REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Partai Gerindra mengajukan nama Ahmad Riza Patria untuk mengisi kursi wakil gubernur DKI Jakarta. Posisi ‘DKI 2’ itu sebentar lagi akan kosong setelah Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menjadi gubernur DKI Jakarta menggantikan Jokowi yang terpilih sebagai presiden RI.
Menurut Ketua DPP Partai Gerindra Habiburokhman, kursi wagub DKI Jakarta merupakan hak Partai Gerindra. Undang-undang memberikan wewenang bagi partai besutan Prabowo Subianto itu untuk mengusulkan calon wagub yang nantinya akan dipilih oleh DPRD DKI Jakarta.
“Salah satu nama yang mungkin diajukan oleh Gerindra adalah Ahmad Riza Patria,” katanya melalui pesan singkatnya kepada //Republika//, Ahad (14/9) malam.
Habiburokhman mengatakan, Ahmad Riza Patria dinilai sebagai sosok aktivis muda yang berhasil dalam sepak terjangnya di dunia politik. Riza terpilih menjadi anggota DPR RI dari daerah pemilihan Jawa Barat V. Riza juga pernah maju menjadi cawagub independen DKI Jakarta 2012 berpasangan dengan Hendardji Supandji.
Saat ini, kata dia, Riza menjabat sebagai Komandan Komando Nasional Resimen Mahasiswa. Habiburrokhman mengklaim Ahmad Riza dikenal sebagai politisi muda yang bersih, luwes, memiliki jaringan luas. Dia yakin, Riza bisa diterima oleh berbagai kalangan.
Untuk diketahui, kursi wakil gubernur DKI Jakarta akan kosong setelah Ahok naik menjadi gubernur menggantikan Jokowi. Dua partai yakni Gerindra dan PDIP sama-sama //keukeuh// untuk mendapatkan jatah kursi wakil gubernur.
Sebelumnya, PDIP melalui Sekjennya, Tjahjo Kumolo, juga memberikan isyarat bahwa sosok wakil gubernur DKI yang akan diusung PDIP merupakan tokoh yang lahir dan mengenal Jakarta sejak lama. Nama yang santer disebut-sebut adalah Boy Sadikin yang juga merupakan anak dari mantan gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin.
Merdeka.com - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sudah punya dua nama untuk pendamping Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang bakal diangkat jadi gubernur DKI Jakarta. PDIP bahkan sudah melakukan lobi informal kepada Ahok dan DPRD DKI Jakarta untuk meloloskan dua nama tersebut.
Wasekjen PDIP Achmad Basarah mengatakan, sudah ada dua nama kuat yang berkembang di internal partai. Dua orang ini dianggap mampu mendampingi Ahok membangun Jakarta.
"Sudah menyiapkan calon yang saya kira dengan berbagai pertimbangan kita anggap dapat dan mampu mendampingi Ahok untuk jalankan roda pemerintahan," ujar Basarah di Gedung DPR, Jakarta, Senin (15/9).
Basarah mengungkapkan, dua nama tersebut adalah Boy Sadikin dan Djarot Saifullah Hidayat. Keduanya dianggap sudah punya pengalaman dan kompeten menjabat sebagai orang nomor dua di DKI Jakarta.
"Ada dua nama perkembangan di DPP, pertama adalah Boy Sadikin, putra dari bapak Ali Sadikin. Dia Ketua DPD PDIP DKI dan wakil ketua DPRD DKI periode lalu. Kedua Djarot Saifullah Hidayat, mantan wali kota Blitar," imbuhnya.
Basarah merasa yakin dua nama ini bisa lolos dalam pemilihan di DPRD DKI Jakarta nanti. Sebab, sejauh ini, pihaknya juga sudah melakukan lobi-lobi internal ke Ahok dan DPRD.
"Kita optimis, satu di antara keduanya akan terpilih sebagai wakil gubernur. Lobi informasi sudah dilakukan optimis salah satunya jadi. Kita sudah ada pembicaraan informal ke Pak Ahok dan parpol di DPRD DKI. Lobi-lobi sudah Insya Allah diterima," pungkasnya.
terakhir
http://megapolitan.kompas.com/read/2014/09/15/18421841/Ini.Mahar.yang.Diminta.Gerindra.dari.Calon.Pendamping.Ahok.
Spoiler for Nachrowi:
JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama berharap Partai Gerindra mengusulkan Ketua DPD Demokrat DKI Jakarta Nachrowi Ramli sebagai calon pendampingnya dalam memimpin DKI. Menanggapi permintaan itu, Gerindra pun menyebutkan "mahar" yang harus bisa dipenuhi para bakal calon wagub DKI, tak terkecuali Nachrowi.
"'Mahar'-nya itu, orang yang dicalonkan jadi wagub harus berkomitmen dan konsisten untuk menyejahterakan rakyat Jakarta. Jangan baru sebulan menjabat, sudah pindah-pindah (ke jabatan lain)," kata Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta Mohamad Taufik kepada Kompas.com, Senin (15/9/2014).
Taufik pun meminta Basuki harus turut berperan aktif mendorong, bila memang menginginkan Nachrowi menjadi pendampingnya. Bagaimanapun, kata dia, yang punya hak mengusung calon wakil gubernur adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Partai Gerindra, yang dulu mengusung Joko Widodo dan Basuki dalam Pemilu Gubernur DKI pada 2012.
Bila Basuki serius dengan beragam pernyataannya di media massa, Taufik mengimbaunya untuk segera mengusulkan nama-nama itu kepada Partai Gerindra. "Nachrowi ini sepertinya sudah calon keempat atau kelima yang disebut oleh Ahok (Basuki)," sentil Taufik.
Taufik menyebutkan deretan nama yang pernah disinggung Basuki ketika bicara soal calon pendampingnya di pucuk pimpinan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. "Kan pernah juga dulu sebut Dian Sastro, Bu Sarwo Handayani, dan Raisa. Semua nama itu belum ada yang diusulkan. Jangan ngomong aja, tetapi diusulkan dong ke partai," ujar dia.
Namun, Taufik mengakui bahwa Nachrowi punya hubungan baik dengan anggota DPRD. Taufik menganggap Nachrowi sebagai orang yang kompeten, baik, serta termasuk ke dalam Koalisi Merah Putih.
Taufik menegaskan, satu-satunya "mahar" yang akan diminta partainya dari kandidat pendamping Basuki ini hanya konsistensi si calon untuk menyejahterakan warga Jakarta. "Tanya saja deh sama Ahok, dia masuk Gerindra pakai 'mahar' atau enggak. Enggak ada 'mahar-maharan'," tekan Taufik.
Siapapun yang terpilih gw berharap beliau bisa bekerja sama dengan Ahok... dan kalau bisa nggak terlalu banyak kekisruhan antar parpol. Kapan beresin Jakartanya klo berantem mulu.