- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
[Kami, minoritas selalu memaafkanmu]Kementerian Agama Minta Maaf Salah Cetak Buku MTS


TS
alnjaya
[Kami, minoritas selalu memaafkanmu]Kementerian Agama Minta Maaf Salah Cetak Buku MTS
![[Kami, minoritas selalu memaafkanmu]Kementerian Agama Minta Maaf Salah Cetak Buku MTS](https://dl.kaskus.id/statik.tempo.co/data/2014/08/14/id_315524/315524_620.jpg)
Quote:
TEMPO.CO, Jakarta - Direktorat Jendral Pendidikan Madrasah, Kementerian Agama, menyesal atas kesalahan cetak dan meminta maaf atas yang terjadi pada Buku Pedoman Guru Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Kelas VII MTs halaman 14.
"Saya atas nama pribadi bersedia bertanggung jawab," kata Direktur Pendidikan Madrasah, Nur Kholis Setiawan, pada pertemuan pers di Kementrian Agama, Rabu, 17 September 2014. Nur mengatakan sama sakali tidak bermaksud menyakiti organisasi masyarakat, umat islam, bahkan agama lain. (Baca: ISNU Jombang Protes Buku Pelajaran Sejarah Islam)
Tulisan-tulisan yang sempat mematik kecaman adalah, "Berhala dilakukan oleh agama selain Islam yaitu Hindu dan Budha", "Berhala sekarang adalah makam wali", "Istilah dukun berubah menjadi paranormal atau guru spiritual".
Kalimat-kalimat tersebut direvisi menjadi, "Berhala dilakukakan oleh kepercayaan lain," "Berhala sekarang adalah kuburan yang dianggap keramat," Istilah dukun berubah menjadi paranormal."
Nur mengatakan, kesalahan terjadi lantaran waktu perngerjaan yang amat singkat. "Kami hanya memiliki waktu dua bulan," kata Nur. Tidak hanya itu, Dirjen juga mengerjakan total 54 buku dengan tender 8 percetakan. "Kami harap tidak ada kelasahan seperti ini lagi kedepannya," kata dia. (Baca: Buku Bercap 'Milik Negara' Diperjualbelikan di Indramayu)
Nur menegaskan, kesalahan pada buku ini bukan tindakan yang disengaja."Buku ini dimaksudkan dapat digunakan oleh seluruh umat Islam di Indonesia," katanya.
Sebelumnya , Pengurus Besar Nahdathul Ulama mengkritik pedas buku itu. PBNU mengecam ihwal pernyataan buku yang mengatakan makam wali adalah berhala. "Di mana letak pemberhalaan ziarah kubur?" ujar Rias Syuriah KH Saifuddin Amsir. PBNU meminta Kemenag mengeluarkan klarifikasi dan pernyataan permohonan maaf secara terbuka atas keteledorannya.
ember : http://www.tempo.co/read/news/2014/0...Cetak-Buku-MTS
"Saya atas nama pribadi bersedia bertanggung jawab," kata Direktur Pendidikan Madrasah, Nur Kholis Setiawan, pada pertemuan pers di Kementrian Agama, Rabu, 17 September 2014. Nur mengatakan sama sakali tidak bermaksud menyakiti organisasi masyarakat, umat islam, bahkan agama lain. (Baca: ISNU Jombang Protes Buku Pelajaran Sejarah Islam)
Tulisan-tulisan yang sempat mematik kecaman adalah, "Berhala dilakukan oleh agama selain Islam yaitu Hindu dan Budha", "Berhala sekarang adalah makam wali", "Istilah dukun berubah menjadi paranormal atau guru spiritual".
Kalimat-kalimat tersebut direvisi menjadi, "Berhala dilakukakan oleh kepercayaan lain," "Berhala sekarang adalah kuburan yang dianggap keramat," Istilah dukun berubah menjadi paranormal."
Nur mengatakan, kesalahan terjadi lantaran waktu perngerjaan yang amat singkat. "Kami hanya memiliki waktu dua bulan," kata Nur. Tidak hanya itu, Dirjen juga mengerjakan total 54 buku dengan tender 8 percetakan. "Kami harap tidak ada kelasahan seperti ini lagi kedepannya," kata dia. (Baca: Buku Bercap 'Milik Negara' Diperjualbelikan di Indramayu)
Nur menegaskan, kesalahan pada buku ini bukan tindakan yang disengaja."Buku ini dimaksudkan dapat digunakan oleh seluruh umat Islam di Indonesia," katanya.
Sebelumnya , Pengurus Besar Nahdathul Ulama mengkritik pedas buku itu. PBNU mengecam ihwal pernyataan buku yang mengatakan makam wali adalah berhala. "Di mana letak pemberhalaan ziarah kubur?" ujar Rias Syuriah KH Saifuddin Amsir. PBNU meminta Kemenag mengeluarkan klarifikasi dan pernyataan permohonan maaf secara terbuka atas keteledorannya.
ember : http://www.tempo.co/read/news/2014/0...Cetak-Buku-MTS
no SARA y gan.. ..
terimakasih untuk saudaraku NU ...
Quote:
RABU, 17 SEPTEMBER 2014 | 16:01 WIB
ISNU Jombang Protes Buku Pelajaran Sejarah Islam
TEMPO.CO, Jombang - Pengurus Cabang Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Kabupaten Jombang, Jawa Timur, menggugat isi buku pegangan guru untuk pelajaran sejarah kebudayaan Islam kelas VII madrasah tsanawiyah terbitan Kementerian Agama cetakan pertama tahun 2014. ISNU menggugat sejumlah teks dalam buku setebal 138 halaman itu yang dianggap mendiskreditkan agama dan paham tertentu.
"Ada beberapa hal yang sangat provokatif dan bisa menimbulkan konflik di internal umat Islam maupun antara Islam dengan agama yang disebutkan dalam teks tersebut," kata koordinator Departemen Pendidikan dan Sumber Daya Manusia (SDM) PC ISNU Jombang, Akhmad Zainuddin, Rabu, 17 September 2014. (Baca: Buku Bercap 'Milik Negara' Diperjualbelikan di Indramayu)
Materi yang digugat adalah penjelasan proses pembelajaran oleh guru mengenai kondisi kepercayaan masyarakat Mekah pra-Islam dan masyarakat sekarang yang ada di halaman 14 BAB I tentang "Kearifan Nabi Muhammad SAW Wujudkan Kedamaian".
Dalam materi itu disebutkan contoh pertanyaan dari guru dan jawaban yang diharapkan muncul dari siswa mengenai kondisi kepercayaan masyarakat Mekah pra-Islam dan masyarakat sekarang, terutama tentang penyembahan pada berhala. (Baca: LSM Tuding Isi Buku Kurikulum 2013 Tidak Mendidik)
Dalam contoh jawaban disebutkan antara lain: 1. Berhala dilakukan oleh agama selain Islam, yaitu Hindu dan Budha; 2. Berhala sekarang adalah kuburan para wali; 3. Istilah dukun berubah menjadi paranormal atau guru spiritual.
Poin 1 dan 2 itu yang dipersoalkan karena dianggap mendiskreditkan agama selain Islam dan paham tertentu dalam Islam yang membolehkan ziarah kubur atau makam, terutama makam para wali.
"Teks ini (poin 1) bisa menimbulkan konflik horisontal antara Islam dan agama yang terkutip di buku itu," ujar Zainuddin. Poin 2, menurut dia, telah menyinggung paham ahlussunnah wal jamaah yang selama ini dipegang Nahdlatul Ulama, terutama soal ziarah kubur yang dianjurkan dalam NU. "Kuburan para wali di teks itu disebutkan sebagai berhala. Ini menyinggung akidah (kepercayaan) sebagian besar masyarakat Indonesia, khususnya warga NU," tuturnya. (Baca: Kurikulum 2013 Berpotensi Gagal)
Koordinator Departemen Politik PC ISNU Jombang, Mohamad Makmun, mengatakan buku pegangan guru tersebut disusun berdasarkan Kurikulum 2013. "Beberapa MTs sudah menerima buku ini. Namun para guru belum ada yang berani mengkritisi," ujarnya. Ia meminta Kementerian Agama menarik buku tersebut dan melakukan revisi.
Selain berupa cetakan, buku tersebut disebarkan dalam bentuk buku elektronik atau e-book. ISNU, tutur dia, akan menindaklanjuti masalah tersebut ke jalur hukum. "Teks yang bermasalah itu akan kami adukan ke kepolisian."
ember : http://www.tempo.co/read/news/2014/0...-Sejarah-Islam
Diubah oleh alnjaya 17-09-2014 17:31
0
2.8K
Kutip
21
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan