Sugesti Linguistik (Buat gua sih ini ilmu, gak tau buat elu)
TS
bergurau
Sugesti Linguistik (Buat gua sih ini ilmu, gak tau buat elu)
Kalo BISA, baca trit ini JANGAN SEKARANG yah.. mending PAS ADA WAKTU LUANG aja..
Pokoknya JANGAN SEKARANG deh BACANYA...
Okeh.. Cmiciw ^.*
Spoiler for PROLOG:
Kisah Orang Mati di Mobil Es Rusak
Pada suatu malam, segerombol pemuda bandel pulang dari pesta. Salah satu
dari mereka adalah pemuda yang penakut sekalipun umurnya lebih tua dibanding
yang lain. Saat mereka melalui lokasi parkir mobil boks berpendingin (freezer )
untuk membekukan ice cream, mereka iseng membukanya untuk mencuri isinya.
Namun ternyata semua mobil itu kosong.
Akhirnya keisengan mereka disalurkan untuk menakuti rekannya yang
penakut itu, didorongnya ia ke dalam salah satu mobil boks berpendingin itu dan
dikunci di dalamnya. Mereka tahu bahwa pendingin itu rusak dan ada angin yang
mengalir di salah satu lobang di atas mobil itu. Rencananya mereka akan membuka
keesokan paginya sambil diolok-olok. Sambil pergi mereka berteriak keras-keras
“Kamu akan mati kedinginan di dalam mobil boks freezer ini!”
Ironisnya, pemuda yang ditinggal ini tidak tahu bahwa mesin pendingin
(freezer ) di mobil itu sudah rusak. Bahkan saking takutnya ia mengira aliran angin
malam yang masuk melalui lubang diatas sebagai semburan hawa dingin dari
freezer itu. Setelah berteriak-teriak tanpa hasil selama berjam-jam akhirnya ia
mulai merasa kedinginan dan mulai membeku. Diambilnya kertas dan bolpen di
sakunya dan ditulisnya pesan untuk teman-temannya itu.
Saat pagi, ketika kawan-kawan ini membuka mobil boks itu, alangkah
terkejutnya mereka karena rekannya itu sudah mati beku dalam mobil boks.
Ditangannya ada bolpen dan kertas bertuliskan:
“Kalian semua brengsek, sungguh aku tak tahu apa mau kalian dengan
mengunciku di sini? Mungkin kalian memang ingin membunuhku, kudoakan kalian
akan terbalas dengan cara yang lebih curuk. Oh, malam ini tubuhku terus
mendingin dan membeku perlahan-lahan karena berada di dalam freezer ini.
Sungguh semburan hawa dingin dari atas luar biasa dinginnya. Selamat tinggal.”
Saat diotopsi, dokter di rumah sakit yakin bahwa tubuh pemuda ini
meninggal karena membeku. Yang mengherankan adalah mobil boks itu sistem
pendinginnya sudah rusak dan tidak berfungsi sama sekali.
Moral Cerita:
• Sugesti memiliki kekuatan yang luar biasa, apalagi sugesti diri yang diyakini
secara kuat.
• Jika bersedia mempelajarinya, kata-kata kita memiliki kekuatan sugesti pada
orang lain dan pada kita sendiri.
• Kekuatan sugesti ini akan menjadi positif atau negatif tergantung dari orang
yang menggunakannya.
Kamu udah baca kisah barusan?
Nah, kalo udah... SEKARANG kita masuk ke pembahasannya.
Ada 10 Teknik Linguistik yang seru banget dan bisa kita gunakan sehari-hari untuk bisa menyampaikan pesan ke lawan bicara kita nih,
Spoiler for 1. Teknik Menghidupkan Statistik:
1. Teknik Menghidupkan Statistik
Berguna untuk mengupas akibat yang lebih dramatis/mengarahkan penafsiran. Saat
Anda memaparkan data-data, jangan biarkan pembaca kesulitan mencerna. Buatlah
kalimat dengan cara mengikuti angka-angka statistik dengan menggunakan frasa
sebagai berikut:
• Otomatis
• Akibatnya
• Sehingga
• Dengan demikian
• Akhirnya tidak heran jika
• dll
Contoh:
• “Hanya 40% anak lahir di Indonesia yang punya akta lahir.”
Buat kalimat dengan menghidupkan statistik:
• “Hanya 40% anak lahir di Indonesia yang punya akta lahir, dengan demikian
lebih dari separo dari total kelahiran anak tidak tercatat, akibatnya secara
otomatis kualitas vital statistik kita amat jelek bagi sumber perencanaan
pembangunan.”
Spoiler for 2. Sudut pandang statistik:
Statistik adalah alat generalisasi yang ampuh, dalam menyajikan suatu angka,
pilihlah sudut pandang yang paling dramatis/paling berefek:
Data: Hanya 30% anak yang punya akta.
Ubah sudut pandangnya agar lebih dramatis:
• Hanya 1/3 anak yang punya akta
• Jumlah anak yang punya akta adalah 1: 3
• Ada 70% yang tidak punya akta
• 7 dari 10 tidak punya akta
Spoiler for 3. Generalisasi Subjek:
Mengubah subjek menjadi umum atau kabur. Tujuannya memunculkan efek lebih
luas. Misalnya ada peristiwa di mana beberapa orang tua mengeluhkan tingginya
biaya mengurus Kutipan Akta Kelahiran di provinsi X.
Kalimat asli:
“Beberapa orang tua mengeluhkan tingginya biaya pengurusan Akta kelahiran anak
di provinsi X". ".
Ubah menjadi:
“Masyarakat mengeluhkan tingginya biaya pengurusan Akta kelahiran di provinsi X".
Spoiler for 4. Metafora/analogi:
Memiliki beberapa fungsi:
a) Berguna mempermudah seseorang untuk mengerti atas sebuah pengertian
yang rumit. Misalnya: Mesin fax itu mirip fotokopi jarak jauh yang
dihubungkan melalui kabel telepon.
b) Membuat seseorang menerapkan sendiri pada situasinya (mendapatkan
insight ) atas suatu hal.
Metafora tidak selalu harus menggunakan suatu pribahasa, namun bisa
menciptakan sendiri suatu relasi hubungan kemiripan dengan peristiwa/fenomena
lain. Biasanya ditandai dengan kata mirip, seperti, bagaikan, umpamanya, dll.
Contoh
• Setiap awal modul di buku Panduan ini selalu menggunakan metafora/analogi
untuk mempermudah masuk ke benak peserta pelatihan. (Perhatikan di bagian
Cipta Suasana)
Spoiler for 5. Presuposisi peningkatan:
Digunakan untuk memunculkan pesan bawah sadar bahwa suatu hal sudah terjadi
atau sedang meningkat intensitasnya, dengan cara menggunakan kata “mulai” atau
“semakin” .
Contoh sebuah surat kabar menulis “Pemilu mulai menelan korban.”, maka pesan
bawah sadar dari berita ini adalah “akan menelan korban lagi.” Hal ini tidak perlu
dikatakan, namun pembaca sudah otomatis menyimpulkan.
Contoh Penggunaan:
• “Kami merasa senang, kedatangan kami di DPRD ini disambut dengan baik,
hubungan baik ini mulai terwujud di antara kita…”
Contoh lain, koran menulis “Kondisi masyarakat di sekitar luapan lumpur Lapindo
semakin memburuk”. Maka tanpa perlu dikatakan, pembaca akan menyimpulkan
bahwa tadinya sudah buruk, meningkat makin buruk dan akan menjadi-jadi.
Contoh penggunaan:
• “Melihat respon Bapak Walikota, kami semakin yakin saat ini perhatian akan hak
anak semakin besar di kalangan eksekutif.
Spoiler for 6. Ilusi Pilihan:
Merupakan teknik untuk mendapatkan persetujuan orang lain, tanpa
bertanya setuju atau tidak. Dilakukan dengan cara memberikan dua pilihan (yang
keduanya adalah tujuan kita), dengan menggunakan kata sambung “atau”. Pembaca
/pendengar dikondisikan untuk berpikir bahwa dirinya sudah setuju.
Misalnya, Anda ingin menyuruh anak Anda untuk mandi, hindari mengatakan “Adik
mau mandi kan?”. P ertanyaan ini memberikan ide pada anak bahwa ia punya pilihan
untuk menolak, karena pilihannya adalah ya dan tidak.
Jauh lebih baik jika dikatakan dengan cara ilusi pilihan: “Adik mau mandi
sendiri atau dimandiin”. Dalam menanggapi pertanyaan ini, anak diarahkan
menjawab mau mandi, pikiran fokus pada pilihan sendiri atau dengan orang lain.
Contoh penerapan:
Setelah menjelaskan panjang lebar dan berdiskusi mengenai pentingnya
Perda tertentu, jangan mengatakan, “Jadi apakah usulan kami untuk menerbitkan
Perda ini disetujui?” Alih-alih mengatakan begitu, katakan:
“Anggota dewan yang terhormat, kami di sini membawa contoh beberapa
Perda yang berasal dari kabupaten lain. Kami tidak tahu apakah Bapak Ibu lebih
senang mempelajari sendiri Perda-perda itu, atau kami bantu dengan kajian dan
sekaligus menyusunkan draft awal Raperda-nya.” Intinya adalah, apapun pilihannya,
maka akan ada pembahasan Perda.
Spoiler for 7. Frasa Afirmatif:
Dipakai untuk meningkatkan efek “tak terbantahkan …”, mengurangi resistensi.
Caranya adalah tambahkan frasa berikut ini di awal kalimat yang akan Anda katakan
pada orang lain:
• Sudah jelas bahwa
• Sudah menjadi rahasia umum
• Telah diketahui bersama
• Sudah tradisi
• Sudah disepakati
• Tak dapat dielakkan lagi
• Sudah dimaklumi
• Niscaya
Spoiler for 8. Judgement yang Disembunyikan:
Dalam berargumentasi, sering kali seseorang mengatakan: “Menurut
pendapat saya….” Atau “Menurut hemat kami…”. Frasa ini amat tidak efektif, karena
akan menimbulkan efek ingin menonjolkan diri pembicara.
Jauh lebih baik jika frasa tadi dihilangkan, dan langsung mengatakan kalimat
yang diawali dengan kata-kata sebagai berikut:
• Sungguh bagus sekali untuk…
• Alangkah baiknya …
• Alangkah bijaksananya, jika…
Merupakan sebuah judgement nilai yang tidak jelas siapa pembicaranya. Ini akan
menimbulkan efek seolah sudah diterima semua orang.
Spoiler for 9. Power Questions:
Untuk mengurangi resistensi, perintah/saran dapat diperhalus dengan cara
mengartikulasikannya sebagai suatu pertanyaan. Kalimat disusun dengan cara
menanyakan apakah kondisi yang diinginkan sudah tercapai/dapat dilakukan.
Contoh:
“Apakah pintu ruangan ini sebaiknya ditutup karena suara di luar mengganggu?”.
Pertanyaan ini akan ditanggapi dengan cara menutup pintu oleh orang yang ditanya.
Saat ia menutup pintu tidak akan merasakan terpaksa, namun merasa muncul ide
dari dalam sendiri (self sugesti).
Dalam membuat perintah berbentuk pertanyaan, tindakan yang
diperintahkan harus berupa suatu tindakan yang bisa dikerjakan saat itu juga.
Contoh penggunaan:
“Jadi bisakah kita melangkah pada pembicaraan teknik penyusunan PERDA?”
“Apakah kita bisa mulai rapat ini sekarang?”
Spoiler for 10. Frasa Berbahaya:
Untuk menjadikan presentasi makin efektif, hindari menggunakan katakata/
frasa ini:
a) Terus terang saja/Jujur saja
b) Sebenarnya/sebetulnya
c) Tapi, nggak, tidak
Kata-kata (a) dan (b), akan menimbulkan perasaan bawah sadar yang tidak
nyaman bagi pendengarnya. Mereka akan merasa aneh, berarti selama ini kita tidak
terus terang, tidak jujur, tidak mengatakan yang sebenarnya, dan sebagainya.
Kata-kata (c) perlu dihindarkan sebagai kata-kata awal yang cenderung
dikatakan saat menanggapi suatu keberatan. Kata-kata ini akan memicu perasaan
ditolak, disangakal, tidak disetujui.
Okeh gitu aja...
Kalo menurut gua sih, informasi ini sangat menarik dan bisa di aplikasikan di kehidupan sehari-hari. gimana kalo elu?