- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
[WOW!] Pesawat R80 Buatan Indonesia, Canggih Di Kelasnya. Terima 125 Pesanan!
TS
thebacon
[WOW!] Pesawat R80 Buatan Indonesia, Canggih Di Kelasnya. Terima 125 Pesanan!
Quote:
TERIMA KASIH MOMOD,MIMIN,KASKUSER dan TEMAN TEMAN KTMA
YANG TELAH MERAMAIKAN THREAD SAYA HT #13
YANG TELAH MERAMAIKAN THREAD SAYA HT #13
Baca juga Hot Thread ane : Pesawat N-219 Buatan Indonesia, Sudah Kantongi 100 Pesanan
Quote:
Pesawat R80 Buatan Indonesia Yang Canggih Di Kelasnya, Langsung Terima 125 Pesanan!
Quote:
Quote:
Quote:
PT Regio Aviasi Industri (RAI), PT Ilthabi Rekatama, PT Dirgantara Indonesia (PT DI) dan PT Eagle Capital milik BJ Habibie akan berencana untuk bersama-sama membangun pesawat komersial R80.
Ilham Habibie, sebagai Komisaris PT RAI, perusahaan rancang bangun dan subkontraktor pesawat terbang yang juga anak BJ Habibie, mengatakan, pesawat canggih ini akan diproduksi di Jabar.
Rencananya, kata Ilham, pembuatan R80 akan melibatkan PT DI dan Pemprov Jabar. Menurut Ilham, dalam pertemuan di Gedung Pakuan pada September 2014 lalu, telah dibahas komposisi saham dalam pembuatan pesawat R80 tersebut.
ilham habibie
Namun berapa persentasenya, masih dalam pembahasan. Adapun teknisnya saham itu bisa oleh individu, perusahaan, bahkan koperasi.
Pada tahap awal, PT RAI telah mengalokasikan dana sebesar US$ 1 miliar. Setelah penandatanganan MoU, pihaknya akan menindaklanjuti dengan mengerahkan sekitar 500 teknisi.
“R80 memiliki kemampuan terbang di atas 20.000 kaki dan mempunyai kapasitas penumpang yang cukup besar,” jelas Ilham.
Biaya pembuatan pesawat canggih ini sekitar 500 ribu sampai 700 ribu dolar AS untuk engineering, prototipe, dan pengujian pesawat terbang baik di darat maupun udara,” kata Ilham di Gedung Pakuan pada Rabu (10/9/2014).
Ilham Habibie, sebagai Komisaris PT RAI, perusahaan rancang bangun dan subkontraktor pesawat terbang yang juga anak BJ Habibie, mengatakan, pesawat canggih ini akan diproduksi di Jabar.
Rencananya, kata Ilham, pembuatan R80 akan melibatkan PT DI dan Pemprov Jabar. Menurut Ilham, dalam pertemuan di Gedung Pakuan pada September 2014 lalu, telah dibahas komposisi saham dalam pembuatan pesawat R80 tersebut.
ilham habibie
Namun berapa persentasenya, masih dalam pembahasan. Adapun teknisnya saham itu bisa oleh individu, perusahaan, bahkan koperasi.
Pada tahap awal, PT RAI telah mengalokasikan dana sebesar US$ 1 miliar. Setelah penandatanganan MoU, pihaknya akan menindaklanjuti dengan mengerahkan sekitar 500 teknisi.
“R80 memiliki kemampuan terbang di atas 20.000 kaki dan mempunyai kapasitas penumpang yang cukup besar,” jelas Ilham.
Biaya pembuatan pesawat canggih ini sekitar 500 ribu sampai 700 ribu dolar AS untuk engineering, prototipe, dan pengujian pesawat terbang baik di darat maupun udara,” kata Ilham di Gedung Pakuan pada Rabu (10/9/2014).
Quote:
Pesawat R80 akan terbang di tahun 2018
Quote:
Jika tak ada aral melintang, R80 diperkirakan rampung penyelesaiannya pada tahun 2018. Rencananya, pesawat dengan 80 tempat duduk itu akan melakukan penerbangan perdana di Bandara Internasional Jawa Barat di Kertajati, Kabupaten Malajengka, pada 2018.
Di tempat yang sama, BJ Habibie mengatakan bangsa Indonesia mampu membuat pesawat terbang sendiri. Buktinya, kata Habibie, bangsa Indonesia mampu memproduksi pesawat N250 yang dapat terbang pada tahun 1995 lalu.
“Wilayah Indonesia tidak bisa hanya dihubungkan dengan kereta api, mobil, atau kendaraan darat lainnya. Pesawat terbang sangat bermanfaat untuk kondisi geografis di Indonesia. Populasi penduduk di Indonesia sangat banyak dan wilayah Indonesia terdiri dari 17.000 pulau, tentu dibutuhkan transportasi yang bukan hanya transportasi darat. Maka dari itu, pesawat sangatlah penting,” kata Habibie.
Selain itu, kata Habibie, ia berharap PT DI dapat kembali berjaya seperti dulu. Satu-satunya cara untuk kembali berjaya, kata Habibie, adalah memproduksi pesawat terbang sendiri.
Di tempat yang sama, BJ Habibie mengatakan bangsa Indonesia mampu membuat pesawat terbang sendiri. Buktinya, kata Habibie, bangsa Indonesia mampu memproduksi pesawat N250 yang dapat terbang pada tahun 1995 lalu.
“Wilayah Indonesia tidak bisa hanya dihubungkan dengan kereta api, mobil, atau kendaraan darat lainnya. Pesawat terbang sangat bermanfaat untuk kondisi geografis di Indonesia. Populasi penduduk di Indonesia sangat banyak dan wilayah Indonesia terdiri dari 17.000 pulau, tentu dibutuhkan transportasi yang bukan hanya transportasi darat. Maka dari itu, pesawat sangatlah penting,” kata Habibie.
Selain itu, kata Habibie, ia berharap PT DI dapat kembali berjaya seperti dulu. Satu-satunya cara untuk kembali berjaya, kata Habibie, adalah memproduksi pesawat terbang sendiri.
Quote:
Fase Pembuatan, Disain dan Rancang Bangun
Quote:
Direktur Teknologi dan Pengembangan PT DI Andi Alisyahbana mengatakan, fase pertama proyek ini adalah tahap konfigurasi. Pada tahap ini akan dipastikan soal jumlah penumpang karena menyangkut segmen pasar.
“Pertama konfigurasi, yaitu menentukan jumlah penumpang, apakah sayap mau atas bawah. Rasanya akan menuju 80 penumpang,” katanya usai acara penyerahan helikopter Dauphin pesanan Basarnas di Lanudal Pondok Cabe Tangerang Selatan, Selasa (18/2/2014).
Andi menjelaskan, dari sisi pasar untuk pesawat R80 belum memiliki pesaing. Saat ini, tidak ada produsen pesawat di dunia yang bermain pada kelas 80 penumpang.
“Kalau ATR juga kapasitasnya tidak sampai 80 orang. Kita masuk di pasar yang belum ada pemainnya,” terangnya.
Selanjutnya, pada fase kedua PT DI dan PT RAI akan masuk ke tahap desain awal. Targetnya prosesnya dimulai tahun 2015. “Habis itu, preliminary design, bentuknya nanti mau gimana. Itu Insya Allah kita mulai tahun depan, karena ini tergantung dana,” jelasnya.
Tahap terakhir, PT DI dan PT RAI akan memasuki fase terberat yaitu detail design. Fase ini nantinya akan masuki tahap pembuatan purwarupa (prototype) hingga sertifikasi pesawat. Pesawat N250 menurutnya telah berwujud prototype namun belum mengantongi sertifikasi kelaikan terbang dari lembaga internasional.
“Paling berat nanti detail design, nanti membuat prototype,” jelasnya. Harapannya pesawat bermesin turboprop ini bisa dijual ke publik mulai tahun 2020. Namun syaratnya proses pembiayaan pengembangan pesawat ini berjalan lancar.
“Kalau nanti R80 jadi, yang penting pendanaan, kalau PT DI siap semuanya. Kalau dengan RAI berarti dari swasta, mereka pemilik program, kami sebagai kontraktor saja,” jelasnya. Seperti diketahui, Mantan Presiden BJ Habibie memiliki keinginan dan mimpi besar memajukan industri dirgantara di Tanah Air.
“Pertama konfigurasi, yaitu menentukan jumlah penumpang, apakah sayap mau atas bawah. Rasanya akan menuju 80 penumpang,” katanya usai acara penyerahan helikopter Dauphin pesanan Basarnas di Lanudal Pondok Cabe Tangerang Selatan, Selasa (18/2/2014).
Andi menjelaskan, dari sisi pasar untuk pesawat R80 belum memiliki pesaing. Saat ini, tidak ada produsen pesawat di dunia yang bermain pada kelas 80 penumpang.
“Kalau ATR juga kapasitasnya tidak sampai 80 orang. Kita masuk di pasar yang belum ada pemainnya,” terangnya.
Quote:
Selanjutnya, pada fase kedua PT DI dan PT RAI akan masuk ke tahap desain awal. Targetnya prosesnya dimulai tahun 2015. “Habis itu, preliminary design, bentuknya nanti mau gimana. Itu Insya Allah kita mulai tahun depan, karena ini tergantung dana,” jelasnya.
Tahap terakhir, PT DI dan PT RAI akan memasuki fase terberat yaitu detail design. Fase ini nantinya akan masuki tahap pembuatan purwarupa (prototype) hingga sertifikasi pesawat. Pesawat N250 menurutnya telah berwujud prototype namun belum mengantongi sertifikasi kelaikan terbang dari lembaga internasional.
“Paling berat nanti detail design, nanti membuat prototype,” jelasnya. Harapannya pesawat bermesin turboprop ini bisa dijual ke publik mulai tahun 2020. Namun syaratnya proses pembiayaan pengembangan pesawat ini berjalan lancar.
“Kalau nanti R80 jadi, yang penting pendanaan, kalau PT DI siap semuanya. Kalau dengan RAI berarti dari swasta, mereka pemilik program, kami sebagai kontraktor saja,” jelasnya. Seperti diketahui, Mantan Presiden BJ Habibie memiliki keinginan dan mimpi besar memajukan industri dirgantara di Tanah Air.
Quote:
Spesifikasi R-80
Quote:
Berikut ini adalah spesifikasi dari pesawat R80:
Number of Passenger: 80 – 92 Pax
Speed :
– Economical Speed 290 Knots
– Maximum Speed 330 Knots
Range
– Design Range at 7600 kg Payload 800 Nm
– Range at maximum Payload 8,780 kg 400 Nm
Payload
– Design Payload at 800 Nm 7600 Kg
– Maximum Payload at 400 Nm 8780 Kg
Altitude
– Maximum Cruising Altitude 25,000 Ft
– OEI Altitude 17,500 Ft
Field Performance
– Take Off Field Length, ISA, SL 4,500 Ft
– Landing Field Length, ISA, SL 4,500 ft
Propulsion
– Twin Turboprops 4,600 Shp
– Propeller Diameter, 6 Blades 13,5 Ft
Weight
– Maximum Take Off Weight 27,500 Kg
– Operating Empty Weight 16,900 Kg
Speed :
– Economical Speed 290 Knots
– Maximum Speed 330 Knots
Range
– Design Range at 7600 kg Payload 800 Nm
– Range at maximum Payload 8,780 kg 400 Nm
Payload
– Design Payload at 800 Nm 7600 Kg
– Maximum Payload at 400 Nm 8780 Kg
Altitude
– Maximum Cruising Altitude 25,000 Ft
– OEI Altitude 17,500 Ft
Field Performance
– Take Off Field Length, ISA, SL 4,500 Ft
– Landing Field Length, ISA, SL 4,500 ft
Propulsion
– Twin Turboprops 4,600 Shp
– Propeller Diameter, 6 Blades 13,5 Ft
Weight
– Maximum Take Off Weight 27,500 Kg
– Operating Empty Weight 16,900 Kg
Quote:
Penyempurnaan dari N250
Quote:
Menurut BJ Habibie yang mantan Presiden ke-3 Republik ini, Pesawat R80 tersebut merupakan revolusi dari pesawat pada tahun 1995 lalu yaitu N250.
Namun secara teknologi sudah jauh lebih canggih. Secara by pass rasio 40 dan bisa lebih hemat bahan bakar mencapai 30 persen. Pesawat ini juga dapat dikendalikan secara elektronik atau dikenal istilah fly by wire.
Selain itu, baling-baling yang ada di sayap juga termasuk teknologi baru, karena dapat menentukan antara angin dingin dan angin panas yang dihasilkan dari mesin.
Dengan teknologi-teknologi ini, maka pesawat dapat melaju dengan kecepatan jauh lebih tinggi, namun tetap efisien.
Sedangkan Presiden Direktur PT Ilthabi Rekatama, Ilham Habibie juga menyebut pesawat ini adalah penyempurnaan dari N250 rancangan bapaknya itu. Pesawat R80 ini sekitar 70 persen berbeda dengan pesawat N250.
“Misalnya, badan pesawat lebih besar dengan jumlah kursi bertambah dari 60-80 menjadi 80 kursi, mesin dan sistem pengendalian juga beda,” kata dia.
“N250 itu dikembangkan untuk 50-60 penumpang, kalau R80 ini untuk 80-90 penumpang dan secara teknologi sangat berbeda, misalkan handphone saja buatan 1998 sama yang 2014 tentu sudah pasti beda, sehingga R80 akan ada perubahan drastis secara teknologi,” ungkapnya.
Masih menurut Ilham, penggunaan bahan bakar pesawat anyar ini diharapkan lebih ekonomis dibandingkan pesawat lainnya yang biasanya menghabiskan 50 persen bahan bakar. “Kami harap ini lebih hemat karena faktor terbesar dari industri bergantung pada bahan bakar,” ujar Ilham.
Namun secara teknologi sudah jauh lebih canggih. Secara by pass rasio 40 dan bisa lebih hemat bahan bakar mencapai 30 persen. Pesawat ini juga dapat dikendalikan secara elektronik atau dikenal istilah fly by wire.
Selain itu, baling-baling yang ada di sayap juga termasuk teknologi baru, karena dapat menentukan antara angin dingin dan angin panas yang dihasilkan dari mesin.
Dengan teknologi-teknologi ini, maka pesawat dapat melaju dengan kecepatan jauh lebih tinggi, namun tetap efisien.
Quote:
Sedangkan Presiden Direktur PT Ilthabi Rekatama, Ilham Habibie juga menyebut pesawat ini adalah penyempurnaan dari N250 rancangan bapaknya itu. Pesawat R80 ini sekitar 70 persen berbeda dengan pesawat N250.
“Misalnya, badan pesawat lebih besar dengan jumlah kursi bertambah dari 60-80 menjadi 80 kursi, mesin dan sistem pengendalian juga beda,” kata dia.
“N250 itu dikembangkan untuk 50-60 penumpang, kalau R80 ini untuk 80-90 penumpang dan secara teknologi sangat berbeda, misalkan handphone saja buatan 1998 sama yang 2014 tentu sudah pasti beda, sehingga R80 akan ada perubahan drastis secara teknologi,” ungkapnya.
Masih menurut Ilham, penggunaan bahan bakar pesawat anyar ini diharapkan lebih ekonomis dibandingkan pesawat lainnya yang biasanya menghabiskan 50 persen bahan bakar. “Kami harap ini lebih hemat karena faktor terbesar dari industri bergantung pada bahan bakar,” ujar Ilham.
Quote:
RAI Kebanjiran Pesanan Pesawat R80
Quote:
Jadi saja belum, namun PT Regio Aviasi Industri (RAI), perusahaan rancang bangun dan subkontraktor pesawat terbang yang didirikan PT Ilthabi Rekatama dan PT Eagle Capital milik BJ Habibie, mulai kebanjiran pesanan pesawat R80 ini.
Hingga saat ini, RAI telah mendapat pesanan pembuatan 125 pesawat jenis R80 yang akan digarap PT Dirgantara Indonesia (PT DI).
Presiden Direktur RAI, Agung Nugroho mengatakan, pihaknya telah menyepakati letter of intent (LOI) untuk permintaan yang datang dari maskapai, masing-masing adalah:
Sementara itu, NAM Air merupakan salah satu maskapai yang akan memakai armada buatan RAI tersebut. Direktur Utama Sriwijaya Air, Chandra Lie mengungkapkan, pihaknya sangat yakin dengan produk dalam negeri ini dan ingin menjadikan NAM sebagai maskapai pertama yang menggunakan R80.
“Saat launching NAM Air telah ditandatangani kontrak pemesanan 50 R80 plus 50 pesawat lagi sebagai opsi tambahan,” kata Chandra. Seperti diketahui, PT RAI menggandeng sejumlah maskapai nasional untuk mengembangkan pesawat komersial R80, yakni Wings Air, Sriwijaya Air, dan KalStar.
Hingga saat ini, RAI telah mendapat pesanan pembuatan 125 pesawat jenis R80 yang akan digarap PT Dirgantara Indonesia (PT DI).
Presiden Direktur RAI, Agung Nugroho mengatakan, pihaknya telah menyepakati letter of intent (LOI) untuk permintaan yang datang dari maskapai, masing-masing adalah:
- KalStar Aviation sebanyak 25 unit, dan
- NAM Air sebanyak 100 unit
- Akan menyusul pembelian: Wings Air dan Sriwijaya Air.
- NAM Air sebanyak 100 unit
- Akan menyusul pembelian: Wings Air dan Sriwijaya Air.
Sementara itu, NAM Air merupakan salah satu maskapai yang akan memakai armada buatan RAI tersebut. Direktur Utama Sriwijaya Air, Chandra Lie mengungkapkan, pihaknya sangat yakin dengan produk dalam negeri ini dan ingin menjadikan NAM sebagai maskapai pertama yang menggunakan R80.
“Saat launching NAM Air telah ditandatangani kontrak pemesanan 50 R80 plus 50 pesawat lagi sebagai opsi tambahan,” kata Chandra. Seperti diketahui, PT RAI menggandeng sejumlah maskapai nasional untuk mengembangkan pesawat komersial R80, yakni Wings Air, Sriwijaya Air, dan KalStar.
Quote:
Menristek: Indonesia Akan Produksi Pesawat N219, N245 dan N270
Quote:
CN-235NG-Jika N-219 model pesawatnya telah sering dipamerkan, maka pesawat N-245 diperkirakan sebagai CN-235NG sedangkan N-270 diperkirakan merupakan pengembangan dari pesawat N-250. Menteri Riset dan Teknologi, Gusti Muhammad Hatta, mengatakan, Indonesia akan memproduksi pesawat N219 pada 2014.
“Tahun 2012 lalu masih dalam tahap desain, kemudian 2013 dibuatkan prototype dan 2014 akan diproduksi,” ujar Menristek dalam lokakarya Dewan Penerbangan dan Antariksa Nasional di Jakarta.
Pesawat yang mempunyai kapasitas 19 penumpang tersebut, akan melayani wilayah pegunungan dan sulit dijangkau. Pesawat N219 adalah pesawat yang mempunyai dua baling-baling dan hanya membutuhkan landasan 500 meter.
Tapi jika dilihat dari rencananya, pesawat R80 tak disebutkan dalam perencanaan ini. Mungkinkah R80 adalah nama tak resmi dari N-270? Bisa saja, karena pesawat itu belum dibuat, belum diuji coba, apalagi mendapat sertifikat.
Mirip semua pesawat-pesawat di dunia, pada saat pesawat mengudara atau belum dapat sertifikasi, akan mengubah namanya terlebih dahulu, misal X-80 singkatan ‘X’ sebagai singkatan dari “X-periment”, atau ‘P’ singkatan dari “Prototype” mungkinkah ‘R’ berarti baru “Rancangan”?
Namun yang jelas, jika pesawat R80 ini sudah mengudara dan mendapat pengakuan sertifikat dari beberapa negara, Indonesia akan semakin sejajar dengan negara-negara maju dalam teknologi aviasi atau kedirgantaraan. (tribunnews/ detik/ sinarharapan/ berbagai sumber)
“Tahun 2012 lalu masih dalam tahap desain, kemudian 2013 dibuatkan prototype dan 2014 akan diproduksi,” ujar Menristek dalam lokakarya Dewan Penerbangan dan Antariksa Nasional di Jakarta.
Pesawat yang mempunyai kapasitas 19 penumpang tersebut, akan melayani wilayah pegunungan dan sulit dijangkau. Pesawat N219 adalah pesawat yang mempunyai dua baling-baling dan hanya membutuhkan landasan 500 meter.
Tapi jika dilihat dari rencananya, pesawat R80 tak disebutkan dalam perencanaan ini. Mungkinkah R80 adalah nama tak resmi dari N-270? Bisa saja, karena pesawat itu belum dibuat, belum diuji coba, apalagi mendapat sertifikat.
Mirip semua pesawat-pesawat di dunia, pada saat pesawat mengudara atau belum dapat sertifikasi, akan mengubah namanya terlebih dahulu, misal X-80 singkatan ‘X’ sebagai singkatan dari “X-periment”, atau ‘P’ singkatan dari “Prototype” mungkinkah ‘R’ berarti baru “Rancangan”?
Namun yang jelas, jika pesawat R80 ini sudah mengudara dan mendapat pengakuan sertifikat dari beberapa negara, Indonesia akan semakin sejajar dengan negara-negara maju dalam teknologi aviasi atau kedirgantaraan. (tribunnews/ detik/ sinarharapan/ berbagai sumber)
Quote:
VIDEO
Quote:
Ketika IPTN Dimatikan Oleh IMF (BJ Habibie on Mata Najwa)
R80 Aircraft Design (Menggunakan aplikasi 3D dari Perancis)
R80 Aircraft Design (Menggunakan aplikasi 3D dari Perancis)
itulah R80 rancangan anak bangsa, semoga produk dlam negeri bisa bersaing dengan negara lain
Sekianlah Thread ane kali ini semoga bermanfaat buat agan agan
Quote:
Kalo suka sama Thread ane tolong sumbangin waktu sebentar untuk sekedar tingglin jejak berupa:
Diubah oleh thebacon 16-09-2014 14:09
0
145.8K
Kutip
1.4K
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan