Kasus Florence Sihombing yang menghina Kota Jogja sudah sedikit mereda, kini “Florence kedua” muncul di Kota Bandung. Kemal Septiandi @kemalsept hina Bandung dan Ridwal Kamil di Twitter. Kemal Septiandi melalui akun Twitter @kemalsept membuat banyak sekali tweet yang menghina Kota Bandung dengan sebutan kota pramuria. Kasusnya hampir sama dengan Florence Sihombing, awalnya maki-maki menghina kota tempat tinggalnya, lalu dikecam di sosial media, lalu tutup akun, dan akhirnya dilaporkan ke polisi. Kemal Septiandi akhirnya dilaporkan ke polisi oleh Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil. Tidak hanya menghina Kota Bandung, Kemal Septiandi juga menghina Ridwan Kamil secara pribadi.

Tweet-tweet hinaan tersebut membuat Riwan Kamil geram. Ridwan Kamil melaporkan pemilik akun @kemalsept yang dinilainya sudah melanggar Pasal 27 UU No. 11 Tahun 2008 tentang Internet dan Transaksi Elektronik (ITE). Pasal tersebut berbunyi “Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik yang memiliki muatan yang melanggar kesusilaan. Ancaman pidana pasal 45(1) KUHP. Pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). Diatur pula dalam KUHP pasal 282 mengenai kejahatan terhadap kesusilaan.”

Selain memberitahukan bahwa dirinya sudah melaporkan Kemal Septiandi ke kepolisian, Ridwan Kamil juga menampilkan capture tweet-tweet @kemalsept yang menjadi alasannya untuk melapor ke polisi. Belakangan diketahui Kemal Septiandi adalah mahasiswa Fakultas MIPA, Universitas Pendidikan Indonesia. Tindakan @kemalsept secara tidak langsung membuat kampusnya itu malu. Bahkan akun @InfoUPI mengomentari kasus Kemal Septiandi ini dan menyebutnya bukan mahasiswa berpendidikan. Akun resmi itu mewakili warga UPI tidak mengakui Kemal Septiandi sebagai keluarga besar mereka.

Sekilas Kemal Septiandi mengikuti jejak Florence Sihombing. Tapi sampai sekarang belum diketahui alasan Kemal Septiandi menulis tweet-tweet hinaan itu. Tampaknya kita masih harus menunggu pihak kepolisian memeriksa Kemal Septiandi dan menjelaskan alasannya memposting tweet-tweet kontroversial itu.

sumber 1

sumber 2