- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Hubungan Israel-Indonesia Yg Agan Mungkin Belum Tahu


TS
simplysimple
Hubungan Israel-Indonesia Yg Agan Mungkin Belum Tahu
Quote:
Sebelumnya, ane mo kasih info: Tret ini bukan buat sara! Tapi untuk memperluas wawasan aja.
Gw pribadi juga menentang agresi militer Israel ke Palestina!
Jadi kalau mau diskusi HARAP BACA BERITANYA DULU! Sekali lagi jgn SARA!!!
Gw pribadi juga menentang agresi militer Israel ke Palestina!
Jadi kalau mau diskusi HARAP BACA BERITANYA DULU! Sekali lagi jgn SARA!!!

Israel siapkan program jangka panjang khusus Indonesia
Quote:
Di permukaan, hubungan Israel dan Indonesia nampak panas. Secara politik, Indonesia mengecam Israel atas agresinya ke Palestina. Namun sesungguhnya, dalam hal bisnis, hubungan Israel dan Indonesia terus tumbuh subur. Tapi ini tidak dibuka ke publik dan tetap dijaga kerahasiaannya.
Salah satu indikatornya seperti dilansir Times of Israel, nilai perdagangan Israel-Indonesia yang tahun lalu diperkirakan menembus USD 250 juta atau hampir menyentuh Rp 3 triliun. Indikator lain mesranya hubungan bisnis Indonesia dan Israel adalah kerja sama program kedua negara.
Melalui jalur perdagangan, Israel telah meletakkan dasar agar bisa diterima di Indonesia, salah satu negara berpenduduk muslim terbesar di dunia.
Adalah Steve Stein yang telah merancang program kemanusiaan dan pembangunan di Indonesia sejak awal 90-an. Tujuannya agar Indonesia memandang Israel dengan cara positif untuk kemudian memuluskan kerja sama perdagangan dan investasi.
"Memperluas hubungan dengan menciptakan sebuah program jangka panjang khusus Indonesia melalui akademik, pertanian untuk ketahanan pangan dan kerja sama medis," ujar Stein seperti dikutip dari Times of Israel, Kamis (18/9).
"Ini akan mengekspos generasi muda Indonesia ke tanah Israel dan orang-orangnya, komunitas akademis dan bisnis," tulisnya dalam email.
Ron Doron, pengusaha Israel yang punya kerja sama dengan negara Asia Tenggara, termasuk Malaysia dan Indonesia menuturkan, pendekatan bisnis dengan negara di kawasan Asia berbeda dengan negara lain. Biasanya, perusahaan-perusahaan Israel tidak memiliki kesabaran untuk yang sifatnya jangka panjang. Namun mereka rela mengesampingkan itu demi mencuri hati negara Asia. Alasannya, butuh waktu untuk pendekatan.
"Itu salah satu masalah bagi perusahaan Israel. Di Asia, Anda perlu mencari jangka panjang. Anda tidak dapat melakukan bisnis untuk jangka pendek. Dibutuhkan waktu untuk membangun hubungan dan kepercayaan diri," kata Ron.
Salah satu indikatornya seperti dilansir Times of Israel, nilai perdagangan Israel-Indonesia yang tahun lalu diperkirakan menembus USD 250 juta atau hampir menyentuh Rp 3 triliun. Indikator lain mesranya hubungan bisnis Indonesia dan Israel adalah kerja sama program kedua negara.
Melalui jalur perdagangan, Israel telah meletakkan dasar agar bisa diterima di Indonesia, salah satu negara berpenduduk muslim terbesar di dunia.
Adalah Steve Stein yang telah merancang program kemanusiaan dan pembangunan di Indonesia sejak awal 90-an. Tujuannya agar Indonesia memandang Israel dengan cara positif untuk kemudian memuluskan kerja sama perdagangan dan investasi.
"Memperluas hubungan dengan menciptakan sebuah program jangka panjang khusus Indonesia melalui akademik, pertanian untuk ketahanan pangan dan kerja sama medis," ujar Stein seperti dikutip dari Times of Israel, Kamis (18/9).
"Ini akan mengekspos generasi muda Indonesia ke tanah Israel dan orang-orangnya, komunitas akademis dan bisnis," tulisnya dalam email.
Ron Doron, pengusaha Israel yang punya kerja sama dengan negara Asia Tenggara, termasuk Malaysia dan Indonesia menuturkan, pendekatan bisnis dengan negara di kawasan Asia berbeda dengan negara lain. Biasanya, perusahaan-perusahaan Israel tidak memiliki kesabaran untuk yang sifatnya jangka panjang. Namun mereka rela mengesampingkan itu demi mencuri hati negara Asia. Alasannya, butuh waktu untuk pendekatan.
"Itu salah satu masalah bagi perusahaan Israel. Di Asia, Anda perlu mencari jangka panjang. Anda tidak dapat melakukan bisnis untuk jangka pendek. Dibutuhkan waktu untuk membangun hubungan dan kepercayaan diri," kata Ron.

Israel Akui Kedaulatan Indonesia
Quote:
DUNIA Arab, terutama negera-negera Muslim, yang mula-mula memberi pengakuan kedaulatan Indonesia, setelah adanya anjuran dari Dewan Liga Arab pada 18 November 1946. Namun ternyata Israel, negara yang dikenal kerap memicu konflik di Timur Tengah, turut mengakui. Harapannya, Indonesia memberi pengakuan serupa kepada Israel.
Pada Desember 1949, tak lama setelah pemerintah Belanda menandatangani penyerahan kedaulatan Indonesia, Presiden Chaim Weizmann dan Perdana Menteri Ben Gurion mengirim telegram kepada Presiden Sukarno dan Menteri Luar Negeri (kemudian Wakil Presiden) Mohammad Hatta. Mereka menyampaikan ucapan selamat. Pada Januari 1950, Menteri Luar Negeri Moshe Sharett mengirim telegram ke Hatta, memberitahukan bahwa Israel telah memutuskan untuk memberikan pengakuan penuh kepada Indonesia.
“Hatta menanggapi apa yang dilakukan Sharett dan Ben-Gurion dengan ucapan terima kasih, namun tak menawarkan timbal-balik dalam hal pengakuan diplomatik,” tulis Colin Rubenstein, direktur eksekutif Australia/Israel and Jewish Affairs Council (AIJAC), dalam “Indonesia And Israel: A Relationship In Waiting”, dimuat Jewish Political Studies Review, Maret 2005.
Merasa sikapnya bertepuk sebelah tangan, Sharett kembali menulis surat soal rencana pengiriman misi muhibah ke Indonesia. Dalam sebuah surat balasan yang dikirim pada Mei 1950, Hatta menyarankan supaya misi tersebut ditunda untuk waktu yang tak ditentukan.
Keengganan Indonesia untuk berurusan dengan Israel terus berlanjut. Pada Juni 1952, kantor berita Antara melaporkan bahwa pemerintah Indonesia tak berniat mengakui Israel. Berita ini dikutip pers di negara-negara Arab dan Pakistan. “Sebabnya, mayoritas penduduk Indonesia adalah Muslim dan karena negara-negara Arab telah memberikan dukungan kepada Indonesia selama perjuangan untuk kemerdekaan,” tulis Rubenstein.
Pada 1953, Sukarno mulai menggagas konferensi negara-negara Asia dan Afrika yang akan digelar di Indonesia. Dalam sebuah pertemuan para calon peserta, negara-negara seperti Burma, India, dan Srilanka, mendukung supaya Israel diikutsertakan. Namun, Indonesia bersama Pakistan bersikeras menolaknya. Akhirnya saat digelar Konferensi Asia Afrika pada April 1955, Israel tidak ikut berpartisipasi.
Pada 1957, ketika tim nasional Indonesia lolos di zona Asia dan tinggal menghadapi Israel untuk ikut ke Piala Dunia 1958 di Swedia, Indonesia menolak untuk main di Jakarta atau Tel Aviv, ibukota Israel. Indonesia hanya mau main di tempat netral, tetapi ditolak oleh Federasi Sepakbola Dunia (FIFA). Indonesia pun mengundurkan diri. Tak hanya itu, Sukarno bahkan dengan lantang menentang keikutsertaan Israel –dan Taiwan– dalam Asian Games pada 1962 di Jakarta.
Sikap antiimperialisme Sukarno juga mempengaruhi sikap Indonesia. “Selama kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina, maka selama itulah bangsa Indonesia berdiri menantang penjajahan Israel,” kata Sukarno dalam pidatonya pada 1962.
Hubungan diplomatik antara Indonesia-Israel memang tak terwujud, hingga kini
Pada Desember 1949, tak lama setelah pemerintah Belanda menandatangani penyerahan kedaulatan Indonesia, Presiden Chaim Weizmann dan Perdana Menteri Ben Gurion mengirim telegram kepada Presiden Sukarno dan Menteri Luar Negeri (kemudian Wakil Presiden) Mohammad Hatta. Mereka menyampaikan ucapan selamat. Pada Januari 1950, Menteri Luar Negeri Moshe Sharett mengirim telegram ke Hatta, memberitahukan bahwa Israel telah memutuskan untuk memberikan pengakuan penuh kepada Indonesia.
“Hatta menanggapi apa yang dilakukan Sharett dan Ben-Gurion dengan ucapan terima kasih, namun tak menawarkan timbal-balik dalam hal pengakuan diplomatik,” tulis Colin Rubenstein, direktur eksekutif Australia/Israel and Jewish Affairs Council (AIJAC), dalam “Indonesia And Israel: A Relationship In Waiting”, dimuat Jewish Political Studies Review, Maret 2005.
Merasa sikapnya bertepuk sebelah tangan, Sharett kembali menulis surat soal rencana pengiriman misi muhibah ke Indonesia. Dalam sebuah surat balasan yang dikirim pada Mei 1950, Hatta menyarankan supaya misi tersebut ditunda untuk waktu yang tak ditentukan.
Keengganan Indonesia untuk berurusan dengan Israel terus berlanjut. Pada Juni 1952, kantor berita Antara melaporkan bahwa pemerintah Indonesia tak berniat mengakui Israel. Berita ini dikutip pers di negara-negara Arab dan Pakistan. “Sebabnya, mayoritas penduduk Indonesia adalah Muslim dan karena negara-negara Arab telah memberikan dukungan kepada Indonesia selama perjuangan untuk kemerdekaan,” tulis Rubenstein.
Pada 1953, Sukarno mulai menggagas konferensi negara-negara Asia dan Afrika yang akan digelar di Indonesia. Dalam sebuah pertemuan para calon peserta, negara-negara seperti Burma, India, dan Srilanka, mendukung supaya Israel diikutsertakan. Namun, Indonesia bersama Pakistan bersikeras menolaknya. Akhirnya saat digelar Konferensi Asia Afrika pada April 1955, Israel tidak ikut berpartisipasi.
Pada 1957, ketika tim nasional Indonesia lolos di zona Asia dan tinggal menghadapi Israel untuk ikut ke Piala Dunia 1958 di Swedia, Indonesia menolak untuk main di Jakarta atau Tel Aviv, ibukota Israel. Indonesia hanya mau main di tempat netral, tetapi ditolak oleh Federasi Sepakbola Dunia (FIFA). Indonesia pun mengundurkan diri. Tak hanya itu, Sukarno bahkan dengan lantang menentang keikutsertaan Israel –dan Taiwan– dalam Asian Games pada 1962 di Jakarta.
Sikap antiimperialisme Sukarno juga mempengaruhi sikap Indonesia. “Selama kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina, maka selama itulah bangsa Indonesia berdiri menantang penjajahan Israel,” kata Sukarno dalam pidatonya pada 1962.
Hubungan diplomatik antara Indonesia-Israel memang tak terwujud, hingga kini
Spoiler for sumber:
Diubah oleh simplysimple 18-09-2014 04:24
0
4K
Kutip
35
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan