- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Setelah Tak Jadi Presiden, SBY Akan Jadi Ketua Global Green Growth Institute


TS
alnjaya
Setelah Tak Jadi Presiden, SBY Akan Jadi Ketua Global Green Growth Institute
Direktur Jenderal Global Green Growth Institute Yvo De Boer
Quote:
JAKARTA, KOMPAS.com — Menjelang penghujung masa jabatannya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mendapat tawaran menjadi Ketua Global Green Growth Institute (GGGI), sebuah organisasi internasional yang fokus pada isu-isu lingkungan hidup. Tawaran itu langsung disampaikan Direktur Jenderal GGGI Yvo De Boer kepada Presiden SBY di Kantor Presiden, Selasa (9/9/2014).
"Presiden SBY diminta menggantikan PM Rasmussen (Denmark) menjadi chairman di GGGI, dan beliau menerimanya. Pertemuan tadi membahas beberapa persiapan yang akan dilakukan ke depan, terutama tentang presiden memasuki jabatan tadi," ujar Staf Khusus Presiden Bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah di Kantor Presiden, Selasa.
Faiz menuturkan, nama SBY menjadi kandidat tunggal ketua GGGI. Pengumuman resmi keterpilihan SBY akan dilakukan di New York pada tanggal 23 September ini, sementara pengukuhan pada bulan November.
"Di New York, di sela-sela sidang Majelis Umum PBB, (keterpilihan SBY) akan diumumkan dan pada bulan November tanggal 19 akan dikukuhkan. Setelah itu, praktis, Pak SBY akan menjalankan peran atau kapasitas barunya tersebut," papar Faiz.
Yvo De Boer, Dirjen GGGI, menuturkan, masuknya nama SBY sebagai calon pimpinan GGGI adalah buah dari kerja Presiden selama 10 tahun memimpin Indonesia. Dia menyebut, SBY dianggap memahami perjuangan negara dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kemiskinan, hingga mengatasi isu lingkungan.
"Saya tidak bisa bayangkan pemimpin lain yang bisa memimin sebaik SBY, dan saya merasa terhormat Presiden mau menerima nominasi itu," kata dia.
De Boer menuturkan, masa jabatan ketua GGGI adalah dua tahun dan dimulai pada 13 November mendatang. Selama menjabat sebagai pimpinan GGGI itu, De Boer mengaku bahwa Presiden SBY tak harus menetap di Seoul, Korea Selatan, yang menjadi markas GGGI.
"Dia bisa menetap di mana saja. Namun, untuk beberapa minggu dalam satu tahun, dia harus mengatur organisasi dan juga menjalin komunikasi dengan pemimpin-pemimpin dunia," ungkapnya.
GGGI merupakan organisasi internasional baru yang ditujukan pada perkembangan ekonomi dan ketahanan lingkungan. Kedua hal itu dianggap tak bisa dipisahkan dan merupakan masa depan dunia. Organisasi ini melibatkan banyak cabang ilmu dengan banyak pemangku kepentingan sebagai upaya untuk menjawab kebutuhan isu perkembangan ekonomi dan ketahanan lingkungan di negara-negara berkembang.
ember : http://nasional.kompas.com/read/2014...owth.Institute
"Presiden SBY diminta menggantikan PM Rasmussen (Denmark) menjadi chairman di GGGI, dan beliau menerimanya. Pertemuan tadi membahas beberapa persiapan yang akan dilakukan ke depan, terutama tentang presiden memasuki jabatan tadi," ujar Staf Khusus Presiden Bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah di Kantor Presiden, Selasa.
Faiz menuturkan, nama SBY menjadi kandidat tunggal ketua GGGI. Pengumuman resmi keterpilihan SBY akan dilakukan di New York pada tanggal 23 September ini, sementara pengukuhan pada bulan November.
"Di New York, di sela-sela sidang Majelis Umum PBB, (keterpilihan SBY) akan diumumkan dan pada bulan November tanggal 19 akan dikukuhkan. Setelah itu, praktis, Pak SBY akan menjalankan peran atau kapasitas barunya tersebut," papar Faiz.
Yvo De Boer, Dirjen GGGI, menuturkan, masuknya nama SBY sebagai calon pimpinan GGGI adalah buah dari kerja Presiden selama 10 tahun memimpin Indonesia. Dia menyebut, SBY dianggap memahami perjuangan negara dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kemiskinan, hingga mengatasi isu lingkungan.
"Saya tidak bisa bayangkan pemimpin lain yang bisa memimin sebaik SBY, dan saya merasa terhormat Presiden mau menerima nominasi itu," kata dia.
De Boer menuturkan, masa jabatan ketua GGGI adalah dua tahun dan dimulai pada 13 November mendatang. Selama menjabat sebagai pimpinan GGGI itu, De Boer mengaku bahwa Presiden SBY tak harus menetap di Seoul, Korea Selatan, yang menjadi markas GGGI.
"Dia bisa menetap di mana saja. Namun, untuk beberapa minggu dalam satu tahun, dia harus mengatur organisasi dan juga menjalin komunikasi dengan pemimpin-pemimpin dunia," ungkapnya.
GGGI merupakan organisasi internasional baru yang ditujukan pada perkembangan ekonomi dan ketahanan lingkungan. Kedua hal itu dianggap tak bisa dipisahkan dan merupakan masa depan dunia. Organisasi ini melibatkan banyak cabang ilmu dengan banyak pemangku kepentingan sebagai upaya untuk menjawab kebutuhan isu perkembangan ekonomi dan ketahanan lingkungan di negara-negara berkembang.
ember : http://nasional.kompas.com/read/2014...owth.Institute
Quote:
sir beye gak jadi tukang nasgor gan....
rame juga di trit sebelah http://www.kaskus.co.id/thread/540a8...-jadi-presiden

rame juga di trit sebelah http://www.kaskus.co.id/thread/540a8...-jadi-presiden

Quote:
JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berbagi cerita tentang rencananya setelah kelak tak lagi menjadi presiden. Dalam peluncuran buku SBY dan Kebebasan Pers, Presiden menyebutkan ada rencana masa depannya yang tak jauh-jauh pula dari pers.
"Ada yang tanya setelah tak lagi jadi presiden saya mau apa. Ini tidak mudah. Saya terus berdiskusi dengan Bu Ani," kata Presiden Yudhoyono, Jumat (5/9/2014) malam."Kadang-kadang, ingin buka nasi goreng, (atau) berkebun. Mungkin setelah jeda saya juga akan menulis kolom."
SBY mengaku mendapat banyak tawaran agar tetap eksis. Beberapa di antaranya, sebut dia, berasal dari pemimpin di luar negeri. Namun, dia mengaku masih mempertimbangkan tawaran-tawaran itu. "Yang pasti, insya Allah saya masih menjadi rakyat Indonesia," kata dia.
Pada akhir sambutannya, Presiden SBY pun menitipkan pesan kepada kalangan pers. Dia menilai kritik boleh saja dilakukan terhadap siapa pun pemimpin Indonesia. Namun, dia mengingatkan agar pers jangan sampai membenci seorang pemimpin.
"Jangan pernah membenci pemimpin yang akan datang karena pemimpin kita apa pun keterbatasannya ingin berbuat yang terbaik untuk bangsa. Kadang-kadang ada badai hujan, panas, terik, tetapi dia terus bekerja untuk memberikan yang terbaik," tutur SBY
ember : http://nasional.kompas.com/read/2014...Jadi.Presiden.
"Ada yang tanya setelah tak lagi jadi presiden saya mau apa. Ini tidak mudah. Saya terus berdiskusi dengan Bu Ani," kata Presiden Yudhoyono, Jumat (5/9/2014) malam."Kadang-kadang, ingin buka nasi goreng, (atau) berkebun. Mungkin setelah jeda saya juga akan menulis kolom."
SBY mengaku mendapat banyak tawaran agar tetap eksis. Beberapa di antaranya, sebut dia, berasal dari pemimpin di luar negeri. Namun, dia mengaku masih mempertimbangkan tawaran-tawaran itu. "Yang pasti, insya Allah saya masih menjadi rakyat Indonesia," kata dia.
Pada akhir sambutannya, Presiden SBY pun menitipkan pesan kepada kalangan pers. Dia menilai kritik boleh saja dilakukan terhadap siapa pun pemimpin Indonesia. Namun, dia mengingatkan agar pers jangan sampai membenci seorang pemimpin.
"Jangan pernah membenci pemimpin yang akan datang karena pemimpin kita apa pun keterbatasannya ingin berbuat yang terbaik untuk bangsa. Kadang-kadang ada badai hujan, panas, terik, tetapi dia terus bekerja untuk memberikan yang terbaik," tutur SBY
ember : http://nasional.kompas.com/read/2014...Jadi.Presiden.
Diubah oleh alnjaya 09-09-2014 18:58
0
1.3K
Kutip
13
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan