Tahun 1960an demam grup musik The Beatles mewabah di seluruh dunia. Indonesia juga terkena pengaruhnya. Tapi buat Soekarno, The Beatles dianggap hanya meninabobokan pemuda Indonesia lewat syair-syair lagunya yang dianggap hanya berisi cinta dan gaya hidup hippies.

"Musik ngak ngik ngok," kecam Soekarno kala itu.

Maka Soekarno pun bertindak keras. Jika ada grup band ketahuan memainkan musik ngak ngik ngok akan disuruh turun panggung. Piringan hitam lagu-lagu Barat sulit masuk Indonesia.

ejekan bung karno tentang Musik ngak ngik ngok telah memudar dikarenakan masyarakat enggan untuk belajar dan memaknai
tahukah kalian makna dari ejekan tersebut? tidak lain adalah harapan, agar masyarakat tidak ternina bobokan apalagi sampai mencintai kultur yang bukan berasal dari negeri kita sendiri
sekarang harapan itu telah sirna
dan karena faktor zaman yang berkembang, budaya ini juga dikomersilkan a.k.a menguras uang, baca aja kata agan ini >> Budaya pop
memang tidak salah menguras uang demi kesenangan, tapi menguras uang dengan bijak adalah yg tidak menjadikan diri lepas dari jati diri bangsa

dan, yang penting ngangkat dan goyangkan light stick dan teriak
jekateh empat delapan :horny
terus goyang2 heavy rotation

Masih berhubungan dengan The Beatles. Kala itu bukan hanya lagu The Beatles yang mewabah ke seluruh dunia. Para pemuda juga mencoba mengikuti penampilan ala John Lennon dkk. Termasuk celana ketat dan sepatu hak tinggi.

Presiden Soekarno jelas tidak suka. Menurutnya di Indonesia tidak ada tempat untuk Beatles dan Beatlesisme. Maka Soekarno memerintahkan polisi untuk merazia anak muda gaul yang mengenakan celana ketat.

Caranya mudah saja. para polisi membawa botol kecap, jika ternyata botol itu tidak bisa masuk ke dalam celana, maka celana dianggap celana ketat.

"Kresss!!" celana pun digunting sampai paha tanpa ampun. Masyarakat yang melihat akan tertawa-tawa melihat pemandangan lucu itu.

selain itu walau suka wanita cantik, tapi Soekarno mengaku tidak suka wanita yang mengenakan rok mini di tempat-tempat umum. Sudah sejak sebelum Indonesia merdeka Soekarno lebih menyukai wanita yang berpakaian sopan untuk pasangannya.

Hal ini pernah diakuinya pada Fatmawati saat akan menikah. "Kukatakan padanya, aku menyukai perempuan dengan keasliannya, bukan wanita modern yang pakai rok pendek, baju ketat dan gincu bibir yang menyilaukan," kata Soekarno.

Tapi walau tidak suka rok mini, Soekarno tidak pernah memerintahkan polisi menggunting rok wanita seperti jika seorang remaja pria mengenakan celana pendek.

manusia semakin berubah, demi kesenangan, prestis eh salah maksudnya gaya (prestis tidak memandang kuantitas tapi kualitas) dan pengakuan, mereka mncoba menelanjangkan diri senidiri meskipun itu dengan modal gocap dapet tiga. suntik silikon, make up menjadi makanan sehari2 demi menarik dan percaya diri. oh jangan lupa, yang udeh emak2 juga, kayak yang gak cukup perhatian dari lakinya doang, kalo gak punya modal ya ngambil jalan pintas jual diri ato kredit palingan. dengan menggunakan otak yang cuman 1% dari 100% mereka memutuskan urat malu dan menanggalkan budaya ketimuran yang kita anut. bagaimana jika mereka diapa2in? ah cukup mudah, tinggal salahkan saja orang lain

dalam bukunya yang berjudul "sarinah" Ir. Soekarno menggambarkan wanita menjadi 3 tingkatan

Tingkat pertama, perempuan berusaha menyempurnakan “keperempuanannya” (Soekarno menggunakan tanda kutip di bukunya)
Soekarno merujuk pada pengalaman perempuan barat. Di sana, katanya, muncul perserikatan atau klub-klub perempuan, terutama di kalangan perempuan klas atas, yang tujuannya mempersiapkan perempuan lebih matang dalam berumah-tangga. Klub-klub itu mengajari perempuan ilmu memasak, menjahit, memelihara anak, bergaul, kecantikan, estetik, dan lain-lain

Tingkatan kedua, pergerakan perempuan yang menuntut persamaan hak dengan kaum laki-laki, khususnya dalam melakukan pekerjaan dan hak pilih dalam pemilu. Gerakan ini sering diberi label “emansipasi perempuan”.
Bagi Soekarno, kelahiran gerakan tingkat kedua ini tidak terlepas dari perkembangan kapitalisme. Kapitalisme butuh menarik perempuan keluar rumah agar menjadi buruh di pabrik-pabrik kapitalis.

Tingkatan ketiga ini, yakni pergerakan perempuan sosialis, di mata Soekarno, merupakan penyempurnaan terhadap gerakan perempuan. Di sini, gerakan perempuan tidak sebatas menuntut persamaan hak alias penghapusan patriarkhi, tetapi hendak merombak total struktur sosial yang menindas rakyat—laki-laki dan perempuan. jadi tidak ada yang menindas satu sama lainnya

silahkan pikirkan sendiri, ane gak mau disalahin
maklum

sedikit flashback mengenai pidato Ganyang malaysia yang ane penggal intinya saja

itulah sepnggal pidatonya, bukan bermaksud flamming, tapi maknailah pidato tersebut yang bermakna bahwa demi sebuah negara, kita rela berkorban, harta, tenaga, keluarga, darah bahkan jiwa.
ingat negara! bukan perangkat negara!

kita kenyang itu biasa
meskipun malu sih ya biasa
tapi kalau kita kenyang meskipun malu2in karena negara orang bukan kemandirian
gak apa2 deh yang penting kenyang

maklum boy, perusahaan asing itu kan selalu memberikan penawaran yang tinggi
persetan dengan membangun bangsa, daripada laper

“Firman Tuhan inilah gitaku, Firman Tuhan inilah harus menjadi Gitamu : “Innallahu la yu ghoiyiru ma bikaumin, hatta yu ghoiyiru ma biamfusihim”. ” Tuhan tidak merobah nasibnya sesuatu bangsa sebelum bangsa itu merobah nasibnya” [Bung Karno, Pidato HUT Proklamasi, 1964]

yang mendengar ini adalah seluruh masyarakat Indonesia dengan beragam agama, tapi kenapa gak ada yang protes ya? karena mereka menyetujuinya meskipun kalimat tersebut merupakan salah satu kalimat yang diambil dari agama lain. toleransi, tenggang rasa, saling menghormati itu nomer satu dan yang paling penting dalam otak mereka adalah, semua agama itu bertujuan baik dan mengarahkan untuk lebih baik

jangan ngomongin agama pakde, nanti bakal dilabel SARA loh

terlalu kekanak2an ucapan ente gan. karena ini salah manusianya bukan agamanya
disini agama diterima kok, deism juga diterima, contohnya sunda wiwitan dan kejawen masih berkembang
yang gak boleh itu atheis, soalnya bersimpangan dengan Sila ke satu

kalau ada yg berifikir atheis = komunis
kenapa bung karno dekat sama komunis? untuk memahami sisi sosialis mereka
dan atheis beda dengan komunis, atheisme hanyasalah satu alat pelaksanaan politik komunisme untuk keseragaman, tentu dengan tujuan mudah dikendalikan
kalau ente seorang atheis sangat disayangkan, menyalahkan orang padahal dirinya juga salah
salah dimananya? ya udah tau disini dilarang jadi atheis, masang muka badak lagi tinggal disini
cukup memalukan

tanpa babibu lagi
salah satu penggalan pidato yang mendunia

Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Sila kelima, sudah banyak yang beliau tuangkan dalam bentuk pidato maupun tertulis. dalam bukunya yang berjudul "sarinah" beliau juga mencantumkan sila tersebut untuk keadilan bagi kaum perempuan. dulu ya, dulu
tak lain agar masyarakat Indonesia sama rasa sama hati. Yang kaya dan berpendidikan subangsih harta dan pemikiran untuk masyarakat yang miskin sumbangsih tenaga juga untuk masyarakat
sama rasa, sama asa, sama jiwa dan raga demi Indonesia

peduli setan mau saya bagaimanapun juga, duit2 saya. gaya nomer satu yang tak lebih mengukir saya dalam memori kalian, ingat apapun saya lakukan untuk hal itu. kendaraan keren meskipun bensinnya masih disubsidi masa bodo yang penting keren, perilaku dan gaya berpakaian saya kekinian. Baju adat? udah saya pake zaman kecil dulu. tapi sekarang saya make batik loh! maklum lagi ngetrend tuh dan banyak yg pake. ingat loh ya, saya adalah pengemis pengakuan

“Gotong royong” adalah faham dinamis, lebih dinamis dari kekeluargaan, Saudara-saudara! Kekeluargaan adalah satu faham yang statis, tetapi gotong royong menggambarkan satu usaha, satu amal, satu pekerjaan, yang dinamakan anggota yang terhormat Soekardjo satu karya, satu gawe. Marilah kita menyelesaikan karya, gawe, pekerjaan, amal ini, bersama-sama! Gotong royong adalah pembantingan-tulang bersama, pemerasan-keringat bersama. Amal semua buat semua, keringat semua buat kebahagiaan semua. Ho-lopis-kuntul-baris buat kepentingan bersama! Itulah gotong royong! Soekarno pada pidatonya tanggal 1 Juni 1945


yang Intinya, dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat

woi pemerintah, gua laper, eh itu banjir urusin sono, gua susah ke kantor neh gara2 jalanan berlobang. eh eh tunggu dulu, BBM naek gua susah ngapa2in
pemerintah bodoh lah gak becus ngurus masyarakat, cuman gua kok yang pinter. bentar2 ada kerja bakti? aduh pak ,takut bedak luntur

mental tempe, everywhere
nyalahin pemerintah doang becusnya

“Kemerdekaan itu adalah tanggung jawab. Kita mempunyai tanggung jawab berat terhadap diri sendiri, terhadap dunia, dan terhadap angkatan yang akan lahir. Tetapi kita tidak menyesal karenanya.Bukan hanya isi dan arti materiil, melainkan isi etika dan moral. Sebab, kemerdekaan tanpa etika dan moral adalah semata-mata imitasi, tiruan yang hampa, daripada apa yang kita cita-citakan.” Bung Karno, Pidato “Lahirkanlah Asia Baru dan Afrika Baru” pada pembukaan Konferensi Asia Afrika, Bandung, April 1955

ya, itulah sepenggalan pidato beliau, hanya pidato. benarkah?
yang kita rasakan sekarang adalah Negara yang merdeka, dan mereka lah yang bertanggung jawab atas kemerdekaan yang kita rasakan
kemerdekaan adalah sesuatu yang nikmat bukan? jika kita baca sejarah, bagaimana nasib kita saat kita di jajah? apakah kita semua mau mengalami hal tersebut?
buyut kita rela melakukan apapun agar bangsa ini merdeka, bukan untuk mereka karena mereka hanya merasakannya sesaat bahkan banyak pahlawan yang belum merasakannya namun sudah gugur duluan
tapi kemerdekaan yang mereka perjuangkan adalah untuk kita dan penerus kita. apa kita tidak malu?
harapan bung karno dalam pidato nya adalah menekankan tentang etika dan moral, ingat etika dan moral...!!!!
itulah cita2 bung karno, itulah cita2 mereka yang membangun bangsa dan itulah kemerdekaan yang sesungguhnya bukan hanya sebatas imitasi yang sudah pasti kita tau arti dari KW
sudah saatnya kita membalas tanggung jawab mereka yang telah membangun bangsa ini

gua kan merdeka coy, mau ngesek sama siapa aja bodo, mau ngapain juga bodo. keperawanan sama keperjakaan itu apa?
masih ngurusin selangkangan? orang udeh kebulan coy!
meskipun gua gak bakal bisa kebulan tapi nikmatnya melayang2 kayak dibulan, sama aja kan coy?
moral mah urusan masing2 aja, jangan so agamis (?) dah lo. jangan ganggu hak gua, privasi gua
mau gua ngesek kek, gak perawan kek, gak perjaka kek, suka ama budaya luar kek, mau gua gak bertuhan juga terserah gua!!
Ketuhanan yang maha esa? moralitas? etika? bikin gua kenyang kagak? bikin gua seneng kagak? bikin gua dapet pengakuan kagak?

kalo lu masih berkoar, gua laporin dan gua booming kalo lo ganggu pengekspresian HAM

#generasi bodoh yang beromong besar dengan pemikiran dari dengkul