Ini langkah perawatan paling standar, tapi ampuh banget. Gunanya untuk melindungi buku kita dari debu. Selain itu, menjaga agar ujung buku kamu nggak ‘tergerus oleh usia’ (sering kan liat buku lama yang ujung sikunya tidak lancip lagi, bahkan malah jadi agak membulat?).
Pemilihan bahan sampulnya pun harus diperhatikan. Jangan memakai bahan plastik lengket yang bisa membuat buku-bukumu menempel satu sama lain. Sebaiknya gunakan sampul berbahan plastik biasa yang agak tebal, atau plastik berbahan doff.

Caramu menyusun buku di lemari pun harus diperhatikan. Susunlah buku dengan posisi berdiri, bukan ditumpuk. Posisi berdiri memungkinkan udara untuk masuk ke sela-sela lembaran buku. Di sisi lain, sirkulasi udara akan terganggu jika buku-buku bertumpuk (karena saling menghimpit satu sama lain).Kalau kamu sudah menyusun buku di lemari dalam posisi berdiri, berikanlah sedikit ruang kosong supaya ujung-ujungnya jadi nggak terhimpit juga, ya. Cukup selebar setengah sampai satu senti, kok.

Melipat dan menekuk buku adalah opsi paling praktis untuk menandai halaman yang terakhir kali kita baca. Tapi buku itu nggak sama kayak baju yang sekali dilipat, bekasnya bisa dihilangkan dengan setrika, lho. Sayang kan kalau bukumu jadi rusak karena ada bekas lipatan dan tekukan? Jadi pakailah pembatas buku. Kertas bekas tanggalan dan kartu nggak terpakai juga bisa kamu pakai sebagai pembatas buku murah meriah, lho.

Buku nggak bisa hanya dibiarkan bertahun-tahun di lemari, lho. Jika lemari bukumu terbuka—baik bagian depan maupun belakangnya—ini rawan kena debu, bahkan ditumbuhi sarang laba-laba. Hiiiy, geli! Sirkulasi udara untuk ‘kesehatan’ bukumu pun kurang baik jika terlalu lama dipendam di lemari.
Karena itu penting banget untuk mengeluarkan buku-bukumu. Bersihkan debu-debu yang menempel dan biarkan bukumu ‘bernapas’ selama seharian di luar lemari. Mengeluarkan buku dapat dilakukan satu-dua bulan sekali, atau mencicil tiap minggu kalau buku koleksimu jumlahnya ada ribuan.