Quote:
Merdeka.com - Tingginya konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi dan kekhawatiran bakal jebolnya kuota subsidi BBM masih menjadi pekerjaan rumah utama bagi PT Pertamina dan pemerintah. Beragam cara sudah dilakukan untuk menjaga kuota tetap terkendali. Beragam strategi pengendalian diwacanakan.
Senior Vice Presiden Fuel Marketing and Distribution PT Pertamina, Suhartoko menyebut kuota BBM subsidi jenis premium tidak akan cukup hingga akhir tahun. Apalagi, sejauh ini belum ada sinyal dari pemerintah lama maupun pemerintah baru untuk melakukan pengendalian.
"Ya ini nanti pasti akan ada cara. Tapi terus terang saja untuk yang pemerintah baru dan pemerintah lama belum ada sinyal mau melakukan apa. Saat ini hanya instruksi dengan pengendalian terukur," ucap Suhartoko ketika ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (18/9).
Suhartoko menegaskan, pihaknya tidak bisa berbuat banyak jika kuota premium habis sebelum akhir tahun. Terlebih, kuota BBM subsidi sudah dikunci pemerintah bersama DPR di angka 46 juta kilo liter.
"Kita enggak bakalan menyalahi UU. Solusinya adalah, karena UU mengharuskan habis 46, ya sudah habis. Karena nanti itu memang enggak akan ada BBM PSO lagi, nggak ada sisa," tegasnya.
Dari hitungan Suhartoko, BBM bersubsidi jenis premium akan habis pada 24 Desember 2014, sedangkan solar akan habis pada awal Desember. "Jadi ada 6-7 hari tanpa premium," tegasnya.
Suhartoko menjelaskan, upaya pengendalian BBM subsidi saat ini hanya dengan pengendalian terukur sesuai dengan instruksi Menko Perekonomian, Chairul Tanjung. Sesuai ketentuan yang dimaksud pengendalian terukur adalah melarang mobil dinas menggunakan BBM bersubsidi dan menekan pembelian menggunakan jeriken. Namun cara ini masih dinilai kurang efektif.
"Instruksinya tetap disalurkan sesuai dengan kebutuhan rakyat, dengan tetap melakukan pengendalian secara terukur. Bagi mereka yang melakukan pelanggaran harus diberikan sanksi," tutupnya.
sumur....
saatnya menggunakan PERTAMAX....