- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
[Gak Salah Baca?] Lulung: Tak Boleh Ada Orang yang Halangi Ahok Jadi Gubernur DKI


TS
simplysimple
[Gak Salah Baca?] Lulung: Tak Boleh Ada Orang yang Halangi Ahok Jadi Gubernur DKI
Quote:
Tribunnews.com, Jakarta - Anggota DPRD DKI Jakarta Abraham Lunggana mengklaim bahwa dirinya adalah orang yang pertama mendukung Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, ketika Joko Widodo telah dilantik menjadi Presiden RI. Hal itu pun, kata Lulung, sapaan akrabnya, telah disampaikan kepada Basuki, beberapa waktu silam.
"Kan saya bilang, saya ini orang pertama yang bilang, tidak boleh ada yang melarang Ahok (Basuki) menjadi Gubernur DKI. Karena itu hasil konstitusi," kata Lulung kepada wartawan di sela-sela acara Lebaran Betawi di Lapangan Silang Monas Timur, Jakarta, Minggu (14/9/2014).
Selain itu, Lulung juga merupakan salah satu pihak yang terus mendukung program unggulan Pemprov DKI. Ketua DPW Partai Persatuan Pembangunan (PPP) DKI Jakarta itu mengatakan bakal terus mendukung Pemprov DKI di bawah kepemimpinan Basuki hingga selesai. Oleh karena itu, ia berharap, hubungan antara eksekutif dan legislatif terus terjalin dengan baik.
"Sekarang ini suasananya sudah aman, (Basuki) jangan berkelakar lagi dan mulutnya harus manis-manis (berucap). Pak Ahok itu kan dipilih oleh rakyat (jadi Wagub DKI), lah Haji Lulung (jadi anggota DPRD) dipilih siapa? Rakyat juga kan? Makanya bahasanya harus sama-sama merakyat," kata pria yang pernah terlibat perseteruan dengan mantan Ketua DPW PPP Jawa Barat, Rahmat Yasin tersebut.
Dalam memimpin ibu kota, lanjut dia, Basuki tetap harus mengacu pada Undang-Undang (UU) Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Di dalam peraturan itu, Gubernur dan Wagub DKI wajib memiliki etika dan norma dalam menjalankan pemerintahan serta menciptakan stabilitas politik.
Lulung berjanji bakal menjadi mediator antara Basuki dengan anggota DPRD DKI yang tersinggung dengan berbagai pernyataan keras Basuki, terutama anggota fraksi Partai Gerindra.
Basuki dianggap melecehkan DPRD sebagai institusi negara. Hal ini terkait dengan revisi RUU Pilkada, pemilihan kepala daerah oleh DPRD. Basuki menganggap, jika RUU itu disahkan menjadi UU, Kepala Daerah hanya akan menjadi "sapi perah" oleh DPRD.
Selain itu, Lulung dan beberapa anggota DPRD DKI lainnya juga tidak sepakat dengan pernyataan Basuki, yang menyebutkan kepala daerah hanya akan menjadi budak DPRD.
"Kan saya bilang, saya ini orang pertama yang bilang, tidak boleh ada yang melarang Ahok (Basuki) menjadi Gubernur DKI. Karena itu hasil konstitusi," kata Lulung kepada wartawan di sela-sela acara Lebaran Betawi di Lapangan Silang Monas Timur, Jakarta, Minggu (14/9/2014).
Selain itu, Lulung juga merupakan salah satu pihak yang terus mendukung program unggulan Pemprov DKI. Ketua DPW Partai Persatuan Pembangunan (PPP) DKI Jakarta itu mengatakan bakal terus mendukung Pemprov DKI di bawah kepemimpinan Basuki hingga selesai. Oleh karena itu, ia berharap, hubungan antara eksekutif dan legislatif terus terjalin dengan baik.
"Sekarang ini suasananya sudah aman, (Basuki) jangan berkelakar lagi dan mulutnya harus manis-manis (berucap). Pak Ahok itu kan dipilih oleh rakyat (jadi Wagub DKI), lah Haji Lulung (jadi anggota DPRD) dipilih siapa? Rakyat juga kan? Makanya bahasanya harus sama-sama merakyat," kata pria yang pernah terlibat perseteruan dengan mantan Ketua DPW PPP Jawa Barat, Rahmat Yasin tersebut.
Dalam memimpin ibu kota, lanjut dia, Basuki tetap harus mengacu pada Undang-Undang (UU) Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Di dalam peraturan itu, Gubernur dan Wagub DKI wajib memiliki etika dan norma dalam menjalankan pemerintahan serta menciptakan stabilitas politik.
Lulung berjanji bakal menjadi mediator antara Basuki dengan anggota DPRD DKI yang tersinggung dengan berbagai pernyataan keras Basuki, terutama anggota fraksi Partai Gerindra.
Basuki dianggap melecehkan DPRD sebagai institusi negara. Hal ini terkait dengan revisi RUU Pilkada, pemilihan kepala daerah oleh DPRD. Basuki menganggap, jika RUU itu disahkan menjadi UU, Kepala Daerah hanya akan menjadi "sapi perah" oleh DPRD.
Selain itu, Lulung dan beberapa anggota DPRD DKI lainnya juga tidak sepakat dengan pernyataan Basuki, yang menyebutkan kepala daerah hanya akan menjadi budak DPRD.
Alasan Lulung Akrab dengan Ahok
Quote:
JAKARTA, KOMPAS.com - Publik kerap melihat ketidaksepahaman antara anggota DPRD Abraham Lunggana dengan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, tapi tidak untuk hal satu ini. Abraham Lunggana atau yang akrab disapa Lulung itu mendukung penuh langkah Basuki untuk mengusung Ketua DPD Demokrat DKI Jakarta Nachrowi Ramli sebagai calon Wakil Gubernur-nya. Menurut dia, Nachrowi adalah sosok yang paling pantas mendampingi Basuki dalam memimpin ibu kota.
"Sangat setuju (usulan Basuki). Bang Nachrowi itu orang Betawi yang sangat berkompeten, Mayjen TNI bintang dua, dan punya pengalaman di bidang birokrasi, saya mendukung," seloroh Lulung, di Lapangan Silang Monas Timur, Jakarta, Minggu (14/9/2014).
Bahkan, Lulung berencana membujuk Partai Gerindra serta partai lain yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih untuk mengusung Nachrowi. Di Jakarta sendiri, lanjut dia, Partai Demokrat lebih condong untuk bergabung dengan Koalisi Merah Putih. Selain itu, lanjut dia, Nachrowi memiliki hubungan baik dengan seluruh anggota DPRD DKI. Sehingga, ia optimis Partai Gerindra bakal mempertimbangkan Nachrowi sebagai calon Wagub DKI.
"Yang penting nanti Gerindra bisa merekomendasikan Pak Nachrowi. Beliau (Nachrowi) itu cakap, cerdas, pokoknya semua ada di Nachrowi," kata Ketua DPW PPP DKI itu sesumbar.
Sekedar informasi sebelumnya, di hadapan para pengunjung Lebaran Betawi di Monas, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengenalkan Nachrowi Ramli sebagai calon pendampingnya di ibu kota. "Yang terhormat mantan Ketua Bamus Betawi Pak Haji Nachrowi Ramli yang juga menjadi Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta," kata Basuki.
Menurut Basuki, tokoh-tokoh Betawi telah bersepakat mendukung Nachrowi menjadi Wagub DKI. Sebelumnya, Nachrowi juga pernah mencalonkan diri sebagai Wakil Gubernur DKI berpasangan dengan Fauzi Bowo di Pilkada DKI 2012. Basuki mengaku, menjalin hubungan baik dengan Fauzi maupun Nachrowi. Bahkan, setelah pengumuman hasil penghitungan cepat Pilkada 2012, Fauzi dan Nachrowi langsung menelepon Jokowi-Basuki menyampaikan ucapan selamat. Oleh karena itu, ia bakal mengusulkan Nachrowi Ramli sebagai calon Wagub DKI dari Partai Gerindra.
Dukungan untuk Nachrowi agar menjadi calon Wagub DKI juga datang dari mantan Wakil Gubernur DKI Edie Nalapraya. Nachrowi juga dianggap sebagai jalan tengah perdebatan antara PDI-Perjuangan dan Gerindra tentang posisi Wagub. Kata Edi, Nachrowi adalah orang yang gesit dan mampu mengimbangi kinerja Basuki.
Nachrowi juga dianggap dekat dengan masyarakat. Nachrowi juga pernah menjadi mantan calon Wakil Gubernur mendampingi Fauzi Bowo dalam Pilkada DKI 2012 lalu. Hubungan Basuki dengan Nachrowi pernah terangkat saat acara debat kandidat. Saat itu, Nachrowi menyapa Basuki dengan sapaan khas ala Tionghoa. "Haiya Ahok," kata Nachrowi saat itu.
Basuki memiliki tiga sosok calon wagub ideal untuk bersama memimpin ibu kota. Ketiga tokoh itu unggul dalam pengelolaan sebuah kota. Yakni mantan Wali Kota Blitar Djarot Saiful Hidayat, mantan Wali Kota Surabaya Bambang Dwi Hartono, serta Deputi Gubernur bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup DKI Sarwo Handayani. Namun, dua nama yang paling kuat mencuat dalam bursa calon Wagub DKI adalah Ketua DPD PDI-Perjuangan DKI Jakarta Boy Sadikin serta Ketua DPD Gerindra DKI Mohamad Taufik.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah disebutkan, jika kepala daerah terpilih menjadi pejabat lain, maka jabatan kepala daerah otomatis digantikan wakil kepala daerah. Maka, Basuki menggantikan Jokowi sebagai Gubernur DKI.
"Sangat setuju (usulan Basuki). Bang Nachrowi itu orang Betawi yang sangat berkompeten, Mayjen TNI bintang dua, dan punya pengalaman di bidang birokrasi, saya mendukung," seloroh Lulung, di Lapangan Silang Monas Timur, Jakarta, Minggu (14/9/2014).
Bahkan, Lulung berencana membujuk Partai Gerindra serta partai lain yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih untuk mengusung Nachrowi. Di Jakarta sendiri, lanjut dia, Partai Demokrat lebih condong untuk bergabung dengan Koalisi Merah Putih. Selain itu, lanjut dia, Nachrowi memiliki hubungan baik dengan seluruh anggota DPRD DKI. Sehingga, ia optimis Partai Gerindra bakal mempertimbangkan Nachrowi sebagai calon Wagub DKI.
"Yang penting nanti Gerindra bisa merekomendasikan Pak Nachrowi. Beliau (Nachrowi) itu cakap, cerdas, pokoknya semua ada di Nachrowi," kata Ketua DPW PPP DKI itu sesumbar.
Sekedar informasi sebelumnya, di hadapan para pengunjung Lebaran Betawi di Monas, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengenalkan Nachrowi Ramli sebagai calon pendampingnya di ibu kota. "Yang terhormat mantan Ketua Bamus Betawi Pak Haji Nachrowi Ramli yang juga menjadi Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta," kata Basuki.
Menurut Basuki, tokoh-tokoh Betawi telah bersepakat mendukung Nachrowi menjadi Wagub DKI. Sebelumnya, Nachrowi juga pernah mencalonkan diri sebagai Wakil Gubernur DKI berpasangan dengan Fauzi Bowo di Pilkada DKI 2012. Basuki mengaku, menjalin hubungan baik dengan Fauzi maupun Nachrowi. Bahkan, setelah pengumuman hasil penghitungan cepat Pilkada 2012, Fauzi dan Nachrowi langsung menelepon Jokowi-Basuki menyampaikan ucapan selamat. Oleh karena itu, ia bakal mengusulkan Nachrowi Ramli sebagai calon Wagub DKI dari Partai Gerindra.
Dukungan untuk Nachrowi agar menjadi calon Wagub DKI juga datang dari mantan Wakil Gubernur DKI Edie Nalapraya. Nachrowi juga dianggap sebagai jalan tengah perdebatan antara PDI-Perjuangan dan Gerindra tentang posisi Wagub. Kata Edi, Nachrowi adalah orang yang gesit dan mampu mengimbangi kinerja Basuki.
Nachrowi juga dianggap dekat dengan masyarakat. Nachrowi juga pernah menjadi mantan calon Wakil Gubernur mendampingi Fauzi Bowo dalam Pilkada DKI 2012 lalu. Hubungan Basuki dengan Nachrowi pernah terangkat saat acara debat kandidat. Saat itu, Nachrowi menyapa Basuki dengan sapaan khas ala Tionghoa. "Haiya Ahok," kata Nachrowi saat itu.
Basuki memiliki tiga sosok calon wagub ideal untuk bersama memimpin ibu kota. Ketiga tokoh itu unggul dalam pengelolaan sebuah kota. Yakni mantan Wali Kota Blitar Djarot Saiful Hidayat, mantan Wali Kota Surabaya Bambang Dwi Hartono, serta Deputi Gubernur bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup DKI Sarwo Handayani. Namun, dua nama yang paling kuat mencuat dalam bursa calon Wagub DKI adalah Ketua DPD PDI-Perjuangan DKI Jakarta Boy Sadikin serta Ketua DPD Gerindra DKI Mohamad Taufik.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah disebutkan, jika kepala daerah terpilih menjadi pejabat lain, maka jabatan kepala daerah otomatis digantikan wakil kepala daerah. Maka, Basuki menggantikan Jokowi sebagai Gubernur DKI.
![[Gak Salah Baca?] Lulung: Tak Boleh Ada Orang yang Halangi Ahok Jadi Gubernur DKI](https://s.kaskus.id/images/2014/09/16/630594_20140916102032.jpg)
Nacrowi Ramli: Tuhan Izinkan Saya Dampingi Ahok
Quote:
TRIBUNNEWS.COM - Ketua DPD Demokrat DKI Jakarta Nachrowi Ramli tampak semringah mengetahui Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyebutnya sebagai calon wakil gubernur DKI kelak. Bahkan, dia optimistis bakal dicalonkan meskipun bukan berasal dari PDI-Perjuangan dan Gerindra.
"Alhamdulillah, terima kasih Tuhan. Terima kasih Pak Ahok (panggilan Basuki), Tuhan mengizinkan saya membangun Jakarta mendampingi Pak Ahok," kata pria yang akrab disapa Nara itu sesumbar, di Lapangan Silang Monas Timur, Jakarta, Minggu (14/9/2014).
Untuk diusulkan menjadi calon Wakil Gubernur, lanjut dia, akan ada beberapa prosedur yang harus dilalui. Terlebih, ia menduduki posisi penting di Partai Demokrat. Untuk menjadi calon wakil gubernur, harus sesuai kesepakatan dua partai.
Selain itu, Basuki juga harus menyetujui dua nama tersebut. Setelah itu, dua nama calon Wagub DKI diusulkan dan dipilih melalui voting anggota DPRD DKI Jakarta.
Meski kalah dalam Pilkada DKI 2012, Nachrowi yang sebelumnya menjadi calon Wakil Gubernur DKI pendamping Fauzi Bowo itu mengklaim selalu mendukung program unggulan Pemprov DKI. Sehingga, ia sangat siap jika Partai Gerindra maupun PDI-P mengusulkannya sebagai calon Wagub DKI.
"Sekali lagi, untuk kemajuan Jakarta saya siap (menjadi Wagub DKI). Hubungan saya dengan Pak Ahok, Alhamdulillah baik, dengan Pak Taufik (Ketua DPD Gerindra DKI) baik, Pak Prabowo (Ketua Dewan Pembina Gerindra) baik, dan dengan Pak Prasetyo (Wakil Ketua DPD PDI-P DKI) juga baik," kata Basuki.
Dahulu, hubungan Basuki dengan Nachrowi pernah terangkat saat acara debat kandidat. Saat itu, Nachrowi menyapa Basuki dengan sapaan khas ala Tionghoa, "Haiya Ahok".
Menanggapi hal itu, Nachrowi menganggap hanya masa lalu. Saat Jokowi-Basuki dilantik menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI, Nachrowi mengklaim ia bersama Bamus Betawi terus mendukung Pemprov DKI.
"Memang yang boleh (mengusulkan cawagub) hanya Gerindra dan PDI-P, Pak Ahok yang meneken usulan itu. Tidak ada yang tidak mungkin lah di dunia ini," seloroh Nachrowi.
"Alhamdulillah, terima kasih Tuhan. Terima kasih Pak Ahok (panggilan Basuki), Tuhan mengizinkan saya membangun Jakarta mendampingi Pak Ahok," kata pria yang akrab disapa Nara itu sesumbar, di Lapangan Silang Monas Timur, Jakarta, Minggu (14/9/2014).
Untuk diusulkan menjadi calon Wakil Gubernur, lanjut dia, akan ada beberapa prosedur yang harus dilalui. Terlebih, ia menduduki posisi penting di Partai Demokrat. Untuk menjadi calon wakil gubernur, harus sesuai kesepakatan dua partai.
Selain itu, Basuki juga harus menyetujui dua nama tersebut. Setelah itu, dua nama calon Wagub DKI diusulkan dan dipilih melalui voting anggota DPRD DKI Jakarta.
Meski kalah dalam Pilkada DKI 2012, Nachrowi yang sebelumnya menjadi calon Wakil Gubernur DKI pendamping Fauzi Bowo itu mengklaim selalu mendukung program unggulan Pemprov DKI. Sehingga, ia sangat siap jika Partai Gerindra maupun PDI-P mengusulkannya sebagai calon Wagub DKI.
"Sekali lagi, untuk kemajuan Jakarta saya siap (menjadi Wagub DKI). Hubungan saya dengan Pak Ahok, Alhamdulillah baik, dengan Pak Taufik (Ketua DPD Gerindra DKI) baik, Pak Prabowo (Ketua Dewan Pembina Gerindra) baik, dan dengan Pak Prasetyo (Wakil Ketua DPD PDI-P DKI) juga baik," kata Basuki.
Dahulu, hubungan Basuki dengan Nachrowi pernah terangkat saat acara debat kandidat. Saat itu, Nachrowi menyapa Basuki dengan sapaan khas ala Tionghoa, "Haiya Ahok".
Menanggapi hal itu, Nachrowi menganggap hanya masa lalu. Saat Jokowi-Basuki dilantik menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI, Nachrowi mengklaim ia bersama Bamus Betawi terus mendukung Pemprov DKI.
"Memang yang boleh (mengusulkan cawagub) hanya Gerindra dan PDI-P, Pak Ahok yang meneken usulan itu. Tidak ada yang tidak mungkin lah di dunia ini," seloroh Nachrowi.
Spoiler for sumber:
http://www.tribunnews.com/metropolitan/2014/09/15/lulung-tak-boleh-ada-orang-yang-halangi-ahok-jadi-gubernur-dki
http://megapolitan.kompas.com/read/2...campaign=Kknwp
http://megapolitan.kompas.com/read/2...campaign=Kknwp
Ternyata Lulung mo "baikan" ama ko Ahok, Ada udang di balik lambo

Diubah oleh simplysimple 16-09-2014 03:22
0
19K
Kutip
224
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan