Mahabharata menyajikan kisah tahta Hastinapura, suatu kerajaan yang diperintah oleh keluarga Kuru. Para Kurawa dan Pandawa saling bersaing untuk menduduki tahta tersebut. Meski ayah dari para Kurawa lebih tua daripada ayah para Pandawa, Duryodana sebagai Kurawa tertua lebih muda usianya daripada Yudistira sebagai Pandawa tertua. Baik Duryodana maupun Yudistira mengklaim diri mereka sebagai pewaris terdepan tahta Hastinapura.

Ketika Bisma meminta Gandari untuk menerima lamaran keponakannya yang buta Dretarastra, saudara Gandari yaitu Sangkuni menjadi marah. Meskipun kemudian ia menyetujui lamaran tersebut, Sangkuni bersumpah bahwa ia akan menghancurkan keluarga Kuru. Sangkuni menabur benih pertempuran klimaks Kurusetra mulai dari masa remaja para Kurawa dan Pandawa dengan meracuni pikiran Duryodana terhadap para Pandawa. Gesekan ini mencapai puncaknya dalam Perang di Kurukshetra. Pertempuran tersebut menghasilkan konflik antar kerabat dan sahabat, juga menjadikan kesetiaan keluarga dan darma lebih didahulukan daripada keadilan.

Mahadewa sendiri berarti Tuhan Yang Maha Besar dalam ajaran agama Hindu. nama lain dalam Mahadewa ini yakni Shiwa. Dewa Shiwa menurut keterangan kitab suci agama Hindu, di bumi Shiwa bersemayam d Kailasha yang merupakan perbatasan antara alam nyata dengan surga yang terletak dipuncak gunung Himalaya. Gunung ini dipercaya gunung paling suci bagi umat Hindu. Hal ini dinyatakan dalam Bhagavad Gita “Di antara gunung, Aku adalah Himalaya”, di gunung inilah bhatara Shiwa beryoga. Sedangkan di dalam diri manusia, bhatara Shiwa bersemayam didalam lubuk hati manusia, disebut sebagai Siwa Atma atau paramaatman.

Dalam serial Mahadewa ini lebih fokus pada kisah percintaan antara Dewa Shiwa dan Dewi Sati. Peran Dewa Shiwa diperankan oleh aktor ganteng Mohit Raina, sedangkan untuk pemeran Dewi Sati diperankan oleh Mouni Roy. Kisah percintaan mereka ditentang oleh ayahanda Dewi Sati yang tak lain adalah Prajapati Daksa. Dewi Sati merupakan simbol kesetiaan seorang istri terhadap suaminya yakni dengan membakar diri ketika suaminya diaben.

Daksa merupakan Dewa yang sangat arogan dan membenci Shiwa. Ia merupakan salah satu putra Brahma yang diangkat menjadi Prajapati, yakni yang mencipta dan menjaga kelestarian makhluk. Dengan menikahi Prasuti putri dari Swayambhu Manu, mereka dikaruniai 15 putri, dan salah satunya yakni Sati. Sati termasuk anak kesayangan Daksa yang terlahir untuk mendampingi Dewa Shiwa. Namun kenyataan ini ditentang oleh sang ayahanda Daksa yang jelas – jelas sangat membenci Shiwa. Namun akhirnya Sati memang merupakan istri Shiwa.

Pada suatu saat, Daksa mengadakan upacara Yajna Agung yang diketuai Marici yakni kakak Daksa. Dimana pada upacara ini semua penduduk khayangan hadir. Di saat Daksa memasuki ruangan, terlihar sosok Daksa yang wibawa seperti matahari yang menyinari ruangan upacara. Tampak semua resi berdiri dan menghormati Daksa, kecuali Brahma dan juga Shiwa. Setelah itu Daksa bersujud dan mengambil debu dikaki ayahanda, Brahma dan meletakkannya dikepala. Namun daksa sangat tersinggung dan terlihat marah ketika melihat Shiwa yang tidak berdiri untuk menghormatinya seperti resi yang lain. Karena bagaimanapun juga Shiwa merupakan menantunya.

Sati memberanikan diri untuk datang diupacara Yajna Agung yang diadakan ayahandanya. Sati melihat semua orang yang datang dan melihat ayahnya yang tidak mau melihatnya. Dan tidak ada seorang pun yang berani mengingatkan Daksa tentang kedatangan Sati. Hanya saudara dan ibunya yang menyambut hangat kedatangan Sati dengan memberikan pelukan hangat. Daksa mengadakan upacara Yajna Agung sebagai bentuk persembahan kepada Tuhan, namun ia tidak menyadari bahwa ia masih mempunyai rasa marah dan angkuh yang luar biasa terhadap Shiwa. Suatu bentuk persembahan terhadap Tuhan seharusnya dilakukan dengan tulus dan ikhlas.

Sati menyadari bahwa upacara Yajna Agung yang diadakan ayahandanya, Daksa bertujuan untuk menghina Dewa Shiwa. Suamiku disebut Shiva, segala sesuatu yang murni, baik dan suci. Ayah membencinya karena ayah adalah asiva. Aku malu badanku ini berasal dari ayahanda penghina Shiva. Aku tidak ingin dikenal sebagai Dakshayani, putri Daksha di alam selanjutnya. Badan ini cukup lama dipakai diriku dan sekarang kulepaskan. Sati duduk dalam posisi yoga dan badannya mulai terbakar api yang dipanggilnya. Sati menjadi abu.

Rrsi Narada menceritakan apa yang terjadi pada Shiwa, namun Shiwa tidak terkejut karena ia tahu apa yang akan terjadi. Kemarahan Shiwa akhirnya memnucak hingga ia mencabut rambutnya dan melemparnya ketanah. Maka berbahlah rambut itu menjadi Virabhadra makhluk tinggi besar yang menyala – nyala. Ia memiliki seribu lengan dan memakai kalung sama seperti Shiwa. Ia diperintah Shiwa untuk membunuh Daksa dan menghancurkan semuanya. Bhrigu yang mengutuk Shiwa dicabut kumisnya, Pusan yang menertawakan Shiwa dicabut semua giginya karena pukulan Virabhadra. BHaga yang menghasut Daksa untuk mengabaikan Sati matanya dihancurkan. Daksa yang semula akan dipancung tapi tidak bisa karena sedang mengadakan upacara Yajna, akhirnya dilempar ke api sebagai persembahan. Sejak saat itu Vibhadra dan pengawal Shiwa kembali ke Kailasha.