Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

garabankelingAvatar border
TS
garabankeling
Poltak Sitanggang, Main Kasar Untuk Meraih Posisi Menteri ESDM
Politik memang kejam. Segala cara dilakukan oleh para pelakunya untuk mendapatkan apapun. Tidak heran jika kemudian muncul adagium "Tidak ada kawan dan musuh abadi dalam politik, yang ada adalah kepentingan abadi".

Peribahasa di atas dianggap cocok dalam konstalasi politik saat ini. Di saat Jokowi-JK akan membentuk kabinet pemerintahan baru, semua orang akan melakukan manuver untuk meraih posisi Menteri.

Setelah Busyro Muqaddas melempar statement mengenai transparansi TNI, kini muncul lagi statement serupa. Yang menjadi target dari statement tersebut masih seputar keluarga besar TNI. Adalah Poltak Sitanggang, yang disebut-sebut akan menjadi Menteri ESDM di era Jokowi-JK, melempar bola panas.

Dia menyebut Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro sebagai mafia migas. Beritanya ada di sini http://www.merdeka.com/uang/bos-apem...ia-migas.html.

Ucapannya sangat tendensius, karena tuduhan itu tidak disertai bukti. Sialnya, Merdeka.com sebagai media online tidak melakukan konfirmasi kepada orang-orang yang dijadikan target itu, khususnya Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro.

Kalau kita melacak Poltak Sitanggang, dia adalah orang baru dalam blantika politik Indonesia. Sebagai orang baru, dia membutuhkan wahana untuk menggaet popularitas. Sayangnya, dia menghalalkan segala cara untuk meraih popularitas tersebut, yakni mengumbar statement yang merugikan individu (Menhan Purnomo Yusgiantoro) dan institusi (Keluarga Besar TNI).

Poltak Sitanggang saat ini memang berambisi untuk mendapatkan posisi Menteri ESDM. Kita bisa melihat beritanya di link berikut ini: http://pemilu.okezone.com/read/2014/...-calon-menteri

Ini konten beritanya:

***********

Nama Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Mineral Indonesia (Apemindo), Poltak Sitanggang, tercantum dalam situs kabinetrakyat.org sebagai calon Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) di kabinet pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Mendengar hal tersebut, Poltak pun kaget mengetahui namanya masuk sebagai calon menteri. "Saya baru dengar itu kemarin, ketika dimasukkan nominasi tentu saya kaget, sekaligus senang karena itu merupakan salah satu bentuk kepercayaan dan bagi saya kepercayaan adalah barang mewah di Indonesia," kata Poltak di Jakarta, Minggu (3/8/2014).

Alumni Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada (UGM) itu mengaku rekan-rekannya sesama almamaternya yang memintanya untuk mendukung kabinet Jokowi-JK. "Bagi saya tidak terlalu penting siapapun yang menjadi menterinya. Yang terpenting adalah apakah ia sanggup menjalankan visi misi pemerintahan Pak Jokowi-JK," terangnya.

Dia berharap, siapapun yang terpilih sebagai Menteri ESDM, dapat mampu memberantas mafia minyak.
"Untuk memberantas mafia minyak tidak bisa dilakukan oleh orang yang hanya punya pengetahuan, tapi juga harus punya keberanian dan harus mengetahui alur permainan mafia migas sehingga keputusan yang dieksekusi bisa tepat dan minim gejolak," paparnya.

Selain itu, sambung Poltak, calon menteri tersebut harus dapat bertindak dan berani untuk menghadapi serangan politik mulai dari intrik sampai fitnah. "Karena kita tahu bahwa mafia minyak melibatkan banyak orang-orang yang punya kekuatan politik juga,"tukasnya.

***************

Jika kita melihat statement Poltak di atas, sudah jelas ada kegenitan yang dilakukannya. Modusnya sangat jelas. Dia mendekati wartawan (mungkin juga memberikan sejumlah uang kepada wartawan), dan melempar bola panas ke publik dengan memberikan pernyataan-pernyataan kontroversial.

Cara-cara ini mirip berita infotainment. Ketika artis tidak lagi laku, maka dia bersama sejumlah pekerja infotainment melempar isu dengan berbagai konflik yang tidak perlu benar bagi kehidupan masyarakat.

Apakah layak sosok seseorang seperti ini menjadi pejabat negara? Apakah Jokowi akan dikelilingi oleh para pecundang yang tidak memiliki prestasi untuk meraih posisi Menteri? Semuanya kembali kepada pengambil kebijakan di pemerintahan penerusnya. (*)
0
9K
23
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan