- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Pemerintah Incumbent - sebuah gerakan oposisi yang 'senyap'


TS
king.trade
Pemerintah Incumbent - sebuah gerakan oposisi yang 'senyap'
Another thread dari saya, seorang pengamat kelas warung kopi, yang diinspirasi dari obrolan pisang goreng dengan teman2 
Thread ini, sifatnya sangat2 subjektif y, saya kembali ingatkan bahwa ini analisa yang (sebetulnya) ringan, dan cenderung berujung pada media2 yang gencar memberitakan transisi pemerintahan incumbent kepada pemerintahan baru, pemerintahan 'Indonesia hebat'

Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), sebentar lagi akan meninggalkan tahta RI-01, diujung pemerintahan beliau, bahkan ditahun terakhir pemerintahan beliau, semua warisan politiknya nyaris porak-poranda. Tanda2ny?
1. Nyaris semua figur elite partai ny menjadi tersangka KPK.
2. Merosotnya kursi elektabilitasdi lembaga legistlatif.
Diujung pemerintahan yang tinggal, menghitung hari, gerak-gerik Pak SBY seakan bergerak 'dibawah air', menyiapkan diri untuk mencari perlindungan legal dari berbagai kasus yang menimpa demokrat, yang berpotensi menyeret beliau ke kursi pesakitan.
Berikut beberapa hasil analisa dan obrolan 'kami', mengenai gerak-gerak 'dalam diam' pemerintahan Incumbent sekarang.
1. Mengambil alih koalisi oposisi
Latar belakang:
-PS yang gagal move-on, tidak legowo, dan tetap pada pendiriannya: menjungkalkan Indonesia Hebat.
-'Ancaman Indonesia Hebat kepada pak SBY dan PS'
Actionnya: Kali ini Pak SBY menyingkirkan PS untuk mengarahkan oposisi.
Bagi Pak SBY, Politik itu hanya untuk kepentingan diri, keluarga, partai, kroni, kelompok, golongan. Jadinya, Pak SBY menempatkan dirinya sebagai Ketum Partai Demokrat, Ketua Majelis, anggota dan sekaligus menempatkan 'lingkaran dalam' seperti Pak Ibas, Pak Pramono dalam struktur partai. Kenapa? Ya karena basicnya, politik, sejatinya itu hanya untuk kepentingan diri sendiri, yang dikomunikasikan dan dicitrakan 'untuk kepentingan rakyat' (sesungguhnya hanya untuk diri sendiri dan kelompoknya)
Bagi Pak SBY, partai-partai koalisi adalah mitra. Bahkan untuk menyenangkan partai koalisi, Beliau mau mengalah. Namun, ketika 'lingkaran dalam' itu tersentuh, sikap politik sejati akan kembali dipraktekkan dengan cara membela mati-matian kepentingan pribadinya
. Karenanya, salah satu penguat analisa 'kami' ini, Pak SBY gampang kompromi untuk membantu dalam kasus Lapindo dan negara mengambil alih tanggung jawab dan membayar triliunan rupiah untuk mengganti kerugian rakyat - yang Lapindo Brantas tak kunjung bertanggung jawab.

Dan, melihat gelagat PS tak memiliki kapasitas dan kapabilitas memimpin oposisi, Pak SBY melangkah mengambil alih koalisi permanen dari PS. Bukti kemarahan PS adalah PS menolak hadir dalam pertemuan dengan para 'figur partai' koalisi oposisi.
2. 'Bernegosiasi' dengan Indonesia Hebat.
Sebabnya: Tertangkapnya Pak Jero Wacik (JW) oleh KPK, atas dugaan 'pemerasan' dan penyalah gunaan operasional kementeriam ESDM.Upaya melindungi diri dan golongan dari jerat hukum.
Upaya bernegosiasi tersebut telah terjadi 2x (sesuai sorotan media, sudah 2x sebenarnya), yaitu...di Bali, dan di Rumah salah satu pembina partai, yang diwakili oleh Pak Hatta Rajasa (posisi Pak HR disini, adlaah sebagai besan SBY, bukan wakil partai), dengan memanfaatkan fatsun pak HR yang memang santun, dan situasi politik partai HR yang sudah 'menjauh' dari PS.
Di Bali, dengan senjata negosiasi 'harga BBM'. Di rumah pembina partai, dengan senjata 'dukungan legislatif'. Yang bisa ditebak hasilnya, Indonesia Hebat, menolak kompromi. Tandanya adalah dengan tidak jadinya Pak SBY menaikkan harga minyak, dan di'gol'kannya UU Pilkada.
Menurut hemat kami (saya dan rekan), Pak SBY mungkin sudah tahu dalam waktu dekat, Pak JW akan dijadikan sebagai tersangka KPK sebenarny. Dan setelah Pak JW, bukan tidak mungkin ada tambahan elite partai demokrat yang akan menyusul - setelah alat bukti ditemukan oleh KPK tentunya
. Sehingga mau tidak mau, Pak SBY berpaling memberikan sinyal dukungan untuk PS, dan Pak SBY mulai merapatkan para pentolan partai Oposisi. Dengan Jero Wacik ditetapkan sebagai tersangka, maka makin kencang goncangan ke Partai Demokrat.

Ini adalah salah satu mata rantai iblis 'Jika saat berkuasa bermasalah', yang disebut2 dalam buku etika akan menjadi persoalan pelik, tidak terkecuali bagi Pak Ibas, dan y, Pak SBY yang selalu disebut-sebut terkait Hambalang dan Century.

In the end:
Semakin meyakinkan, bahwa jika Pak SBY tidak memersiapkan ‘perlindungan’, gerakan KPK akan merangsek ke segala penjuru termasuk kalangan istana dan mantan istana. Jika mau dibongkar lagi, ada berbagai kasus, tak hanya Hambalang dan Century,

Semoga cukup bijak bagi kita mengamati transisi yang baru ini,
Salam Pisang Goreng yang terasa pahit
King Trade

Thread ini, sifatnya sangat2 subjektif y, saya kembali ingatkan bahwa ini analisa yang (sebetulnya) ringan, dan cenderung berujung pada media2 yang gencar memberitakan transisi pemerintahan incumbent kepada pemerintahan baru, pemerintahan 'Indonesia hebat'


Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), sebentar lagi akan meninggalkan tahta RI-01, diujung pemerintahan beliau, bahkan ditahun terakhir pemerintahan beliau, semua warisan politiknya nyaris porak-poranda. Tanda2ny?
1. Nyaris semua figur elite partai ny menjadi tersangka KPK.

2. Merosotnya kursi elektabilitasdi lembaga legistlatif.

Diujung pemerintahan yang tinggal, menghitung hari, gerak-gerik Pak SBY seakan bergerak 'dibawah air', menyiapkan diri untuk mencari perlindungan legal dari berbagai kasus yang menimpa demokrat, yang berpotensi menyeret beliau ke kursi pesakitan.

Berikut beberapa hasil analisa dan obrolan 'kami', mengenai gerak-gerak 'dalam diam' pemerintahan Incumbent sekarang.
1. Mengambil alih koalisi oposisi
Latar belakang:
-PS yang gagal move-on, tidak legowo, dan tetap pada pendiriannya: menjungkalkan Indonesia Hebat.

-'Ancaman Indonesia Hebat kepada pak SBY dan PS'

Actionnya: Kali ini Pak SBY menyingkirkan PS untuk mengarahkan oposisi.
Bagi Pak SBY, Politik itu hanya untuk kepentingan diri, keluarga, partai, kroni, kelompok, golongan. Jadinya, Pak SBY menempatkan dirinya sebagai Ketum Partai Demokrat, Ketua Majelis, anggota dan sekaligus menempatkan 'lingkaran dalam' seperti Pak Ibas, Pak Pramono dalam struktur partai. Kenapa? Ya karena basicnya, politik, sejatinya itu hanya untuk kepentingan diri sendiri, yang dikomunikasikan dan dicitrakan 'untuk kepentingan rakyat' (sesungguhnya hanya untuk diri sendiri dan kelompoknya)

Bagi Pak SBY, partai-partai koalisi adalah mitra. Bahkan untuk menyenangkan partai koalisi, Beliau mau mengalah. Namun, ketika 'lingkaran dalam' itu tersentuh, sikap politik sejati akan kembali dipraktekkan dengan cara membela mati-matian kepentingan pribadinya



Dan, melihat gelagat PS tak memiliki kapasitas dan kapabilitas memimpin oposisi, Pak SBY melangkah mengambil alih koalisi permanen dari PS. Bukti kemarahan PS adalah PS menolak hadir dalam pertemuan dengan para 'figur partai' koalisi oposisi.

2. 'Bernegosiasi' dengan Indonesia Hebat.
Sebabnya: Tertangkapnya Pak Jero Wacik (JW) oleh KPK, atas dugaan 'pemerasan' dan penyalah gunaan operasional kementeriam ESDM.Upaya melindungi diri dan golongan dari jerat hukum.

Upaya bernegosiasi tersebut telah terjadi 2x (sesuai sorotan media, sudah 2x sebenarnya), yaitu...di Bali, dan di Rumah salah satu pembina partai, yang diwakili oleh Pak Hatta Rajasa (posisi Pak HR disini, adlaah sebagai besan SBY, bukan wakil partai), dengan memanfaatkan fatsun pak HR yang memang santun, dan situasi politik partai HR yang sudah 'menjauh' dari PS.
Di Bali, dengan senjata negosiasi 'harga BBM'. Di rumah pembina partai, dengan senjata 'dukungan legislatif'. Yang bisa ditebak hasilnya, Indonesia Hebat, menolak kompromi. Tandanya adalah dengan tidak jadinya Pak SBY menaikkan harga minyak, dan di'gol'kannya UU Pilkada.

Menurut hemat kami (saya dan rekan), Pak SBY mungkin sudah tahu dalam waktu dekat, Pak JW akan dijadikan sebagai tersangka KPK sebenarny. Dan setelah Pak JW, bukan tidak mungkin ada tambahan elite partai demokrat yang akan menyusul - setelah alat bukti ditemukan oleh KPK tentunya



Ini adalah salah satu mata rantai iblis 'Jika saat berkuasa bermasalah', yang disebut2 dalam buku etika akan menjadi persoalan pelik, tidak terkecuali bagi Pak Ibas, dan y, Pak SBY yang selalu disebut-sebut terkait Hambalang dan Century.


In the end:
Semakin meyakinkan, bahwa jika Pak SBY tidak memersiapkan ‘perlindungan’, gerakan KPK akan merangsek ke segala penjuru termasuk kalangan istana dan mantan istana. Jika mau dibongkar lagi, ada berbagai kasus, tak hanya Hambalang dan Century,


Semoga cukup bijak bagi kita mengamati transisi yang baru ini,
Salam Pisang Goreng yang terasa pahit
King Trade
0
1K
10


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan