- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
[ Hiburan ] : Kisah Nyata Yang Diangkat ke Layar Lebar era 70an-90an


TS
koboikibot29
[ Hiburan ] : Kisah Nyata Yang Diangkat ke Layar Lebar era 70an-90an
![[ Hiburan ] : Kisah Nyata Yang Diangkat ke Layar Lebar era 70an-90an](https://s.kaskus.id/images/2014/09/11/5260702_20140911080945.png)
Selamat datang kembali buat Kaskuser, kali ini ijinkan saya berbagi tentang Film Indonesia yang diangkat ke layar lebar pada era 70an sampai 90an, apa aja itu silahkan simak dibawah, sebelumnya ane jamin pasti trenyuh jika liat film ini lagi

1. Arie Hanggara
Arie Hanggara (Film 1992) adalah sebuah Film Indonesia garapan sutradara Frank Rorimpandey. Film ini dibintangi antara lain oleh Deddy Mizwar, Joice Erna dan Cok Simbara
Spoiler for Credit dan Isi Cerita:
Credit :
Sutradara = Frank Rorimpandey
Produser = PT Manggala Perkasa Film
Penulis = Arswendo Atmowiloto
Pemeran = Deddy Mizwar, Ferry Octora, Lia Chaidir, Poppy Mercury, Broery Marantika, Zaenal Abidin
Musik = Idris Sardi
Spotlight Versi Layar Lebar :
![[ Hiburan ] : Kisah Nyata Yang Diangkat ke Layar Lebar era 70an-90an](https://s.kaskus.id/images/2014/09/14/5260702_20140914012729.png)
Spotlight Versi Kaset Pita :
![[ Hiburan ] : Kisah Nyata Yang Diangkat ke Layar Lebar era 70an-90an](https://s.kaskus.id/images/2014/09/14/5260702_20140914012837.jpg)
Isi Cerita :
Film ini menceritakan tentang kisah nyata setelah warga Jakarta dihebohkan kasus meninggalnya seorang bocah 8 tahun bernama Arie Hanggara akibat penyiksaan orang tuanya. Media massa meliput penuh gempita kabar ini.
Film ini berkisah tentang seorang penganggur kelas berat bernama Tino Ridwan (Deddy Mizwar). Sifatnya yang pemalas, tukang janji kelas kakap, dan pembuat anak yang kuat menyebabkan saudara dari pihak istrinya menggunjinginya sebagai pejantan yang hanya kuat membuat anak.
Karena tak punya kerjaan dan disertai dengan harga diri yang tinggi, sementara Jakarta meminta terlalu banyak, bersiteganglah si Tino dengan istrinya. Sang istri kembali ke Depok dan Tino menitipkan anak-anaknya ke rumah neneknya untuk kemudian diambil lagi sewaktu dia sudah hidup bersama dengan pacarnya, Santi (Joice Erna) secara kumpul kebo.
Di rumah kontrakan kecil ini hiduplah lima orang manusia. Tino dan Santi serta tiga anak Tino dari istri pertamanya: Anggi (tertua), Arie, dan Andi (si kecil).
Tino sadar betul dengan profesinya sebagai penganggur. Dia pun sehabis mengantar istri ke kantor, dia melamar kerja di sana dan di sini. Tapi tidak dapat-dapat juga. Teman-teman dihubungi, tapi semuanya menolak. Padahal di rumah rokoknya terus mengebul dan omongannya juga besar.
Santi sudah mulai cerewet, kerja tidak didapatkan juga, anak-anak di rumah kian membandel saja. Oleh karena ini semua Tino selalu menetapkan aturan yang keras kepada anaknya. Apa saja harus diatur. Tapi Arie Hanggara, si anak kedua ini, selalu membandel dengan aturan ini. Wajah Yan Cherry Budiono yang memerankan Arie ini memang wajah memelas. Sosoknya pendiam. Tapi diamnya Arie adalah diam yang meresahkan Tino.
Tino sebetulnya sayang dengan anak ini. Santi demikian juga adanya. Namun Santi mulai cerewet dan menyindir-nyindir Tino atas kenakalan anak-anaknya. Lama-lama dia mulai jengkel, terutama kepada Arie. Mula-mula kalau semuanya berkumpul di meja makan malam hari, Tino sudah memperingati dan memaklumkan aturan supaya jangan nakal dan jangan nakal.
Akan tetapi Arie Hanggara tetap membandel dengan aturan itu. Awalnya dipukuli, Arie masih mengaduh, tapi lama-lama anak ini menjadi adiktif dan seperti meminta untuk dihukum. Lantaran takut melanggar, Arie sering berbohong.
Di sekolah, Arie jadi pendiam, asosial, dan jadi senang mengincar dompet teman-temannya. Maka jadi bulan-bulananlah dia.
Karena merasa sakit perilaku Arie sudah tak bisa diobati di sekolah SD Negeri, Tino pun berencana membawa si Arie ke pesanntren di Jawa Timur.
Tapi sayang sebelum dia dibawa ke pesantren, dia harus melakukan kesalahan lagi. Tapi kali ini kesalahan kakaknya. Tapi Arie mengaku bahwa dialah yang melakukannya. Bahkan dia minta digantung saja atau tangan diikat saja supaya tak nakal lagi. Sementara Arie diikat, dua saudaranya yang lain memberinya makan diam-diam.
Tugas Arie di hari kedua sebelum kematian adalah membersihkan kamar mandi. Tapi Arie malas-malasan. Arie dipanggil. Arie maju ke hadapannya. Bergeraklah tangan si Tino penganggur ini ke pantat. Dihukumlah anak ini berdiri jongkok. Kakak dan adiknya melihat Arie yang terhuyung-huyung ngantuk sambil memeluk lutut di lantai menjalani hukuman yang mestinya tak boleh ditanggungnya. Ia tak boleh makan, adik dan kakaknyalah yang diam-diam memberinya biskuit. Tatkala mereka menawarkan diri memberi Arie minum, Arie menolak. Dan malapetaka itu pun terjadi.
Santi pada malam malapetaka dan besoknya Arie dan Tino akan berangkat ke Jatim itu masih manis menasehati Arie untuk minta maaf saja dengan Tino, ayahnya. Tapi Arie tak melakukannya, malah dibilangnya pada ibu tirinya itu, dia lebih baik dihukum terus saja. Maka menyambarlah tangan Santi yang mendorong Arie ke dinding. Tino berdiri dan menggampar pantat kecil anak malang ini sementara Santi duduk sambil menjahit di ruang makan. Mata Arie yang lebam kebiruan memandang sendu bapaknya. Tak tahan memandang mata anak itu, diambilnya tongkat sapu. Diganyangnya pantat itu dengan pukulan bertalu-talu. Menjeritlah Santi melihat ulah Tino. Anak ini tidak mau lagi menangis. Menatap bapaknya dengan sangat tajam, tapi raut wajah dingin yang mengerikan. Lalu dengan kesal dan kalap satu tamparan keras menghantam pipi kiri Arie dan terjungkallah ia ke lantai. Lalu Tino memberinya air minum. Arie tetap di dekat tembok menjalani hukuman. Mereka sempat pelukan dan suara Tino sudah mengendur. Mungkin capek menghadapi sikap Arie yang dingin, patuh, tapi kepatuhan yang melawan. Dan Arie minta minum lagi. Tapi Tino mengancam, setelah dia diberi minum, tidak boleh lagi minum tanpa seizinnya. Arie pun dengan datar berjanji untuk tak minum lagi.
Mungkin karena jiwa anak ini sudah mau bunuh diri di tangan ayahnya sendiri, dia melanggar lagi sabda si penganggur ini. Dia mengambil air minum, tapi gesekan gelasnya didengar oleh Tino. Tino bangun dan lupa bahwa mereka besok mau ke pesantren. Dia kalap. Arie, anak malang ini, harus menjadi santapan kemarahan jam dua dini hari itu. Tak ada teriakan. Tak ada rintihan. Tak ada apapun keluar dari mulut anak yang sudah mencium bau kematian sejak 6 November ini yang bahkan satu jam sebelum kematiannya dia sudah berpesan kepada dua saudaranya bahwa ia akan pergi dengan sangat jauh. Arie terjatuh di lantai. Paniknya Tino dan Santi subuh itu melihat anak itu dan membawanya ke RS dalam kondisi yang sebetulnya sudah tak bernyawa.
Ada raut sesal berkecamuk di hati Tino. Matanya bersimbah air mata melihat Arie terbujur kaku di atas ranjang roda berkain putih yang ditarik perawat putih-putih menuju dunia putihnya. Tapi apa boleh buat. Arie sudah tiada. Arie, si anak malang yang sudah mencium bau kematiannya itu meninggal di dinding penghukumannya.
Kemudian kedua orang tua Arie dipenjara tanpa diberikan grasi oleh presiden karena sudah menyiksa anak mereka sendiri & akhirnya mereka dijatuhi hukuman mati. Kakak & adik Arie menyesal seumur hidup karena Arie Hanggara sudah meninggal dunia, kemudian mereka diusir dari perkampungan tempat mereka tinggal.
Lalu koran-koran ibukota terbit sore pun menulis dengan besar di halaman depan kematian tragis bocah malang Arie Hanggara. Arie adalah korban dari perceraian orang tuanya.
Sumber : Wikipedia
2. Tragedi Bintaro
Tragedi Bintaro adalah film Indonesia bergenre drama tragedi yang diproduksi pada tahun 1989 dan disutradarai oleh Buce Malawau. Film ini dibintangi antara lain oleh Roldiah Matulessy, Ferry Octora, dan Lia Chaidir. Film ini diangkat dari kisah nyata seorang korban kecelakaan kereta api Tragedi Bintaro pada tanggal 19 Oktober 1987.
Spoiler for Credit dan Isi Cerita:
Credit :
Sutradara = Buce Malawau
Produser = Bucuk Suharto
Penulis = Marselli
Pemeran = Roldiah Matulessy, Ferry Octora, Lia Chaidir, Asrul Zulmi, Aspar Paturusi, Nyoman Ayu Lenora, Cynthia Fransiska, Ferry Iskandar, Andi Hermawan, Yoga Pratama
Distributor Safari Sinar Sakti Film
Tanggal rilis 1989
![[ Hiburan ] : Kisah Nyata Yang Diangkat ke Layar Lebar era 70an-90an](https://s.kaskus.id/images/2014/09/14/5260702_20140914013659.jpg)
Isi Cerita:
Juned (Fery Octora) tinggal bersama neneknya, Minah (Roldiah Matulessy) dan keempat saudaranya di perkampungan padat Jakarta. Kedua orang tua Juned sudah pisah rumah akibat ketidak cocokan. Nenek Minah mengasuh lima orang cucu sekaligus sehingga nenek minah bekerja apa saja untuk menyambung hidup dari menjadi tukang pijat hingga tukang cuci pakaian meski kadang tidak bersih hasil cuciannya. Kedua orang tuanya meski belum bercerai akan tetapi sudah berpisah. Ibu Juned (Lia Chaidir) bekerja di konveksi yang sesekali datang kerumah nenek, sedangkan Bapaknya Efendi (Asrul Zulmy) bekerja di bengkel. Akibat keegoan kedua orangtuanya, Juned dan saudara-saudaranya menjadi korban.
Adegan dibuka dengan Juned bersama temannya menyusuri rel kereta api sambil membicarakan isu Koran Sinar Harapan yang akan dibredel. Seperti layaknya bocah, anak-anak Fendi biasa bercanda dan berkelahi dengan sesama saudaranya. Mulyadi kakak Juned misalnya sering bersalah paham dengan Juned. Sementara itu, meskipun Juned anak kedua, tetapi ia mempunyai tanggung jawab yang tinggi. Ia berjualan koran. Sedikit demi sedikit Juned menabung hasil penjualan korannya dalam celengan.
Sementara itu, di sekolah Mulyadi tidak boleh masuk kelas karena menunggak uang sekolah selama 4 bulan, melihat itu Juned menyuruh Mulyadi untuk meminta uang pada bapaknya, akan tetapi bapaknya tidak memberinya uang dengan alasan tidak punya uang, bahkan menyuruh Mulyadi untuk tidak datang-datang lagi. Juned yang cerdas akhirnya menemui bapaknya di bengkel untuk meminta uang, tapi tidak diberi dengan alasan belum gajian, akhirnya Juned ngambek dan lari meninggalkan bapaknya. Bapaknya mengejarnya dan akhirnya memberinya uang, yang ternyata uang itu adalah untuk kakaknya Mulyadi yang belum membayar uang sekolah. Mengetahui itu nenek Minah menjadi kesal pada Juned, karena dianggapnya itu atas suruhan neneknya.
Merasa hidupnya makin susah di Jakarta, Nenek Minah mengajak cucu-cucunya untuk pindah ke desa. Nenek minah akan membawa cucu-cucunya berangkat dahulu sementara ibunya Juned disuruh menyusul kemudian. Sementara itu, di perempatan tempat Juned menjual koran, temannya memberi tahu kalau Bapaknya sedang makan di restoran bersama seorang perempuan. Juned yang bergaya kocak, menghampiri bapaknya dan langsung meminta uang, melihat itu Juned mengira kalau itu pacar bapaknya meski dengan gaya yang kocak, akan tetapi kata-kata yang Juned lontarkan mengena di bapaknya. Begitu sampai di rumah nenek Minah, Juned langsung memberi tahu neneknya kalau ia habis ketemu bapaknya dengan seorang wanita tanpa mengetahui kalau ibunya berada di dalam sedang sakit. Mengetahui ibunya sakit, Juned membuka celengan dan menyuruh neneknya membawa ibunya berobat.
Malamnya Juned pergi ke kontrakkan Bapaknya untuk memberitahu kalau ia dan neneknya akan pindah ke desa sehingga tidak merepotkan bapaknya lagi. Juned juga meminta uang ganti pada Bapaknya karena uang Juned yang ditabungan habis dipakai untuk berobat ibunya, tetapi tidak langsung diganti.
Sekali waktu, Efendi mengajak anak-anaknya untuk berlibur ke Dunia Fantasi dan bermain-main, tetapi tanpa kehadiran Juned. Begitu pulang dari jalan-jalan, Efendi membagi-bagikan hadiah pada anak-anaknya, juga uang untuk nenek. Hadiah Efendi untuk Juned tidak jadi diberikan karena Juned belum pulang sehingga hadiah itu dibawa pulang kembali oleh Efendi untuk disimpan dan diberikan langsung pada Juned.
Persiapan nenek Minah untuk pulang kedesa dari hari kehari selalu dipersiapkan. Demikian juga Juned yang selalu cerita pada Memet, temannya sesama penjual koran. Menurut rencana, ibunya akan pulang belakangan sedangkan nenek Minah pulang duluan membawa cucunya. Anak-anak memakai hadiah yang diberikan bapaknya untuk pulang, kecuali Juned yang hadiahnya belum diberikan sehingga Juned uring-uringan. Mulyadi berusaha menenangkannya.
Begitu Subuh tiba, nenek Minah bersiap-siap untuk ke stasiun setelah sebelumnya berpamitan pada pak haji pemilik kontrakan. Efendi menyusul kerumah kontrakan Nenek Minah dan hanya bertemu dengan Pak Haji karena nenek dan anak-anak sudah berangkat ke stasiun. Akhirnya dengan memacu mobilnya, Efendi menyusul ke stasiun. Sementara di gerbong kereta Juned masih uring-uringan karena belum diberi hadiah oleh bapaknya. Juned menunggu-nunggu bapaknya yang tidak datang-datang hingga akhirnya dengan setengah terpaksa Juned naik kereta.
Begitu kereta berjalan pelan, Efendi telah sampai di stasiun dan langsung mengejar di mana anak-anaknya berada untuk memberikan hadiah Juned lewat jendela. Akan tetapi kereta yang telah berjalan dan besarnya bungkusan yang diberikan tidak bisa masuk lewat jendela, akhirnya Juned pun tidak menerima hadiah tersebut. Juned menangis karena hadiah itu tidak bisa ia terima.
Di tengah perjalanan pada km ±18.75 dari arah yang berlawanan, muncul kereta lain yang sarat dengan penumpang pada rel yang sama. Akhirnya terjadilah tabrakan maut antara dua kereta yang menyebabkan timbulnya korban jiwa. Juned yang terjepit berteriak memanggil neneknya, sedangkan Mulyadi berusaha memanggil-manggil bapaknya. Seluruh keluarga nenek Minah tewas dalam kecelakaan maut tersebut, hanya tersisa Juned. Tangisan dan teriakan histeris mewarnai kecelakaan maut tersebut, darah dimana-mana.
Sementara itu Efendi akhirnya mengetahui kecelakaan itu setelah ditelepon dan langsung ke rumah sakit untuk melihat jasad keluarganya. Keberadaan Juned yang terjepit akhirnya dapat dikeluarkan, dan di rumah sakit kedua orang tua Juned akhirnya dipersatukan olehnya. Juned menyuruh kedua orangtuanya untuk berbaikan.
Di akhir kisah, muncullah Juned yang sebenarnya di rel kereta api dengan memakai penyangga kaki, karena kaki yang kiri harus diamputasi. Juned adalah salah seorang korban musibah tabrakan kereta api di Bintaro. “Sayalah Juned salah seorang korban musibah tabrakan kereta api di Bintaro, saya berterima kasih karena kisah kami sekeluarga diangkat kelayar putih lewat film ini, moga-moga ada hikmahnya bagi kita semua” demikian kata-kata Juned yang asli di akhir kisah.
Sumber : Wikipedia
3. Ratapan Anak Tiri (film 1973)
Ratapan Anak Tiri adalah film Indonesia yang yang dirilis pada tahun 1973 dengan disutradarai oleh Sandy Suwardi Hassan. Film ini dibintangi antara lain oleh Faradilla Sandy dan Soekarno M. Noor.
Spoiler for Credit dan Isi:
Credit :
Sutradara = Sandy Suwardi Hassan
Produser = Alex Dial
Pemeran = Soekarno M. Noor, Faradilla Sandy, Tanty Yosepha, Bambang Irawan, Dewi Rosaria Indah, Roldiah Matulessy, Tatiek Tamsil
Musik = A. Ryanto
Distributor = PT. Matari Artis Jaya Film
![[ Hiburan ] : Kisah Nyata Yang Diangkat ke Layar Lebar era 70an-90an](https://s.kaskus.id/images/2014/09/14/5260702_20140914014407.png)
Isi Cerita :
Karena melanggar larangan dokter untuk hamil lagi, akhirnya isteri Yuwono meninggal saat mengandung anak ketiga. Yuwono lalu kimpoi dengan gadis bawahannya Ningsih ( Tanty Josepha). Harun (Bambang Irawan) teman sekantor Yuwono yang juga menaruh hati pada Ningsih, membalas dendam dengan memalsukan laporan keuangan Yuwono sehingga Yuwono masuk penjara.
Harun juga memengaruhi kedudukan Ningsih sebagai ibu tiri, membuat Ningsih berbuat kejam terhadap kedua anak tirinya Netty (Dewi Rosaria Indah) dan Susy (Faradilla Sandy). Perlakuan kejam ibu tirinya membuat kedua anak itu kemudian meninggalkan rumah mencari ayahnya di tahanan.
Sementara itu karena Yuwono terbukti tidak bersalah, akhirnya dibebaskan. Namun sesampai di rumah tidak menemui kedua anaknya. Yuwono berkeliling Jakarta mencari cari Netty dan Susy untuk akhirnya berjumpa
Sumber : Wikipedia
Eniwe, Film diatas mengangkat sebuah kisah nyata dari Sebuah Keluarga
Buat kaskuser yang lahir pada jaman 90an pasti akan kembali kemasa itu dmana hiburan perfilman kita selalu mengangkat hal-hal yang terjadi dimasa itu dan bisa dijadikan momentum bahwa Keluarga itu Penting.
Thanks Buat Kaskus juga Kaskuser yang udah Mampir


Diubah oleh koboikibot29 14-09-2014 02:04
0
10.7K
Kutip
35
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan