- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
(POLISI merencanakan pembunuhan) Membela gereja riduan tewas


TS
p4ncasila
(POLISI merencanakan pembunuhan) Membela gereja riduan tewas
Riduan Tewas Diterjang Peluru Polisi
MedanBisnis - Medan . Diduga sebagai salah satu pelaku perusakan gubuk di lahan sengketa seluas ± 1 hektare di kawasan Jalan Djamin Ginting Medan, Riduan Surbakti (42), warga Jalan Parang I, Kelurahan Kuala Bekala, Kecamatan Medan Johor, tewas setelah peluru polisi menerjang pangkal paha dan perutnya. Sebelumnya, dia sempat memberitahu istrinya bahwa dirinya diancaman akan dibunuh.
Berdasarkan informasi yang diperoleh MedanBisnis dari keluarganya, Kamis (11/9/2014) siang, bertepatan acara persemayaman Riduan di Jambur Halilintar, Jalan Djamin Ginting Medan, kematian Riduan menyisakan sejumlah kejanggalan dan keluarga merasa polisi bertindak semamunya tanpa memberitahu secara jelas kasus yang melibatkan Riduan.
Istri Riduan, Leni boru Ginting (34), kepada sejumlah wartawan di sela-sela acara adat sebelum prosesi pemakaman menjelaskan, suaminya itu sempat berpesan padanya agar tidak keluar rumah dan menjaga kedua anak mereka karena dirinya mendapat ancaman akan dibunuh oleh seseorang bermarga Sitepu melalui pesan singkat ke telepon selulernya.
"Nggak tau masalahnya apa, tapi berapa hari sebelum ditembak itu dia sempat bilang, 'aku diancam mau dibunuh, jangan keluar rumah kau, anakmu juga kau jaga-jaga. Aku dapat SMS mau dibunuh sama orang marga Sitepu', gitu katanya. Habis itu, berapa hari, datanglah berapa orang polisi nyari dia tapi nggak jumpa. Rupanya, nggak lama udah itu, kejadiannya," ungkap Leni.
Sedangkan adik Riduan, Dian Surbakti (40), juga menceritakan, sebelum ditemukan tewas dengan luka tembak di pangkal paha kanan belakang dan perut di dalam areal proyek pembangunan perumahan, Jalan Sedap Malam III, Rabu (10/9) dini hari, abangnya itu sempat dicari pihak kepolisian Polsekta Delitua dengan tuduhan terlibat perusakan gubuk di lahan sengketa.
Menurut Dian, Riduan setahu keluarga memang sempat dipercaya pihak gereja di tengah lahan tersebut untuk mempertahankan lahan sengketa yang telah lama disengketakan itu. "Memang sempat dia diminta gereja GBI mempertahankan lahan sengketa itu karena mau direbut beberapa pihak. Jadi, karena tuduhan membakar gubuk, dia dicari polisi. Sempat tiga kali polisi ke rumah nyari dia, tapi nggak jumpa. Terakhir, Selasa (9/9-red) jam 23.00 WIB dia keluar rumah, di situlah dia dikejar empat polisi, terus ditembak sampai mati. Kalau memang dia terlibat kenapa mesti sampai mati? Penjelasan polisi pun sama keluarga nggak jelas," katanya.
Ditambahkan Dian, pihak keluarga merasa keberatan dan akan membawa persoalan itu ke jalur hukum. Sementara sejumlah sanak saudara Riduan yang menyaksikan peristiwa tewasnya Riduan mengatakan, polisi sempat mengeluarkan tiga kali tembakan dan mengejar Riduan yang lari ke areal proyek pembangunan perumahan di Jalan Sedap Malam III Medan.
"Malam itu dia beli Aqua di kedai, tiba-tiba dikejar empat polisi naik mobil Kijang di Jalan Sedap Malam I. Dia lari masuk ke perumahan belum jadi di Sedap Malam III, lompat tembok, habis itu kami dengar tiga tembakan, yang satu suaranya pelan. Nggak lama makin ramai polisi sama kepling masuk ke perumahan itu, membawa dia dengan kondisi udah meninggal karena lama kali baru dikasih tau kepling," papar Rendy (24), sepupu Riduan yang menjadi saksi mata peristiwa tersebut.
Sementara itu Kapolresta Medan Kombes Pol Nico Afinta didampingi Kanit Reskrim Polsekta Delitua Iptu Martualessi, menyatakan Riduan ditembak saat melarikan diri karena transaksi sabu-sabu. Menurutnya, dari Riduan polisi menyita kertas timah berisi sabu-sabu paket kecil.
"Korban terpaksa kami tembak karena berusaha melarikan diri saat penangkapan karena diduga sebagai pelaku perusakan. Saat penembakan paha korban terkena peluru hingga tembus sampai ke atas. Kemudian korban kembali berlari hingga akhirnya berhenti di depan salah satu rumah warga. Korban kehilangan banyak darah hingga akhirnya meninggal dunia," tandas Kapolresta Medan. (abimanyu)
http://medanbisnisdaily.com/news/rea.../#.VBMSL2PQtdY
membangun gubuk di lahan gereja di bakar malah jadi tersangka si pembakar, yang bangun gubuk siapa ??
nyerbu rame rame 1 orang kok malah pake tembakan , ke paha kok bisa tembus dada ya ???
Parah ni polisi ! , sang preman mati dalam keadaan membela agama (tempat ibadah umat nasrani )
Maling uang negara tu yg di tembak mati !!
