- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Deviana, Profesor Musik yang Harumkan Indonesia di Eropa


TS
nandabaroes
Deviana, Profesor Musik yang Harumkan Indonesia di Eropa
Quote:
Jakarta - Tjut Nyak Deviana Daudsjah merupakan profesor musik kelahiran Jakarta yang telah mendunia. Pianis jazz terbaik di Zuerich-Oerlikon Swiss (1997) ini pun pernah menjadi rektor di Artistik Jazz & Rockschule Freiburg, Jerman pada tahun 1990 hingga 1995.
Kecintaannya pada musik membuat dirinya mendirikan Institut Musik Daya Indonesia dan menjadi rektor hingga kini. Selain sangat ahli dalam musikologi, rupanya Prof Deviana pun sangat memukau saat tampil.
detikcom berkesempatan menonton penampilan perempuan usia 56 tahun itu pada Sabtu (30/8/2014). Saat itu dia menutup acara lomba piano bertajuk 'Tales of Indonesia' di Soehanna Hall The Energy Tower, SCBD, Jakarta Selatan.
Lagu pertama yang dia bawakan bersama dua mahasiswanya adalah 'Bintang Kecil' yang diaransemen menjadi jazz. Dia memainkan grand piano, sementara mahasiswanya memainkan contrabass dan drum.
Seisi ruangan dibuat terpukau dan tepuk tangan pun bersahutan setelah lagu selesai laksana hujan deras yang tiba-tiba turun. Setelah mengucapkan terima kasih, dia lalu dengan spontan mengajak mahasiswanya memainkan lagu 'Sepasang Mata Bola' karya Ismail Marzuki.
"Mau 'Sepasang Mata Bola' atau lagu daerah?" tanya Prof Deviana sambil duduk di bangku grand piano.
Sejenak berpikir, kemudian sang bassis pun memilih lagu zaman perjuangan itu lalu berdiskusi beberapa detik dengan drumer. Sekali lagi permainan mereka membuat penonton terpana membeku selama 5 menit.
"Sekarang penampilan ketiga saya mau coba improvisasi lagi tapi pakai vokal. Kali ini saya panggilkan juri satu lagi yang jadi keyboardis grup musik The Groove buat main piano, Ali Akbar Sugiri," kata Deviana.
Ali yang masih duduk di bangku juri pun terlihat kaget begitu namanya dipanggil. Tak tahu akan 'ditodong' dengan lagu apa, dia yang memakai batik itu langsung saja duduk di bangku grand piano sambil menggaruk-garuk kepala.
"Kita coba bawa lagu 'All The Thing You Are' tapi pakai gaya salsa, kan biasanya lagu ini dimainkan gaya swing. So if you wanna move your hip, don't be shy just move it anyway," ucap peraih gelar guru besar dari Music Academy Basel Jazz Departement, Swiss ini.
Pada verse lagu itu, Deviana pun berimprovisasi dengan menirukan suara alat musik lewat vokal. Di tengah-tengah alunan indah itu kemudian dia meminta untuk ganti irama menjadi klasik.
Ali agak canggung di awal karena tak diberi tahu sebelumnya. Dia pun mencoba bermain irama klasik yang kemudian ditegur oleh Deviana.
"Bukan, bukan di mayor. Tetap saja main di minor. Coba-coba pakai D Minor," ucap Deviana lalu bernyanyi seriosa dengan lagu yang sama.
Sontak perubahan aransemen itu membuat penonton bertepuk tangan sangat meriah dengan ekspresi takjub. Tapi rupanya tidak cuma itu saja, Deviana kemudian duduk di sebelah Ali dan berkata untuk mengubah gaya permainan menjadi blues. Lagi-lagi itu membuat penonton kagum dan berakhir di menit ke delapan.
"Dari sini kita mau menunjukan soal musikalitas. Jadi main musik bukan semata-mata karena skill saja atau jago main arpeggio saja," ujar dia setelah memberi hormat ke penonton.
"Setelah ini kami akan buat acara lagi di Galeri Indonesia Kita, Grand Indonesia untuk peluncuran album. Dengan inilah salah satu upaya kita untuk mempopulerkan musik dan budaya Indonesia. Kita juga akan mengundang Pak Joko Widodo untuk hadir di acara tersebut," tutur Deviana usai acara.
Kecintaannya pada musik membuat dirinya mendirikan Institut Musik Daya Indonesia dan menjadi rektor hingga kini. Selain sangat ahli dalam musikologi, rupanya Prof Deviana pun sangat memukau saat tampil.
detikcom berkesempatan menonton penampilan perempuan usia 56 tahun itu pada Sabtu (30/8/2014). Saat itu dia menutup acara lomba piano bertajuk 'Tales of Indonesia' di Soehanna Hall The Energy Tower, SCBD, Jakarta Selatan.
Lagu pertama yang dia bawakan bersama dua mahasiswanya adalah 'Bintang Kecil' yang diaransemen menjadi jazz. Dia memainkan grand piano, sementara mahasiswanya memainkan contrabass dan drum.
Seisi ruangan dibuat terpukau dan tepuk tangan pun bersahutan setelah lagu selesai laksana hujan deras yang tiba-tiba turun. Setelah mengucapkan terima kasih, dia lalu dengan spontan mengajak mahasiswanya memainkan lagu 'Sepasang Mata Bola' karya Ismail Marzuki.
"Mau 'Sepasang Mata Bola' atau lagu daerah?" tanya Prof Deviana sambil duduk di bangku grand piano.
Sejenak berpikir, kemudian sang bassis pun memilih lagu zaman perjuangan itu lalu berdiskusi beberapa detik dengan drumer. Sekali lagi permainan mereka membuat penonton terpana membeku selama 5 menit.
"Sekarang penampilan ketiga saya mau coba improvisasi lagi tapi pakai vokal. Kali ini saya panggilkan juri satu lagi yang jadi keyboardis grup musik The Groove buat main piano, Ali Akbar Sugiri," kata Deviana.
Ali yang masih duduk di bangku juri pun terlihat kaget begitu namanya dipanggil. Tak tahu akan 'ditodong' dengan lagu apa, dia yang memakai batik itu langsung saja duduk di bangku grand piano sambil menggaruk-garuk kepala.
"Kita coba bawa lagu 'All The Thing You Are' tapi pakai gaya salsa, kan biasanya lagu ini dimainkan gaya swing. So if you wanna move your hip, don't be shy just move it anyway," ucap peraih gelar guru besar dari Music Academy Basel Jazz Departement, Swiss ini.
Pada verse lagu itu, Deviana pun berimprovisasi dengan menirukan suara alat musik lewat vokal. Di tengah-tengah alunan indah itu kemudian dia meminta untuk ganti irama menjadi klasik.
Ali agak canggung di awal karena tak diberi tahu sebelumnya. Dia pun mencoba bermain irama klasik yang kemudian ditegur oleh Deviana.
"Bukan, bukan di mayor. Tetap saja main di minor. Coba-coba pakai D Minor," ucap Deviana lalu bernyanyi seriosa dengan lagu yang sama.
Sontak perubahan aransemen itu membuat penonton bertepuk tangan sangat meriah dengan ekspresi takjub. Tapi rupanya tidak cuma itu saja, Deviana kemudian duduk di sebelah Ali dan berkata untuk mengubah gaya permainan menjadi blues. Lagi-lagi itu membuat penonton kagum dan berakhir di menit ke delapan.
"Dari sini kita mau menunjukan soal musikalitas. Jadi main musik bukan semata-mata karena skill saja atau jago main arpeggio saja," ujar dia setelah memberi hormat ke penonton.
"Setelah ini kami akan buat acara lagi di Galeri Indonesia Kita, Grand Indonesia untuk peluncuran album. Dengan inilah salah satu upaya kita untuk mempopulerkan musik dan budaya Indonesia. Kita juga akan mengundang Pak Joko Widodo untuk hadir di acara tersebut," tutur Deviana usai acara.



sumber
-------------------
Bisa dengar lentingan pianonya
di post#17 oleh agan qulil12haqqo

Diubah oleh nandabaroes 07-09-2014 13:05
0
3.5K
Kutip
52
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan