- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Kisah Pilu Penyiksaan Bayi 14 Bulan di 'Day Care'


TS
User telah dihapus
Kisah Pilu Penyiksaan Bayi 14 Bulan di 'Day Care'
TEMPO.CO , Jakarta - Jumat pekan lalu, Lisa, 30 tahun, kaget bukan kepalang. Putra pertamanya yang baru berusia 14 bulan mengalami siksaan bertubi-tubi saat dititipkan di tempat penitipan anak bernama Highreach. Anak Lisa disiksa dengan ditimpa kasur busa, seluruh tubuhnya
ditutup selimut, dan digendong sambil
dipontang-panting.
Selepas jam makan siang, karyawan bagian
informasi dan teknologi PT Pertamina ini ingin sekali menengok anaknya di ruang penitipan yang terlentak di lantai dasar kawasan gedung Pertamina. Saat itu jam jenguk anak sebenarnya sudah lewat. Sekitar pukul 13.30 WIB, Lisa melihat buah hatinya sedang tidur di atas kasur. Ketika ingin menggendong anaknya, ia melihat warna merah kebiruan di pipi sebelah kanan anaknya. Karena curiga, Lisa langsung menanyakan kepada perawat berusia 23 tahun yangmengasuh anaknya. "Ini kenapa pipi Abang?" kata Lisa. "Itu tadi kena terpentok mainan kereta-keretaan, Bu," kata perawat tersebut, seperti ditirukan Lisa. (Baca: Aniaya Bayi, Ibu Laporkan 'Day Care' di Jakpus)
Tetap menyimpan curiga, Lisa segera keluar
ruang perawatan dan langsung menemui
petugas keamanan. Ia meminta petugas
menunjukkan rekaman kamera pengintai (CCTV) di ruang tersebut. "Saya syok dan nangis melihat rekaman itu. Saya enggak kuat," ujar Lisa saat ditemui Tempo di kantornya, Kamis, 4 September 2014.
Rekaman kamera menunjukkan anak Lisa
sempat ditimpa kasur oleh salah satu petugas
kebersihan. Saat tidur, sekujur tubuh bocah
malang ini juga ditutup selimut. Ketika bangun dan bermain ayunan, kaki anak Lisa diayun kencang sampai kepalanya terpentok dinding. Salah satu perawat juga tampak menggendong anak Lisa dengan sembarangan. Dua tangan anak Lisa dipegang dari atas, lalu tubuhnya dilempar ke kasur. "Dari jam delapan sampai sekitar jam satu siang ternyata drama penyiksaan berlangsung.
Saya minta security stop rekaman itu. Saya
enggak tega melihat anak saya disiksa," kata
perempuan berkaca mata ini sambil mengelus dadanya. Ia juga melihat anaknya hanya diberi susu dan makan sekali. "Padahal sudah saya bekalin banyak," ujarnya. (Baca: Negara Dinilai Gagal Atasi Masalah Anak)
Setelah melihat rekaman, Lisa segera melapor kepada suaminya, Agung. Mereka berdua kembali menanyakan kepada tiga perawat yang bertugas di Highreach. (Baca: Komnas Anak: Pemerintah Gagal Lindungi Anak) Ia meminta ketiga perawat yang bertugas mengakui perbuatannya. "Mereka diam, enggak ada yang jawab. Dari situ, saya pulang. Saya langsung lapor ke polisi," tuturnya. Kini, kasus ini sedang diusut tim Kepolisian Resor Metro Jakarta Pusat dengan nomor laporan 1172/K/IX/2014/Restro Jakarta Pusat.
Polisi telah memanggil sejumlah saksi dan
mengantongi nama terduga pelaku.
Hingga kini, Tempo belum bisa mengkonfirmasi kasus tersebut kepada juru bicara Highreach,Theresia. Saat didatangi ke kantornya, Theresia, melalui sambungan telepon, mengaku masih rapat.
http://m.tempo.co/read/news/2014/09/...an-di-Day-Care
sedih bgt nyari duit buat anak hanya untuk disiksa org laen
walau kisah anak disiksa babysitter dan prt itu banyak tp kisah anak disiksa ortunya sendiri jg ga kalah banyak
jadi tetaplah semua itu qodarullah dan ada hikmahnya
ditutup selimut, dan digendong sambil
dipontang-panting.
Selepas jam makan siang, karyawan bagian
informasi dan teknologi PT Pertamina ini ingin sekali menengok anaknya di ruang penitipan yang terlentak di lantai dasar kawasan gedung Pertamina. Saat itu jam jenguk anak sebenarnya sudah lewat. Sekitar pukul 13.30 WIB, Lisa melihat buah hatinya sedang tidur di atas kasur. Ketika ingin menggendong anaknya, ia melihat warna merah kebiruan di pipi sebelah kanan anaknya. Karena curiga, Lisa langsung menanyakan kepada perawat berusia 23 tahun yangmengasuh anaknya. "Ini kenapa pipi Abang?" kata Lisa. "Itu tadi kena terpentok mainan kereta-keretaan, Bu," kata perawat tersebut, seperti ditirukan Lisa. (Baca: Aniaya Bayi, Ibu Laporkan 'Day Care' di Jakpus)
Tetap menyimpan curiga, Lisa segera keluar
ruang perawatan dan langsung menemui
petugas keamanan. Ia meminta petugas
menunjukkan rekaman kamera pengintai (CCTV) di ruang tersebut. "Saya syok dan nangis melihat rekaman itu. Saya enggak kuat," ujar Lisa saat ditemui Tempo di kantornya, Kamis, 4 September 2014.
Rekaman kamera menunjukkan anak Lisa
sempat ditimpa kasur oleh salah satu petugas
kebersihan. Saat tidur, sekujur tubuh bocah
malang ini juga ditutup selimut. Ketika bangun dan bermain ayunan, kaki anak Lisa diayun kencang sampai kepalanya terpentok dinding. Salah satu perawat juga tampak menggendong anak Lisa dengan sembarangan. Dua tangan anak Lisa dipegang dari atas, lalu tubuhnya dilempar ke kasur. "Dari jam delapan sampai sekitar jam satu siang ternyata drama penyiksaan berlangsung.
Saya minta security stop rekaman itu. Saya
enggak tega melihat anak saya disiksa," kata
perempuan berkaca mata ini sambil mengelus dadanya. Ia juga melihat anaknya hanya diberi susu dan makan sekali. "Padahal sudah saya bekalin banyak," ujarnya. (Baca: Negara Dinilai Gagal Atasi Masalah Anak)
Setelah melihat rekaman, Lisa segera melapor kepada suaminya, Agung. Mereka berdua kembali menanyakan kepada tiga perawat yang bertugas di Highreach. (Baca: Komnas Anak: Pemerintah Gagal Lindungi Anak) Ia meminta ketiga perawat yang bertugas mengakui perbuatannya. "Mereka diam, enggak ada yang jawab. Dari situ, saya pulang. Saya langsung lapor ke polisi," tuturnya. Kini, kasus ini sedang diusut tim Kepolisian Resor Metro Jakarta Pusat dengan nomor laporan 1172/K/IX/2014/Restro Jakarta Pusat.
Polisi telah memanggil sejumlah saksi dan
mengantongi nama terduga pelaku.
Hingga kini, Tempo belum bisa mengkonfirmasi kasus tersebut kepada juru bicara Highreach,Theresia. Saat didatangi ke kantornya, Theresia, melalui sambungan telepon, mengaku masih rapat.
http://m.tempo.co/read/news/2014/09/...an-di-Day-Care
sedih bgt nyari duit buat anak hanya untuk disiksa org laen
walau kisah anak disiksa babysitter dan prt itu banyak tp kisah anak disiksa ortunya sendiri jg ga kalah banyak
jadi tetaplah semua itu qodarullah dan ada hikmahnya
Diubah oleh User telah dihapus 06-09-2014 17:53
0
5.3K
23


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan