Saya mau berbagi pengalaman tentang perlakuan buruk yang dialami sahabat saya ketika memeriksakan diri pada dr. Heyder Tadjoedin. Teman saya dimarahi dokter ini karena pernah memeriksakan diri beberapa tahun sebelumnya dan lalu tidak kembali memeriksakan diri. Ceritanya teman saya diketahui mengidap kista di salah satu payudaranya, dan 5 tahun sebelumnya pernah memeriksakan diri di dokter Tadjoedin. Karena ternyata saat itu payudaranya sehat (diketahui dari hasil USG Mamma), teman saya tidak berobat lagi ke dokter. Namun 6 bulan sebelum memeriksakan diri ke dokter Tadjoedin, teman saya didiagnosis mengidap kista dari hasil pemeriksaan USG, maka sesuai anjuran dokter ultrasonographist, teman saya memeriksakan diri kembali 6 bulan berikutnya, dan ternyata muncul benjolan baru di payudaranya. Teman saya pun mendatangi kamar praktek dokter Tadjoedin untuk memeriksakan diri. Sungguh tak disangka, teman saya malah dimarahi habis-habisan oleh dokter Tadjoedin, padahal sang dokter belum tahu jelas duduk perkaranya. Teman saya sangat merasa terhina dan tersudut dengan perlakuan sang dokter ini, sementara dia tidak merasa berbuat salah. Kalaupun 5 tahun yang lalu teman saya kembali berobat pada dokter Tadjoedin apakah ada manfaatnya? Sementara kista itu baru tumbuh 5 tahun kemudian? Apakah dokter Tadjoedin bisa meramal tentang adanya kista di payudara sahabat saya? Teman saya membayar cukup mahal untuk berobat, tapi dia malah mendapatkan perlakuan yang tak pantas. Dimanakah keadilan dan etika kedokteran itu? Dimanakah letak pengabdian untuk pasien dan perikemanusiaan itu?