Perampok nembak Maling
MedanBisnis - Medan . Diduga sebagai salah satu pelaku perusakan gubuk di lahan sengketa seluas ± 1 hektare di kawasan Jalan Djamin Ginting Medan, Riduan Surbakti (42), warga Jalan Parang I, Kelurahan Kuala Bekala, Kecamatan Medan Johor, tewas setelah peluru polisi menerjang pangkal paha dan perutnya. Sebelumnya, dia sempat memberitahu istrinya bahwa dirinya diancaman akan dibunuh.
Berdasarkan informasi yang diperoleh MedanBisnis dari keluarganya, Kamis (11/9/2014) siang, bertepatan acara persemayaman Riduan di Jambur Halilintar, Jalan Djamin Ginting Medan, kematian Riduan menyisakan sejumlah kejanggalan dan keluarga merasa polisi bertindak semamunya tanpa memberitahu secara jelas kasus yang melibatkan Riduan.
Istri Riduan, Leni boru Ginting (34), kepada sejumlah wartawan di sela-sela acara adat sebelum prosesi pemakaman menjelaskan, suaminya itu sempat berpesan padanya agar tidak keluar rumah dan menjaga kedua anak mereka karena dirinya mendapat ancaman akan dibunuh oleh seseorang bermarga Sitepu melalui pesan singkat ke telepon selulernya.
"Nggak tau masalahnya apa, tapi berapa hari sebelum ditembak itu dia sempat bilang, 'aku diancam mau dibunuh, jangan keluar rumah kau, anakmu juga kau jaga-jaga. Aku dapat SMS mau dibunuh sama orang marga Sitepu', gitu katanya. Habis itu, berapa hari, datanglah berapa orang polisi nyari dia tapi nggak jumpa. Rupanya, nggak lama udah itu, kejadiannya," ungkap Leni.
Sedangkan adik Riduan, Dian Surbakti (40), juga menceritakan, sebelum ditemukan tewas dengan luka tembak di pangkal paha kanan belakang dan perut di dalam areal proyek pembangunan perumahan, Jalan Sedap Malam III, Rabu (10/9) dini hari, abangnya itu sempat dicari pihak kepolisian Polsekta Delitua dengan tuduhan terlibat perusakan gubuk di lahan sengketa.
Menurut Dian, Riduan setahu keluarga memang sempat dipercaya pihak gereja di tengah lahan tersebut untuk mempertahankan lahan sengketa yang telah lama disengketakan itu. "Memang sempat dia diminta gereja GBI mempertahankan lahan sengketa itu karena mau direbut beberapa pihak. Jadi, karena tuduhan membakar gubuk, dia dicari polisi. Sempat tiga kali polisi ke rumah nyari dia, tapi nggak jumpa. Terakhir, Selasa (9/9-red) jam 23.00 WIB dia keluar rumah, di situlah dia dikejar empat polisi, terus ditembak sampai mati. Kalau memang dia terlibat kenapa mesti sampai mati? Penjelasan polisi pun sama keluarga nggak jelas," katanya.
Ditambahkan Dian, pihak keluarga merasa keberatan dan akan membawa persoalan itu ke jalur hukum. Sementara sejumlah sanak saudara Riduan yang menyaksikan peristiwa tewasnya Riduan mengatakan, polisi sempat mengeluarkan tiga kali tembakan dan mengejar Riduan yang lari ke areal proyek pembangunan perumahan di Jalan Sedap Malam III Medan.
"Malam itu dia beli Aqua di kedai, tiba-tiba dikejar empat polisi naik mobil Kijang di Jalan Sedap Malam I. Dia lari masuk ke perumahan belum jadi di Sedap Malam III, lompat tembok, habis itu kami dengar tiga tembakan, yang satu suaranya pelan. Nggak lama makin ramai polisi sama kepling masuk ke perumahan itu, membawa dia dengan kondisi udah meninggal karena lama kali baru dikasih tau kepling," papar Rendy (24), sepupu Riduan yang menjadi saksi mata peristiwa tersebut.
Sementara itu Kapolresta Medan Kombes Pol Nico Afinta didampingi Kanit Reskrim Polsekta Delitua Iptu Martualessi, menyatakan Riduan ditembak saat melarikan diri karena transaksi sabu-sabu. Menurutnya, dari Riduan polisi menyita kertas timah berisi sabu-sabu paket kecil.
"Korban terpaksa kami tembak karena berusaha melarikan diri saat penangkapan karena diduga sebagai pelaku perusakan. Saat penembakan paha korban terkena peluru hingga tembus sampai ke atas. Kemudian korban kembali berlari hingga akhirnya berhenti di depan salah satu rumah warga. Korban kehilangan banyak darah hingga akhirnya meninggal dunia," tandas Kapolresta Medan. (abimanyu)
http://medanbisnisdaily.com/news/rea.../#.VBMSL2PQtdY
membangun gubuk di lahan gereja di bakar malah jadi tersangka si pembakar, yang bangun gubuk siapa ??
nyerbu rame rame 1 orang kok malah pake tembakan , ke paha kok bisa tembus dada ya ???
Parah ni polisi ! , sang preman mati dalam keadaan membela agama (tempat ibadah umat nasrani )
Maling uang negara tu yg di tembak mati !!
Perampok nembak Maling
Diubah oleh p4ncasila 12-09-2014 22:50
0
1.4K
7


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan