- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
AHOK KACANG LUPA KULIT


TS
adrianspi
AHOK KACANG LUPA KULIT

Karena isu pilkada tidak langsung yang bahkan belum genap dua minggu berembus di media dan jadi polemik, Ahok sudah melakukan tindakan yang kelewat ‘dini’. Hari ini dia menyiapkan surat pengunduran dirinya dari Partai Gerindra. Hal ini karena ia tak setuju dengan wacana Pilkada melalui DPRD yang didukung oleg fraksi Partai Gerindra dan koalisi Merah Putih.
Dilansir liputan6.com (8/9) Ahok juga melancarkan keberangannya atas isu tersebut. Dia mengatakan pernyataan yang kembali membuat batin berguncang. Inilah pemimpin dengan bahasa ceplas-ceplos. Barangkali merasa di atas angin karena merasa didukung banyak pihak, omongannya konsisten bergaya seperti demikian. Dianggapnya apa adanya tanpa perlu melirik etika.
Dia berkata saat ditanya isu pilkada. “Alasannya biayanya mahal karena mesti nyogok rakyat. Lu aja bego mau nyogok rakyat. Jokowi-Ahok kagak nyogok tuh, tapi bisa kepilih di Jakarta lagi. Terbukti Pak Jokowi bisa jadi presiden kagak keluar duit juga.” Ditanya isu kandidat pilkada yang gemar menyogok warga agar dipilih, dia berkata. “Kami nggak bayar. Kalau kamu memang hebat, calon independen dong. Kan bisa. Jadi nggak ada alasan. Yang paling baik adalah kepala daerah dipilih langsung oleh rakyat!”
Secepat kilat keesokan harinya, atau hari ini wagub DKI bernama Basuki Tjahaya Purnama ini akhirnya menyatakan mundur dari Partai Gerindra.
“Hari ini saya siapkan suratnya, akan saya kirim ke DPP. Saya nyatakan berhenti, keluar dari Partai Gerindra,” katanya dilansir dari vivanews.com, “”Secara AD/ART, anggota partai itu harus tunduk pada putusan partai. Kalau saya sudah tidak bisa tunduk seperti ini, ya sudah, konsekuensinya saya ajukan surat berhenti. Itu saja. Berarti kalau saya tetap ada di partai Gerindra, saya harus memperjuangkan bahwa semua kepala daerah dipilih oleh DPRD. Itu enggak sesuai dengan motivasi saya masuk ke dunia politik.”
Langkah Emosional dan Terlalu Dini?
Ahok ini seperti korban media saja. Ini mengingatkan kita pada aksi dari tim KPU yang sempat melaporkan Partai Gerindra yang dikononkan hendak menculik sang ketua KPU. Padahal yang memberitakan isu ‘penculikan’ adalah media partisan. Sang pengadu dalam hal ini tim KPU pun mengaku kalau ternyata semua itu berasal dari media. Hal ini juga terjadi dalam isu pilkada ini. Barangkali untuk memberangus isu BBM yang mendepak citra PDIP, maka kini media partisan bahu membahu membelokkan opini publik pada gagasan pilkada tak langsung ala Gerindra.
Walhasil, Ahok pun kebakaran jenggot. Di sisi lain banyak yang menduga dari dulu dia sebenarnya ingin keluar dari Gerindra, hanya menanti momen yang tepat saja. Lihat saja saat kampanye pilpres kemarin, orang ini lumayan tidak jelas mau mendukung siapa. Terkadang Prabowo, lebih sering condong Jokowi.
Namun Ahok masih tetap akan jadi pahlawan bagi fans-fansnya. Sebab dikatakan memang terbilang sedikit pemimpin keturunan dari etnis tertentu. Terbilang sedikit juga sosok pemimpin seperti ini yang di blow-up media.
Ahok dianggap pemimpi antimainstream. BACA SELENGKAPNYA KLIK
0
4.2K
45


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan