kabar itu, Giyarno mengaku emosi. Menurutnya saat itu masih pada jam belajar dan menjadi tanggung jawab sekolah atau guru. Namun, anehnya pihak sekolah masih tetap bungkam.
"Terus terang, anak saya yang masih di bawah umur diperlakukan seperti itu, saya tidak terima. Saya mendesak agar diproses sesuai hukum yang ada dan berjalan apa adanya. Yang saya pertanyakan, anggota polisi dalam mencari informasi mengapa nekat melakukan pemukulan dan pemaksaan. Sekali lagi, proses hukum harus tetap berjalan," tandasnya.
Quote:
2. Puluhan anggota TNI datangi Polsek
Buntut kasus penganiayaan Arya, sejumlah anggota TNI mendatangi Mapolsek Tingkir Kota Salatiga, Jawa Tengah Senin (22/9).
Kedatangan puluhan anggota TNI tersebut, dari informasi yang berkembang, untuk menanyakan kelanjutan proses hukum terhadap pelaku penganiayaan yaitu tiga anggota polisi Polsek Tingkir.
Para anggota TNI itu dengan mengendarai sepeda motor mendatangi Mapolsek Tingkir dengan memakai seragam dinas TNI dan masuk melalui pintu belakang. Kedatangan mereka itu membuat kaget anggota Polsek Tingkir yang akhirnya melaporkannya ke Denpom Salatiga.
Mendapat laporan itu, sejumlah petugas Denpom langsung mendatangi Mapolsek Tingkir untuk melakukan pengamanan lokasi.
Dansatlak Denpom Salatiga Lettu Kusnandar menyatakan bahwa pihaknya siap untuk bekerjasama khususnya dalam menjaga kondusivitas wilayah Salatiga.
"Kami siap mencegah tindakan yang mungkin timbul akibat kasus salah tangkap terhadap pelajar SMP tersebut. Yang jelas, kami siap membantu dalam menjaga kondusifitas Kota Salatiga, pasca penganiayaan terhadap korban Arya, yang juga anak Kapten Giyarno yang berdinas di Detasemen Perbekalan dan Angkutan (Den Bek Ang) Kodam IV/ Diponegoro itu. Selain itu, akan membantu pula dalam mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Hal ini karena kedua lembaga telah berhubungan baik," ungkapnya.
Namun aksi ini tak berujung keributan. Kapolres segera menemui mereka dan berdialog.
Code:
3. Kapolda janji hukum pelaku
Kepala Kepolisian Daerah Jawa Tengah (Kapolda Jateng) Inspektur Jenderal (Irjen) Pol Noer Ali berjanji akan menindak tegas tiga anggota Polsek Tingkir, Kota Salatiga. Mereka salah tangkap serta melakukan penganiayaan terhadap anak seorang kapten TNI.
"Polisi yang melanggar kita tindak tegas, tentunya sesuai porsi. Kalau ada unsur penganiayaan kalau itu, kita tindak pidana. Kita tindak pidananya selain tindakan profesi dan etik," tegas Irjen Noer Ali saat dikonfirmasi wartawan di ruang Loby Mapolda Jateng Selasa (23/9) Jalan Pahlawan Kota Semarang, Jawa Tengah.
Terkait soal puluhan anggota TNI yang menggeruduk atau mendatangi Mapolres Salatiga, Kapolda Jateng menyatakan hal itu terjadi karena ada salah paham dari pihak polisi dan TNI. Hal itu sudah dijernihkan.
"Ketiga oknum polisi itu sudah mengakui jika ada kekurangan dan ketidakprofesionalan. Bahkan kapolres dalam hal ini pimpinan mereka sudah datang ke rumah keluarga. Yang penting mari kita dorong bersama-sama agar suasana Jateng khususnya Salatiga kondusif," jelasnya.
Quote:
4. Arya harus dioperasi
Arya dirawat di RS Dokter Asmir dan akan menjalani operasi. Dia mengalami luka cukup parah karena dihajar tiga anggota polisi dalam mobil.
"Sesuai dengan analisa dokter bahwa anak saya harus menjalani operasi besok. Operasi dilakukan karena pada bagian hidungnya patah dan selalu mengeluarkan darah sehingga besok harus menjalani operasi pemulihan," ungkap Kapten Giyarno saat dikonfirmasi merdeka.com Selasa (23/9).
Kapten Giyarno terus menunggui anaknya dirawat di RS Dr Asmir, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Giyarno meminta supaya pihak Polda Jateng selain melakukan proses kasus etik dan profesinya juga memproses tindak pidana yang telah dilaporkan ibu Caesar.
"Sudah kami laporkan. Yang laporan istri saya dan kemarin sudah diperiksa beberapa saksi diantaranya anak saya di rumah sakit, istri saya dan beberapa guru di sekolah yang menyaksikan kejadian anak saya diambil ketiga polisi penganiaya itu,"ungkapnya.
Giyarno menyesalkan kenapa ketiga polisi itu gegabah melakukan tindakan salah tangkap dan menganiaya anaknya di dalam mobil. Maka dia meminta agar ketiga polisi diproses hukum seadil-adilnya.
Quote:
5. Puji langkah Kapolres
Kapten Giyarno mengakui bahwa usai kejadian, Kapolresta Salatiga AKBP Ribut H Wibowo yang baru menjabat sebagai kapolres sepekan itu beserta beberapa anggota mendatanginya. Dia mengaku cukup terkesan dengan tindakan komandan polisi tersebut.
"Saat bertemu kami, Pak Kapolres berpesan supaya dirinya fokus untuk mengikuti proses penyembuhan anaknya lebih dulu," ucap Kapten Giyarno.
"Saya malah merasa kasihan, akibat ulah ketiga anggotanya Pak Kapolres malah tertimpa masalah. Saya doakan saja semoga Pak Kapolres tetap bisa melanjutkan dinasnya di Polres Salatiga," ungkapnya.
Soal puluhan rekannya yang dengan tiba-tiba mendatangi atau menggeruduk Mapolresta Salatiga, Giyarno menyatakan kejadian itu terjadi dengan tiba-tiba yang hanya merupakan bentuk solidaritas rekanya sesama TNI. Namun demikian tidak mengakibatkan keamanan Kota Salatiga terganggu.
(mdk/bal)
sumur
________
Bukan rahasia lagi polisi=preman berseragam


